Malam ini, hampir sudah sejam kondisi lampu kamar dimatikan.. saya dan rayyan beradu
pandang remang-remang dalam kondisi gelap demikian. Kemudian mengajaknya
bercerita tentang kereta api, kupu-kupu dan cicak di dinding. Semua
dilalui dengan penuh gelak tawa.. Setelah dia habis tertawa geli, saya
mengajaknya membaca doa tidur sambil terus sounding "Rayyan udah besar,
boboknya gak boleh kayak dedek bayi lagi.. umi temenin dielus-elus ya
punggungnya". Entah rayyan mengerti atau tidak maksud perkataanku. Namun
saya terus berusaha untuk membuatnya tertidur sendiri. Ternyata rayyan
belum tidur juga lantas dia pura-pura batuk dan bilang "Mimik.. mimik". Saya
ambilkan air putih dan diminumnya dengan penuh kenikmatan, setelah itu
saya ajak kembali dia tidur. Saya elus-elus punggungnya dan dia mengangkat
bajunya kemudian menunjukkan dadanya memberi kode bahwa ia ingin dadanya
pun dielus-elus. Beberapa menit kemudian rayyan rewel, nampaknya ia sudah mulai 'sadar'.. kemudian ia menangis histeris namun saya tetap membuat suasana hening
sambil mengatakan "Tenang sayang.. umi di sini nemenin rayyan ya gak
usah takut". Sementara tangis rayyan mulai mereda kemudian ia
memiringkan badannya sambil memeluk guling. Kami tak lagi beradu
pandang... ia membalikkan badannya kemudian saya tetap mengelus2
punggung serta rambutnya. Lama kelamaan tak ada lagi suara.. hening,
sepi. dan ternyata rayyan berhasil tertidur sendiri tanpa 'ritual' yang
biasa dijalaninya.
Posting Komentar