"Tidak ada yang sempurna di dunia.. Jika begitu adanya, mengapa masih mengharap berlebih dari apa yang sudah diberi oleh-Nya? Sekalipun masalah yang menyapa, ia bukan masalah yang tak ada jalan keluarnya. Karena pada-Nya saja, kita mengharap dan meminta.."

Postingan Populer

Pengikut

Bulan Juli tahun ini rasanya ingin ku nobatkan sebagai bulan keberkahan. Mengapa?? Sebab pada bulan ini, banyak sekali saudara/i kita yg menggenapkan separuh agamanya. Bersyukur sekali tatkala mendapat undangan dari teman lama yg akan menikah pekan depan. Tanpa diduga-duga, undangan itu menghampiriku. Hm... takdir memang tak pernah terduga. Hanya sayangnya pekan-pekan ini sudah padat agenda sehingga tak bisa kupenuhi undangannya, hanya doa yg bisa ku kirim bagi siapapun yg sedang atau akan melangsungkan pernikahan. Semoga mampu mengarungi bahtera rumah tangga dengan bahagia dunia akhirat, amiin..

Berbicara tentang pernikahan tentu tak jauh dari kata 'cinta'. Rasanya sudah tak asing lagi ya kita mendengar kata itu. Hampir setiap orang, dari mulai anak kecil sampai yg sudah dewasa pasti faham betul dengan kata itu..

Ya... Cinta.
Cinta itu seperti nafas. Ia ada begitu saja tanpa kita inginkan. Bukankah aneh kalau kita berkata, ”Aku ingin bernafas untukmu saja”? Ketika yg kita cintai tidak ada, apakah kita mau berhenti bernafas?

Kalau kita berada dalam keadaan cinta, bukan jatuh cinta, maka cinta punya ketertiban atau inteligensinya sendiri. Cinta adalah kita sendiri, ketika diri kita berakhir dan kita adalah seperti energi yang memiliki gelombang radiasi. Cinta sejati yang mekar dalam seorang pribadi pasti memancar dan menjangkau orang lain di sekitarnya.

Hm... Cinta memang seperti nafas. Ia selalu berhembus setiap detik, menit bahkan jam... tanpa meminta bayaran sedikitpun. Sadarkah akan itu?? Layaknya nafas kita, ia berhembus teratur dengan frekuensi-frekuensi tertentu sehingga diri kita pun terbawa oleh frekuensi normal dan bisa menjalani kehidupan ini dengan baik.

Coba bayangkan, jikalau nafas kita terengah-engah karena habis berlari.. atau ketika kita memiliki penyakit seperti asma. Ahh, tentu nafas kita menjadi tak teratur, dibuatnya kita kelelahan atau bahkan kesakitan karena sesak nafas. Betul khan??

Cinta pun seperti itu... kita harus merasakan kehadiran cinta seperti nafas yg teratur, bukan nafas yg terengah-engah karena capek mengejar cinta, atau sesak nafas karena patah hati disebabkan oleh cinta.

Berjalanlah dengan teratur, sewajarnya tanpa tekanan atau paksaan. Nikmatilah cinta seperti saat kita menghirup udara segar di pagi hari. Biarkan nafas kita mengatur frekuensinya dengan normal.. Jangan paksakan hal-hal yg bisa memicu nafas kita menjadi terengah-engah atau bahkan sesak nafas.



Seperti nafas, cinta melingkupi kehidupan, memberi energi yg memompa jantung dunia sehingga hidup terus dinamis, bergerak menuju keadaan lebih baik.

Dengan bernafas, itu membuat kita hidup. Kita paham mengapa hidup tak mungkin bila kita tidak bernafas. Sekarang, bayangkan juga saat hidup kita tanpa cinta. Hidup jadi sesak, gerak-gerik terhambat, dan dunia menjadi suram. Cinta menyegarkan dan memungkinkan gerak yg lebih lincah. Hidup jadi supel dan kemungkinan-kemungkinan baru bisa lahir. Cinta membawa kebaruan karena ia meleluasakan. Seperti kita bernafas, udara yg masuk menghasilkan sel-sel baru dalam tubuh, cinta menghasilkan hal-hal baru dalam hidup.

Begitulah cinta, seperti kita sedang bernafas... Cinta pada siapapun, keluarga, kerabat.. atau bahkan pada Tuhan kita, membuat kita akan terus hidup, membuat kita semakin bersemangat dan meyakini bahwa hidup ini indah karena cinta. Sebab Alloh telah meniupkan perasaan cinta sebagai fitrah manusia. Dan bersyukurlah... bagi yg mampu merasakan cinta serta menjaganya agar tidak terengah-engah dan tidak pula sesak, seperti nafas yg selalu teratur yg penuh damai ^_^