"Tidak ada yang sempurna di dunia.. Jika begitu adanya, mengapa masih mengharap berlebih dari apa yang sudah diberi oleh-Nya? Sekalipun masalah yang menyapa, ia bukan masalah yang tak ada jalan keluarnya. Karena pada-Nya saja, kita mengharap dan meminta.."

Postingan Populer

Pengikut

Tak terasa esok merupakan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia. Hal ini mengingatkan kita akan pejuang-pejuang kemerdekaan yang telah memberikan sebuah kontribusi yang besar bagi bangsa Indonesia. Kita bisa mendapat inspirasi dari hari bersejarah esok, dimana kita mengulang kembali sejarah yang telah ditorehkan oleh para pengukir sejarah. Ya. Pengukir sejarah yang layak melekat pada kata ‘pahlawan’ berupa pengorbanan, prestasi yang lebih besar, serta ketulusan untuk mengaktualisasikan diri. Ketiga hal tersebut kita identikkan dengan Pemuda Indonesia saat ini.

Agak sulit kita mencari pahlawan Indonesia, namun bukan mustahil untuk mendapatkan jiwa – jiwa berkorban untuk berprestasi dan senang mengaktualisasi diri. Kita lah pengukir sejarah itu, kita lah yang bertanggung jawab untuk melestarikan kemerdekaan yang telah diperolah oleh para pejuang terdahulu. Tentu kita tahu saat ini Indonesia sedang membutuhkan terapi untuk memperbaiki kondisi disegala aspek kehidupan, dan sudah seharusnya itu dimulai dari para pengusung – pengusungya, para pemudanya untuk terus berupaya menjadi pahlawan Indonesia.

Hari ini faktanya, belum terlihat kemerdekaan dalam konteks yang sebenarnya. Disini saya berbicara tentang peran pemuda di dalamnya. Berapa banyak pemuda kita menjadi korban keganasan penjajah – penjajah jiwa, macam hedonism, seks bebas, narkoba, tren atau gaya kebarat – baratan, dan lain sebagainya. Jiwa – jiwa heroik itu telah berganti menjadi jiwa hedonis.

Lalu mengapa bisa seperti ini? Jika waktu itu adalah penjajah dengan peluru – peluru tajam dan meriam, dan mungkin hanya darah yang akan keluar, maka yang menjajah kita hari ini lebih berkelas, lebih jahat. Karena serangan utamanya adalah otak. Pemikiran – pemikiran bangsa kita sedang dijajah oleh mereka, dan sasaran utamanya adalah otak – otak para pemudanya. Dan yang lebih parah lagi kita (para pemuda) tidak sadar kalau sedang dijajah.

Awalnya mungkin sejarah terdahulu dipenuhi oleh para pengukir sejarah. Tapi lihatlah kini, Indonesia dipenuhi oleh para pengekor. Ya. Kapitalisme modern dalam bentuk tren gaya hidup hedonism telah melanda pemikiran kita, merasuk kedalam hati kita, tetapi kadang kita juga terjebak dan tidak memiliki kekuatan untuk melawannya. Dan pada akhirnya kita lebih senang mengekor gaya hidup bangsa lain. Sungguh memprihatinkan.

"Kulihat dan kuperhatikan Umat Islam seperti malam yang gelap gulita karena buta oleh cahaya dunia. Maka ku letakkan satu cahaya bintang dari ayat Al-Quran untuk dapat melihat bintang-bintang kebaikan dari ribuan cahaya bintang dari ayat Al-Quran lainnya. Yang memberikan cahaya indah mempesona jiwa dan akal budi dengan sinar lembut yang menenteramkan".

“….Negeri Indah, Indonesia
memanggil namamu, menyapa nuranimu
Negeri Indah, Indonesia
menanti hadirmu, rindukan karyamu….”

Kemerdekaan Indonesia bisa di lihat dari tulisan, analisa orang, cerita, bukti-bukti gedung dan sebagainya.
Maka hari esok, kita sebagai pemuda harus membuktikan bahwa kemerdekaan yang hakiki ketika kita bisa menjadi pribadi yang mandiri, tak mengekor pada yang lain melainkan menjadi pengukir sejarah itu sendiri.

Jangan pernah kita tidak mengukir di lembaran sejarah umat Islam dan bangsa Indonesia yang akan di bicarakan, di seminarkan, di perbincangkan, di teliti, ditelaah, di tuliskan sebagai orang yang mampu menciptakan sejarah keIslaman. Generasi muda harus berbuat terbaik dengan berjuang sesuai bidang keilmuan masing-masing. Karena pahitnya perjuangan dahulu harus kita imbangi dengan belajar sungguh-sungguh. Dan itulah harapan bagi pemuda masa kini.

:::Selamat HUT Kemerdekaan RI yang ke-65, JAYALAH SELALU!!!:::