"Tidak ada yang sempurna di dunia.. Jika begitu adanya, mengapa masih mengharap berlebih dari apa yang sudah diberi oleh-Nya? Sekalipun masalah yang menyapa, ia bukan masalah yang tak ada jalan keluarnya. Karena pada-Nya saja, kita mengharap dan meminta.."

Postingan Populer

Pengikut

Pagi ini terinspirasi dari perbincangan semalam dengan salah seorang saudara disana. Ya. Ada suatu hal unik yang aku rekam dari perbincangan kita. Dia mengatakan kalau aku memiliki dunia sendiri yang sulit di jamah olehnya. Sebenarnya bisa-bisa saja tapi setiap ingin mencoba masuk ke dalam duniaku, aku mencoba menjaga jarak dengannya. Hm, apa benar ya seperti itu???

Berbicara tentang duniaku, aku tak merasa membuka atau menutup diriku dari orang lain seolah terkesan kalau duniaku sulit dijamah. Kalaupun ada yang mengatakan hal itu kepadaku, berarti aku secara tak sadar melakukannya. Bukan berarti aku membeda-bedakan pergaulan dengan orang satu dan dengan lainnya. Sungguh tak ada maksud yang terlintas seperti itu. Namun, ya begitulah aku.

Aku ini memang aneh, ada banyak hal yang sulit dimengerti orang lain. Kadang aku juga merenungkan perkataan-perkataan orang terhadapku. Apa benar, aku seperti apa yang menjadi prasangka mereka???

But, inilah duniaku. Aku harus mengakui, bahwa aku memang memiliki dunia sendiri... Selama dunia ini masih positif, tentu akan ku pertahankan apa yang ada dalam duniaku. Dan aku sangat mencintai duniaku ini, dunia yang membuatku menjadi seperti sekarang entah itu di sukai ooleh orang lain atau tidak, no problem.

Mungkin sifat kerasku yang membuatku terkesan memiliki ego besar dan sulit di patahkan ego tersebut. Akan tetapi memang kita perlu untuk juga melayani diri sendiri. Hidup dengan senantiasa berfokus kepada orang lain adalah hidup yang tidak seimbang. Bukankah salah satu misi kita adalah memenuhi peran kita secara pribadi kepada diri sendiri? Hal ini dinamakan dengan Centrality, suatu sikap berfokus kepada apa yang kita inginkan dan bukan melayani apa yang diinginkan orang lain. Itu artinya, kadang kita perlu menutup telinga dari omongan-omongan orang lain terhadap kita yang belum tentu sepenuhnya benar.
 
Maybe, jadi diri sendiri itu lebih baik. Easy going aja. Untuk hidup seimbang, menjadi ‘egois’ ternyata juga penting. Siapa lagi yang harus bertanggungjawab memikirkan diri kita, kalau bukan kita sendiri?
Mengenal orang lain adalah bijaksana,
Mengenal diri sendiri adalah pencerahan.
-Lao Tsu-