"Tidak ada yang sempurna di dunia.. Jika begitu adanya, mengapa masih mengharap berlebih dari apa yang sudah diberi oleh-Nya? Sekalipun masalah yang menyapa, ia bukan masalah yang tak ada jalan keluarnya. Karena pada-Nya saja, kita mengharap dan meminta.."

Postingan Populer

Pengikut


Semoga kiranya dapat diambil pelajaran berharga... Bahwa pasangan yang sah jauh lebih halal untuk dicintai. Jangan sampai media sosial atau dunia kaya membuat kita lalai dari mengurus keluarga dan rumah tangga (kehidupan nyata). Sesibuk apapun suami bekerja, toh hasil yang didapat untuk istri dan anak juga. Maka... jangan mencari pelarian di luar sana. Kembalilah menjadi ibu yang baik bagi sang anak dan istri yang shalihah bagi sang suami.

***
Ketika pertama kali mengenal facebook, aku yang hanya bekerja di dalam rumah seakan mendapat hiburan baru. Suamiku pun turut senang, karena melihat diriku tidak bosan menjaga anak di rumah. Namun, sebulan mengenal facebook, aku menilai tidak ada kesan yang istimewa pada jaringan sosial ini. Maka kucoba untuk mengenal chat (ngobrol), dan mulai asyik menikmatinya. Apalagi banyak yang ingin berkenalan denganku. Baik itu laki-laki, maupun ibu-ibu seusiaku.

Menurut suamiku, wajahku ini memang ayu. Kulitku putih bersih. Saat ini usiaku sekitar 25 tahun. Aku memasang foto profil yang cukup menarik di Facebook. Mungkin ini yang membuat banyak orang yang tertarik untuk berkenalan lebih jauh denganku. Dari sekian banyak lelaki yang menyapa aku di facebook, ada beberapa lelaki yang mengaku tertarik kepadaku. Walaupun saat itu aku mengatakan bahwa aku sudah punya anak dan suami, sehingga mereka tidak pantas untuk menyukaiku. Awalnya aku bertekad untuk tidak tergoda dengan bujuk rayu sejumlah lelaki di facebook. Namun, setelah aku mengenal Andre semuanya berubah. Andre adalah seorang PNS yang mendapat beasiswa S2 tingkat akhir salah satu PTN, berasal dari Jawa Tengah. Wajahnya tampan setampan suamiku, cerdas dan kaya. Dari postingannya aku dapat menilai, ia lelaki yang sudah menikah ini sangat religious. Sungguh, Andre betul-betul mampu menggoyahkan imanku.

Bahasanya yang santun, dan caranya ia memerhatikanku di Facebook telah membuat hati ini luluh. Setiap hari kami ngobrol lewat facebook. Bahkan kami saling bertukar pikiran tentang rumah tangga kami masing-masing. Ya…boleh dibilang kami saling curhat-curhatan. Dari sinilah perasaan aneh muncul, baik aku maupun Andre . Akhirnya, Andre menyatakan sayangnya lewat chat dan ingin berjumpa denganku. Aku yang sejak awal sudah tertarik dengan Andre tak mampu menolaknya. Namun, aku masih malu-malu menyatakan suka kepadanya.

Setelah sekian bulan hanya chat di facebook, kami pun sepakat untuk bertemu. Kami kemudian melakukan pertemuan di salah satu restoran di dikawasan timur Jakarta. Saat itu Andre datang seorang diri, sementara aku membawa anak bungsuku. Walaupun, aku menyukainya, aku tak ingin pertemuan kami menimbulkan fitnah. Perasaanku deg-degan saat bertemu dengannya. Ia pun menyapaku dengan suara berat. Ada yang lain muncul di dalam hatiku. Di tempat itu, Andre pun kembali menyatakan ketertarikannya kepadaku. Akupun menyatakan hal yang sama. Pertemuan dengan Andre di restoran tersebut bukanlah hal yang terakhir. Sejak pertemuan itu, kami pun sering janjian untuk bertemu. Bahkan, kadang, aku bertemu dengan Andre seorang diri tanpa membawa anakku. Kebetulan di rumah aku memiliki seorang pembantu rumah tangga.

Rupanya, inilah awal dari keretakan rumah tanggaku dengan suamiku. Aku sudah mulai jarang di rumah tanpa sepengetahuan suami. Maklum, setiap hari suamiku bekerja mulai dari pagi hingga malam. Sementara, kadang aku selalu bertemu dengan Andre dari siang hingga sore. Andre telah membuka mataku tentang indahnya dunia ini.

Walaupun aku sering pergi keluar rumah, aku tetap sebagai istri melayani suamiku ketika ia baru pulang dari kantor. Termasuk mengurus pakaian dan makanannya saat ia akan ke kantor di pagi hari. Setelah jalan bareng dengan Andre selama dua bulan, jujur saja hatiku setiap hari berteriak. Aku tak rela mengkhianati suamiku yang sudah memberiku tiga orang anak. Apalagi ia begitu baik dan begitu memercayaiku. Ia pun sangat disenangi oleh keluargaku.

Aku ingin lepas dari kehidupan Andre yang harus kuakui telah memberi warna baru dalam hidupku. Ia pun mengaku tulus mencintaiku. Di depanku juga ia mengaku berdosa telah mengkhianati istrinya. Tapi, ia pun tak bisa meninggalkanku. Bulan berganti bulan, hubunganku dengan Andre akhirnya ketahuan juga oleh suamiku. Aku, ketahuan selingkuh setelah suamiku membaca SMS Andre yang berisi kata-kata mesra. Ia pun memaksa aku untuk mengaku.

Aku saat itu tak bisa berbuat apa-apa. Apalagi suamiku langsung menghubungi nomor ponsel Andre. Awalnya Andre membantah, dan mengatakan bahwa ia dan diriku hanya berteman. Namun, setelah diancam oleh suamiku, Andre mengakuinya dan meminta maaf. Namun, suamiku sudah terlanjur sakit. Ia pun langsung menceraikanku. Saat ini aku, dan suamiku masih dalam tahap perceraian.


Sungguh aku menyesal sekarang. Namun, dalam doaku setiap selesai shalat aku memohon maaf kepada Allah SWT, kepada suamiku, kepada anak-anakku dan kepada keluargaku karena aku telah menyia-nyiakan cinta mereka. Aku ikhlas menerima ini semua atas konsekuensi dari perbuatanku sendiri. Hanya saja aku masih tetap berharap untuk bisa kembali bersama dengan suamiku, dan akan aku buktikan untuk menjadi istri yang baik.