- Home »
- Cinta , Kehidupan Rumah Tangga , Motivasi , Pendidikan , Serba-serbi ~DLT , Tentang Rayyan , Wanita , Wara-Wiri »
- Korelasi ASI dan SKRIPSI
Alhamdulillaah, Segala Puji Bagi Allah SWT, yang pada akhirnya... bisa memberi kelapangan waktu untuk kembali bergelut dalam dunia penulisan.Ya, sudah lama rasanya tak meng-update tulisan di blog tercinta ini. Bukan karena alasan tak jelas atau karena kemalasan... namun, karena kesibukan yang tak henti-henti beberapa bulan terakhir ini.Menjadi ibu rumah tangga, lengkap dengan pernak-perniknya.. itulah aku. Inginnya bisa memuaskan kepentingan diri, apadaya ada prioritas lain yang harus diutamakan. Ya!! Mengurus keluarga dan rumah tangga merupakan prioritasku sebagai seorang istri dan ibu dari seorang putra.Setiap pagi, aktivitas rutinku adalah mengajak Rayyan bermain keluar rumah, menghirup udara segar kemudian berjemur di bawah matahari agar buah hatiku senantiasa sehat. Setelah itu, menyuapinya 3 sdm bubur instan, maklum Rayyan ini masih belum menyukai makan, ia masih saja ketergantungan dengan ASI, makanan rutin yang jauh lebih bergizi.Lantas.. judul tulisan ini adalah "Korelasi ASI dan SKRIPSI", apa maksudnya? Ya... karena selain kesibukan mengurus rumah tangga, anak, suami dan bermacam rupa... aku juga (masih) disibukkan oleh penyelesaian studi S1 ku di Universitas Negeri Jakarta. Tak ayal, dikejar deadline SHP (Seminar Hasil Penelitian) yang batas waktu pendaftarannya 30 April 2013 lalu, membuatku ketar-ketir, akankah aku bisa daftar seminar lantas dinyatakan lulus dan wisuda di bulan Oktober/November 2013 ini? Dan harapanku, semoga itu semua bisa terwujud, meski aku harus bolak-balik Bekasi-Setiabudi dengan waktu perjalanan 1,5 jam. Apatah lagi, buah hatiku harus dibawa sesekali, jikalau suami bisa mengantarku ke kampus. Inilah perjuangannya... seorang ibu harus menggendong dan menjaga keseimbangan dalam berkendara sepeda motor selama 1,5 jam demi menuntaskan studinya. Benar saja... memang Rayyan alhamdulillaah anak yang pintar, selama menempuh perjalanan sejauh itu, ia terlelap tidur sehingga tak rewel dibawa kemana-mana :DKenapa juga sih Rayyan harus ikut aku ke kampus? Ya, adakalanya... Rayyan bisa dititipkan pada neneknya dengan syarat sebelum aku berangkat ke kampus, Rayyan harus kenyang ngASI dan tertidur. Aku tak bisa memberinya ASIP, karena Rayyan sejak kecil tak terbiasa minum botol atau disendokkan. So, inilah perjuangannya... aku harus segera berangkat ke kampus dan pulang segera juga demi menyusui si buah hati. Lantas, kalau tidak ada neneknya, Rayyan harus ikut aku kemanapun perginya... Karena hampir 1-2 jam sekali ia pasti rewel dan minta nyusu. Sehingga setelah aku sampai kampus, sebelum aku bimbingan dengan dosen, aku menyusui Rayyan dulu di musholla kampus. Setelah ia merasa sudah cukup nyusunya... maka kutitipkan ia pada suami untuk diajak bermain, sementara aku menemui dosen pembimbingku. Alhamdulillaah sejauh ini, semua berjalan baik-baik saja... Antusias warga kampus yang melihat kehadiran seorang bayi lucu dan menggemaskan membuatku semakin yakin dengan keistiqomahanku memberi ASIX pada Rayyan. Karena ASI lah, Rayyan tumbuh sehat dan jarang terserang penyakit.
Inilah korelasinya,. antara ASI dan SKRIPSI. Karena untuk urusan keduanya ini, aku tak bisa memilih salah satunya. Keduanya harus seimbang kulakoni dengan semaksimal mungkin. Mengurus anak, adalah sebuah kewajiban.. dan menempuh pendidikan juga merupakan kewajiban. Maka, ini menjadi sebuah hal yang tak terpisahkan. Demi keduanya ini... usaha semaksimal mungkin kukerahkan. Letih, berat dalam menggendong Rayyan dan membawanya ke kampus menjadi penyemangat tersendiri dalam menempuh tujuan akhir dalam menyelesaikan studi. Harapanku semoga... Allah berikan kekuatan pada diri ini. Agar bisa menjadi seorang wanita yang dapat menjalankan peran dengan sebaik-baiknya. Insya Allah :)
Posting Komentar