Hatiku teriris tatkala melihat semuanya. Sepi, hening... Hanya air mata yang mengalir penuh deras. Mungkin aku tak bisa merasakan seperti dia.. Sebuah rasa yang pernah berkecamuk dalam jiwa. Ya. Setelah kehilangan semuanya, usai sudah.
Kematian telah mengajarkan arti dari sebuah kehidupan. Laksana barang pinjaman, suatu saat diri kita akan di ambil kembali oleh Sang Pemilik. Sudah tak berarti lagi penyesalan... Tak berharga lagi pangkat, harta, dan kekayaan. Semua lenyap seketika. Termasuk yang bernama 'Cinta'.
Mungkin hanya isu belaka, bahwa ada cinta sampai mati. Padahal, NOTHING!! Cam-kan... Semua tidak ada yang bisa dibawa selain amalan. Cinta, cinta dan cinta itu sudah tak berarti lagi. Yang ada hanya persiapan kita melakukan pertanggungjawaban atas amalan di dunia.
Omong kosong dengan cinta! Tidak ada cinta yang sejati, tidak ada cinta yang abadi... Semua hanya senda gurau belaka. Permainan yang mengecohkan dan manakala terjerumus berlebihan di dalamnya, bersiaplah menanggung murka dari-Nya.
Aku hanya ingin mengingatkan diri ini.. Sebatas itu. Aku tak ingin terjerumus dalam cinta yang penuh dengan kesia-siaan. Tak ada waktu untuk bermain dengan yang namanya cinta. Bagiku, cinta yang sesungguhnya adalah cinta yang diikat oleh tali pernikahan. Bukan cinta yang menumbuhkan dosa dan kesalahan lantaran bermain hati secara berlebihan.
Ya. Kematian sampai saat ini masih memberiku sebuah pelajaraan. Inilah sebuah cinta yang sejati, karena kematian akan membuatku bertemu dengan Sang Maha Cinta. Betapa hidup terlampau berharga untuk dilewati dengan hal yang sia-sia. Maka, tolong jangan ganggu aku lagi.... Biarkan aku mencerna makna dari sebuah kematian ini. Kematian yang mengajarkan cinta. Hingga aku benar-benar siap menyapanya nanti.
Posting Komentar