Ini totalitas.. kiranya aku bisa mengatakan seperti itu. Suamiku yang beru pulang kerja ba'da maghrib tadi kemudian mengajak main buah hati kami, sesekali ia menguap dan menyandarkan dirinya ke bantal di sisi dinding. Wajah lesu, letih dan lunglainya nampaklah sudah. Tak ada keraguan, bahwa suamiku benar-benar butuh beristirahat.
Lantas, sambil ia beristirahat sebentar, ia lupa bahwa menu makan malam belum ada. Akhirnya ia bergegas bangun dan bertanya; "mi, mau dibeliin apa buat makan malam nih?". Dengan wajah kuyunya sungguh aku tak tega, namun dia berusaha meyakinkan bahwa dirinya baik-baik saja. Anggaplah memang seperti itu adanya.
Kemudian, ia pergi membeli menu makan malam dan kembali sekitar 30 menit kemudian. Aku semakin yakin bahwa ia sunguh-sungguh lelah. Tapi tetap saja ia menyangkal dan mengatakan; "mi, abi ga apa-apa kok. nanti abi liqo ya, telat dikit ga apa-apalah, sekarang mau istirahat dulu."
Sambil memegang keningnya yang agak sedikit panas aku mulai bertanya; "bi, memang ga bisa ya ijin liqo dulu hari ini? kan abi besok pagi jam 5.30 harus berangkat kerja lagi.. pasti capek banget." Dengan suara yang terdengar lirih ia menjawab; "mi, yang seperti ini ga cuma abi doang. yang lain juga kok. tenang aja." maka kembali kumengajukan pertanyaan; "memang sampai sebegitunya ya bi? kalau nanti abi sakit, memang yang mau tanggung jawab siapa? emangnya malam ini apa sih yang mau dibahas, ga bisa ya ga ikutan dulu gitu?". Dan abi kembali menjawab sambil membaringkan tubuhnya di atas kasur; "masih banyak orang yang tidak beralasan untuk hadir liqo mi. selama ga ada udzur syar'i ya harus hadir. beginilah dakwah, mi.." Degg, tiba-tiba saja aku merasa harus menyudahi percakapanku malam ini dengan sang suami, setelah mendengar jawabannya tersebut, dan harus membiarkannya beristirahat sebentar agar nanti ketika liqo ia tidak terlalu lelah dan letih.
***
Ahh, malu rasanya diri ini yang belum memiliki tanggung jawab terhadap apa yang diamanahkan. Betapa beruntungnya aku memiliki suami seperti abi, yang begitu TOTALITAS terhadap amanah yang dipikulnya, apatah lagi ada janji yang dibai'atkan padanya. Maka sekiranya bisa kusimpulkan bahwa memang TOTALITAS itu tidak terBATAS, harus IKHLAS sekalipun tak terBALAS. yakinlah bahwa hanya Allah sebaik-baik pemberi balasan dari jerih payah yang kita lakukan atas nama tanggung jawab. Bi, sungguh aku belajar banyak darimu. Semoga Allah selalu melimpahkan keberkahan dan menaungi abi selalu. Aamiin..
Posting Komentar