Anyway.. entah mau menulis apa di malam yang telah larut ini. Sepi, sambil menunggu abi yang lagi liqo, kini aku hanya sedang menekan tombol keyboard berharap mendapat sesuatu yang bermakna dari hasil ketikan ini.
Yap.. tetanggaku yang kemarin meninggal..... seperti apa ya rasanya di alam kubur itu? Gelap, seorang diri, bertemankan sepi. ahh, entahlah apa aku sudah siap untuk mengalami hal seperti dirinya... lagi-lagi kematian membayangiku.
Ajal setiap manusia, ga ada yang tahu. Terakhir kali aku bertemu dengannya, ia mengenakan sarung dan peci berangkat menuju masjid. "Wah, ga seperti biasanya ya" gumamku saat itu. Dan ternyata, itu adalah pertanda terakhir kalinya aku melihatnya di dunia ini. Karena kini ia berada di dunia yang berbeda, yang belum pernah aku mencicipinya.
Siapapun yang meninggal, seringkali kita tak menyadari bahwa si mayit menjadi bahan perbincangan orang banyak. Ada saja celetukan tetangga, kerabat, saudara/i disaat hari berduka itu. Entah kalimat apa yang terlontarkan, baik atau buruk seperti itulah cerminan kita hidup di dunia. Betul khan?
Terkadang aku berpikir; kira-kira apa ya yang orang-orang omongin tentang aku saat kematian menjemputku? Apakah sebuah kalimat; "itu lho, deasy anaknya si ibu anu... anaknya sering kelihatan marah-marah dengan ibunya, suka teriak-teriak kalau lagi di rumah." atau kalimat "itu lho deasy yang jarang keluar rumah, gak pernah gaul sama tetangga. ga tau deh di dalam rumah kerjaannya ngapain aja." atau kalimat "itu lho, deasy yang sering hadir di mesjid kalau ada acara peringatan hari besar Islam. yang suaminya sering kumpul dengan bapak-bapak DKM Mesjid, yang kakaknya sering jadi MC, yang anaknya lucu, gendut dan menggemaskan" Ahh tentu saja aku berharap kalimat terakhir yang terlontarkan dari orang-orang yang mengenalku.
Sungguh benar...bahwa manusia mati meninggalkan bekas perbuatannya. Baikkah, burukkah? Semua menjadi bahan perbincangan yang tidak ada habisnya. Menjadi konsumsi publik, apatah lagi kalau perbuatan buruk yang seringkali kita lakukan saat ini, tentu akan menjadi aib yang kelak kan terbongkar. Na'udzubillah.
Well,.. berkaca pada kematian seseorang... memperingatkanku untuk terus belajar memperbaiki diri lagi, tak bosan untuk terus memohon pada Allah agar aibku tertutup rapi dan tak terbuka dalam ruang umum serta menjadi konsumsi publik. Semoga, insya Allah.. aamiin, aamiin.
Posting Komentar