Yakinlah, ada sumber energi dahsyat yang
selalu membuat para lelaki sejati mengisi hidup mereka dengan semangat
menggelora. Sumber energi itu adalah para wanita yang menjadi istri mereka.
Karena istri adalah penawar dahaga di saat tubuh lelah berjelaga. Saat diri buntu
menghadapi kilah dan ulah dunia, istrilah yang menjadi jalan keluarnya. Saat
memandang wajah cantiknya, menghirup aroma legitnya, mendengar merdu suaranya,
semangat yang meredup spontan berdegup.
Ada kenikmatan yang lebih bersifat indrawi
ketimbang maknawi dalam hubungan suami dan istri. Kenikmatan yang hanya bisa
dirasakan oleh mereka yang telah menautkan cintanya dalam ikatan suci sebuah
pernikahan. Kenikmatan yang bersumber dari mengalirnya gejolak syahwat di
saluran yang tepat. Kenikmatan yang hanya bisa lahir dari percintaan yang halal
nan berpahala. Kenikmatan yang menenangkan.
Menjadi istri peradaban… Maka ditempatkanlah
tugasnya sesuai porsinya masing-masing. Tak hanya cerdik dan lihai dalam
mengurus rumah tangga, namun ia juga merupakan sumber vitalitas yang memberikan
para lelaki gairah untuk bekerja dan berkarya. Itulah sebabnya Islam mengatur
penyaluran yang tepat antara seorang laki-laki dengan wanita agar dapat memberikan
efek produktivitas bagi kehidupan manusia. Saluran itu adalah menikah. Ketika
pintu-pintu yang awalnya diharamkan menjadi halal, ketika itulah segenap emosi
dan potensi manusia menjadi terarah. Seorang lelaki sejati adalah mereka yang
meredakan gejolak emosinya saat menemui wanita mereka. Semua kelelahan jiwa
raga, keletihan ragawi dan hati akan luluh meluruh ketika tangan kasar mereka
disentuh kulit lembut istri mereka, saat aroma kecut mereka terhapus dengan
wewangian dari tubuh istri mereka, ketika raga mereka berpadu dalam cinta suci
nan kudus itu.
Teringat akan nasihat indah oleh Sayyid
Muhammad Al Baqir ini; “Wanita yang terbaik di antara kamu ialah yang membuang
perisai malu ketika ia menanggalkan baju untuk suaminya, dan yang memasang
kembali perisai malunya ketika ia berpakaian lagi.”
Maka, peradaban dimulai dari awal berumah
tangga….
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai
Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan. (QS. At-Tahriim: 6)
Ketika dua insan yang bersatu dan
mengikrarkan diri dalam suatu komunitas kecil yang bernama rumah tangga atas
nama Allah, maka keluaran dari pribadi-pribadi tersebut berupa output yang
terbaik. Perbaikan peradaban ini akan dimulai dari keluarga, dimulai dari
menata "batu bata” rumah tangga agar menjadi pondasi yang kuat guna
mendukung rumah peradaban Islam yang diimpikan oleh setiap muslim.
Allah berfirman :Kamu adalah umat yang
terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan
mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab
beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS. Ali-Imran :
110).
Umat Islam telah dijanjikan Allah sebagai
umat yang terbaik di mata umat lain. Tetapi tidak hanya berhenti sampai kadar
keislaman saja, melainkan menjadi muslim yang produktif, muslim yang aktif,
muslim yang dinamis, dan yang senantiasa beramal nyata membangun peradaban ini.
Maka, salah satu konsep dan ukuran nyata bagi
setiap muslim adalah ketika mereka membangun batu bata peradaban itu dengan
sukses termasuk di dalamnya adalah melahirkan dan mendidik generasi penerus
yang siap menjadi generasi Islam terbaik.
Istri peradaban… mengawalinya dengan proses
membina keluarga yang terbaik dan syar’I, bukan keluarga yang “asal jadi”. Bukan
pula keluarga yang tanpa visi dan misi, bukan keluarga yang gampang mengikuti
jaman, dan bukan juga keluarga “tidak terbina”. Keluarga yang dibangun adalah
keluarga yang produktif, keluarga dengan visi dan misi jelas, serta keluarga
yang senantiasa bergerak menuju keridhaan Allah.
Semoga.. kita semua yang mengaku sebagai wanita, kelak bisa menjadi istri peradaban. Aamiin
Posting Komentar