Seorang bocah laki-laki yang berusia 6 tahun. Sebutlah ia Viktor. Nama yang agak terdengar aneh namun begitulah nama pemberian dari kedua orang tuanya. Hobinya belajar ngaji di rumah salah satu tetangganya. Hampir tiap siang dan malam ia mengunjungi rumah tetangganya tersebut untuk bisa belajar huruf hijaiyah.
Selain hobinya yang mengaji, ia juga senang berjalan kaki main ke rumah tetangganya yang lain, ia paling senang kalau 'nimbrung'. Misalkan ada tetangganya yang sedang mencuci baju di depan rumah, ia akan menghampiri dan berkata; "Itu lagi nyuci apa? Kok banyak banget? Gak capek ya? Mesinnya bunyi sendiri ya?" dan sederet pertanyaan kritis lainnya.
Sepertinya tak ada yang aneh mungkin... Namun dengan kesibukan kedua orang tuanya, membuat Viktor bermain sendiri, dan tak ada rasa sungkan sama sekali ketika bertemu dengan tetangganya baik yang ia kenal atau tidak.
Suatu saat, ia mengunjungi tetangganya yang sedang kedatangan tamu. Hal itu terlihat dari pintu pagar tetangganya yang terbuka, dan lampu ruang tamu yang menyala. Tanpa ragu, ia masuk dan berkata "Assalamu'alaikum". Orang rumah pun terkejut dan menjawab; "Wa'alaikumsalam, eh Viktor ada apa sayang... ayo masuk". Sepertinya kehadiran Viktor sudah biasa di rumah tersebut, hingga pemilik rumah tetap membiarkan ia masuk meski sedang dikunjungi tamu.
Tanpa babibu.. Viktor segera menghampiri meja yang di atasnya terdapat beberapa kue coklat. Ia pun bertanya; "Ini kue apa? Enak gak? Kok bentuknya begini?" (lagi-lagi) dengan segudang pertanyaannya. Kemudian sang pemilik rumah mempersilakan Viktor mencoba kuenya lantas Viktor mencomot kue yang dirasa lucu bentuknya oleh dia. "Bismillahirrahmanirrahiim", begitulah kalimat pertama yang diucapnya sebelum memakan kue pilihannya.
Kemudian tamu dari si pemilik rumah sontak terkaget, dan bertanya... "Kamu kelas berapa nak? Kok pintar sekali.. Sekolahnya dimana?" lalu sambil mengunyah kue, Viktor menjawab sekenanya "Masih TK, sekolahnya di Ananda".
Sang tamu tahu, notabene sekolah Ananda adalah sekolah yang berkualitas... Dan berbiaya mahal tentunya. Tapi yang lebih kagetnya lagi, mengapa Viktor bisa sekolah disana? Padahal sekolah tersebut adalah sekolah bagi pemeluk agama Budha.
Ya... Jangan kaget, dialah Viktor, bocah keturunan cina dengan bentuk mata sipit dan kulit putih itu ternyata beragama Budha.
Dialah yang memutuskan untuk berlajar mengaji di rumah tetangganya, dialah yang selalu membiasakan mengucap "Assalamu'alaikum' ketika memasuki rumah dan "Bismillahirrahmanirrahiim' ketika hendak memakan sesuatu.
Siapa yang mengajarinya? Pertanyaan itu sering ditanyakan padanya. Namun jawabannya cuma satu, dan selalu itu "Aku diajarin sama bapak-bapak yang ada di mesjid". Ya... dan karena Viktor juga rajin ke mesjid untuk melihat pemeluk agama Islam sedang mendirikan shalat.
Apa orang tuanya tidak marah? (mungkin) Tidak.
Karena mereka hampir acuh tak acuh dengan anaknya itu... Dan pintarnya Viktor, kebiasaan yang dilakukannya tersebut tak pernah diketahui oleh kedua orang tuanya.
Wah subhanallah... Viktor sungguh menginspirasi. Dia saja yang beragama Budha bisa membiasakan diri dengan perilaku Islami. Lalu, bagaimana dengan kita?
Posting Komentar