"Tidak ada yang sempurna di dunia.. Jika begitu adanya, mengapa masih mengharap berlebih dari apa yang sudah diberi oleh-Nya? Sekalipun masalah yang menyapa, ia bukan masalah yang tak ada jalan keluarnya. Karena pada-Nya saja, kita mengharap dan meminta.."

Postingan Populer

Pengikut

Kenalkan, namaku Deasy Lyna Tsuraya. Terlahir dari keluarga sederhana dan tak terlalu paham agama. Sampai pada suatu hari, tepatnya saat aku menginjak bangku SMA. Saat itulah perang batin menghiasi hari-hariku… Ada banyak pertanyaan yang berkecamuk dalam pikiran, membuatku ingin menumpahruahkan segalanya, namun pada siapa harus kupertanyakan kegelisahan ini??? Entah mengapa kegelisahan ini sering terjadi dan tak paham maksud dari semua ini.
Mungkin beginilah yang terjadi dalam kehidupan kebanyakan manusia yang menjalani proses perjalanan kehidupannya di dunia. Aku dan mungkin banyak di antara kita yang tidak mengetahui kemana tujuan yang hakiki dari akhir perjalanan kehidupan, kemudian tidak sedikit di antara kita pula yang juga tidak mengetahui jalan mana yang harus ditempuh agar kita semua selamat sampai ke tujuan, selain itu,  juga tidak tahu aturan-aturan yang harus digunakan dalam menempuh jalan tersebut, atau katakanlah kita tahu bahwa ada peraturan yang dapat mengantarkan kita ke jalan keselamatan, tetapi kita tidak dapat memahami bagaimana menggunakan peraturan itu dengan benar. Sama halnya aku, hanya mengetahui bahwa hidup hanyalah untuk hari itu saja. Padahal, hakikat dari setiap perjalanan manusia dalam kehidupan ini adalah menuju satu kehidupan yang tiada berakhir, yaitu kehidupan akhirat.
            Sampailah suatu saat pada kesempatan yang mengubah hidupku. Kehidupanku yang menjadi lebih terarah, dan berorientasi kedepannya. Saat berkumpul dengan sebuah kelompok kecil yang penuh dengan indahnya keakraban. Aku pun bertanya-tanya “Apa tujuan hidupku bisa tercapai dengan bergabung bersama kelompok ini??? Apa seluruh pertanyaan yang berkecamuk di dalam pikiran ini dapat menemukan jawabnya???”
            Maka, kucoba cari jawaban dari setiap pertanyaanku dengan rutin bergabung bersama kelompok yang terdiri dari sekitar 6-8 orang ini dalam membahas satu demi satu materi keislaman yang cukup mendalam. Sederhana saja... Orientasi dari keikutsertaan aku ini berpusat pada hasanah fid-dun-ya dan hasanah fil-akhiroh. Aku ingin bisa menggenggam dunia dengan tanganku, bukan di hatiku, karena berharap dengan bergabung dalam sebuah kelompok yang dinamakan halaqah ini, hatiku terpenuhi dengan ilmu akhirat.
Setiap episode kehidupan... Begitu banyak takdir yang tertuliskan. Karena sejatinya, hidup ini memang tak lebih dari lembar demi lembar ujian. Hingga Allah berfirman, "Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan." (QS. Al-Baqarah : 155).
Semua orang adalah ujian bagi sesamanya. "Dan Kami jadikan sebagian kalian ujian bagi sebagian yang lain."
            Ujian pun dimulai, saat banyak pemikiran-pemikiran baru menyerang pikiranku saat itu. Gelisah dan semakin tak menentu dalam menentukan jalan hidup yang kupilih, selalu ada perekrutan disana-sini, sehingga timbulah pertanyaan baru “Mana jama’ah yang harus kupilih? Yang bisa membuatku menemukan jawaban dari setiap pertanyaan-pertanyaanku???”
Ada sebuah syair dari Ibnul Qoyyim yang sangat menyentuh hatiku, "Adakah orang yang sampai pada kedudukan yang terpuji, atau akhir yang utama? Kecuali setelah ia melewati jembatan ujian. Demikian kedudukan tinggi jika engkau ingin mencapainya. Naiklah kesana dengan melewati jembatan kelelahan."
Inilah bentuk cinta dariNya, aku harus lebih berjuang dalam mencari-cari mana kelompok yang terbaik untuk aku bergabung di dalamnya. Dan ternyata, tak lama setelah pencarian kebenaran tersebut, cukup dengan kata “Kun fayakun”, jadilah maka terjadilah. Allah memberi petunjuk untukku dalam menentukan pilihan melalui seorang kawan lama yang mengajakku menghadiri sebuah majelis ta’lim dan ketika itulah aku mulai mantap dan yakin dengan pilihanku. Yaitu ikut kembali bergabung dengan kelompok yang dinamakan halaqah.
Hingga dalam doa-doa malamku sering terngiang-ngiang bait kalimat yang sangat menyentuh jiwa,
Saling menolong dan menguatkan.
Saling mengingatkan dalam keimanan.
Kita tak pernah sendiri,
Ada Allah yang selalu menemani..
Kita tak perlu bersedih hati.
Sebab hikmahnya terbentang nanti..
Bersyukur...
Untuk nikmatnya tak pernah terukur.
Bersabar...
Meski kekuatan pun seakan pudar.
Bersabar itu indah..
Ketika kita paham akan hikmah..
Ikhlas itu tak mudah..
Namun ada masanya kita harus berpasrah..
Ya. Dalam pencarian jati diri keimananku tersebut… Bersabar dan ikhlas, memang bukan berarti tidak berbuat apa-apa, karena Allah memerintahkan kepada manusia untuk selalu berusaha semaksimal mungkin. Bersabar pun tak mengenal kata batas akhir, karena ia akan selalu ada sampai nyawa terenggut dari raga kita.
Inilah kesempatan berharga bagiku… Mengutip dari Paulo Coelho, "Saat seseorang benar-benar menginginkan sesuatu, segenap alam semesta akan membantu orang itu untuk mewujudkan mimpinya".
Ternyata cukup hanya butuh keberanian dalam memilih jalan, dan keberanian mengambil resiko untuk mengembangkan diri menuju jalan keimanan yang lebih baik. IN THE MIDDLE OF DIFFICULLTY LIES OPPORTUNITIES. Di dalam setiap kesulitan terdapat kesempatan. Walaupun jalan yang terjal, tajam dan berliku tetap kucoba tempuh untuk mencari kebenaran serta menemukan cahaya menuju keabadian yang hakiki. Rasa sakit serta rindu dan cinta akan ketentraman jiwa yang begitu dasyat dan hebat begitu saja membuncah melukiskan kerinduan di relung hati yang paling dalam, berharap Allah selalu memberi setitik cahaya keimanan didalam palung hati yang terdalam.
Hanya buliran serta linangan air mata yang baru kupersembahkan kepada Sang Pemilik Jiwa demi meraih kecintaanNya, mengingat bergeimang dosa yang pernah terlukiskan di kanvas kehidupanku. Memohon dengan menemukan jalan bergabung bersama kelompok yang Allah ridhai ini, aku bisa menjadi pribadi yang jauh lebih baik kedepannya. Dan kan ku genggam hidayah ini erat-erat selamanya. Alhamdulillah.