"Tidak ada yang sempurna di dunia.. Jika begitu adanya, mengapa masih mengharap berlebih dari apa yang sudah diberi oleh-Nya? Sekalipun masalah yang menyapa, ia bukan masalah yang tak ada jalan keluarnya. Karena pada-Nya saja, kita mengharap dan meminta.."

Postingan Populer

Pengikut

Malam ini sepertinya ingin sedikit mencurahkan isi hati serta pikiran yang membelenggu jiwa. Mumpung anak lanangku sudah tidur lelap, dan suami masih berkumpul dalam lingkaran pengajiannya. Saya, sudah gatel ingin menulis ini. Lebih tepatnya ingin berbagi suka duka yang saya rasakan selama ini. Heuheu :D

Bekerja jadi editor.. Saya mencoba menikmatinya. Qadarullahnya, passion saya memang berkecimpung di bidang kepenulisan. Jadi, udah gak aneh baca tulisan atau lihat artikel di laptop yang berhalaman-halaman. Saya menerima pekerjaan ini, karena memang saya menyukai latar belakangnya dan selain itu juga saya bisa bekerja namun tetap berada di rumah. Puji syukur alhamdulillah, saya mendapat kesempatan untuk terus mengasah bakat serta kemampuan menulis. Karena meski saya hanya bertugas mengedit, tapi saya harus banyak belajar untuk mengetahui dasar-dasar kebahasaan seperti EYD, penggunaan kata baku-tidak baku dan atau sesuai dengan KBBI atau tidak. Ya begitulah.. dengan memperoleh pekerjaan yang seperti ini, saya sangat syukuri tentunya terlebih karena saya masih tetap bisa mengurus anak serta suami di rumah :)

Namun, kegalauan itu muncul... Kalau saya lagi kurang enak badan atau anak sedang rewel-rewelnya. Sudah pasti kerjaan terbengkalai. Karena bekerja dari rumah sebagai IRT itu agak sulit mengatur waktunya dengan pekerjaan saya sebagai editor. Contohnya saja, jam kerja saya adalah dari pkl 8 pagi sampai pkl 4 sore. Dalam rentang waktu sekian itu, saya harus bisa menyelesaikan pengeditan naskah sebanyak 10 konten. Dan ternyata setiap kali saya sudah berada di depan laptop... anak saya, Rayyan tetiba minta disetelkan video Thomas and Friends, kontan saya tidak bisa menolak dan mengalah. Pun akhirnya urung mengedit satu naskah lantaran laptopnya dipakai anak menonton video.. Sedangkan jika menunggu Rayyan tidur siang, ehh saya pun sudah lelah karena selama Rayyan menonton video di laptop saya bisa menyelesaikan pekerjaan RT seperti nyuci piring, menyetrika baju, nyapu ngepel dan lain sebagainya jadi kalau sudah ngelonin Rayyan tidur siang, mau tidak mau saya ikut tidak sadarkan diri, Haha.

Nah, adakalanya saya pintar mencari waktu untuk bisa menyelesaikan editan naskah. Terkadang, ketika Rayyan sudah tidur siang, saya memaksakan diri untuk membuka mata lebar-lebar sambil dikasih candu minuman berkafein alias kopi. Alhasil beberapa kali terapi seperti ini dilakukan, saya langsung bisa mengedit naskah hingga 5 naskah sekali jadi. Ini tentu sebuah keberhasilan yang perlu diapresiasi. Lantas bagaimana mengapresiasinya? Biasanya setelah saya ngedit naskah sebanyak 5 konten itu dalam satu waktu, saya langsung merebahkan diri di kasur dan bablas tertidur hingga 3-4 jam. Tetiba bangun tidur sudah ada Rayyan yang sedang asyik main sendiri, haha.

Selama bekerja sebagai IRT, asli saya ga pernah dituntut apa-apa sama suami atau anak. Saya kerja semau saya sendiri. Kalau lagi semangat, seharian saya bisa mengerjakan 3-4 pekerjaan RT seperti pagi-pagi mencuci baju kemudian menjemurnya setelah itu mencuci piring kemudian menyapu dan mengepel lantai.. Semuanya bisa saya kerjakan dengan penuh semangat. Namun, kalau saya sedang lelah dan lagi moody, bisa-bisa semua pekerjaan RT menumpuk dan rumah rasanya kotor sekali. Ihikz.. Inilah seharusnya ada ART yang bisa membantu menangani hal macam gini namun sayang amat malang, nyari ART begitu sulit di jaman serba canggih seperti ini. Sekalinya dapet, udah paruh baya, kakinya sulit berjalan jauh karena ada reumatik. Jaman padahal udah canggih, tapi ART ini masih aja ngandelin kaki untuk kesana kemari #pilihan.

Nah balik lagi ke cerita saya sebagai editor. Jujur juga nih, adakalanya saya merasa kerepotan sekali ketika sudah lapang berada di depan laptop lantas ketika mau menyambungkan koneksi ke internet ternyata jaringannya error atau website sedang dalam perbaikan. Alamat gagal total lagi saya mengedit dan mengupload naskah padahal saat itu Rayyan sudah tidur lelap atau sedang asyik menonton film kartun. Nah, kalau sudah begitu... target yang semestinya tercapai sebanyak 10 naskah mau tidak mau hanya bisa terupload kurang lebih 5-7 naskah saja. Itu pun kadang saya mencari naskah yang isinya hanya 1-2 halaman saja dan atau saya utamakan yang mengirim naskah berupa syair atau puisi karena gampang diedit hehe.

Kalau soal sah atau tidak sahnya naskah yang saya upload sebenarnya sudah ada panduan dari redaktur, tapi mau bagaimana lagi. Saya curhat pun dan mengeluhkan kondisi saya, entah dimaklumi atau tidak. Mungkin maunya tahu beres saja. Makanya, beberapa kali saya melakukan aksi yang seperti itu, yang terpenting saya mengedit dan mengupload naskah sesuai target yang ditentukan.

Namanya jadi ibu rumah tangga. Saya gak bisa dikasih jam kerja. Karena saya bekerja sesuai kondisi dan situasi. Nah yang begini ini, ketika Rayyan lagi rewel sementara saya juga harus tetap menyelesaikan pekerjaan rumah tangga terus saya juga harus ngedit dan ngupload, rasanya saya seperti dikejar-kejar apalagi ketika lihat jam di dinding yang sudah menunjukkan batas akhir penguploadan yaitu pkl 4 sore. Alhasil saya bersegera membuka file naskah dan mulai mengedit, nah yang saya gak sangka-sangka ternyata naskah pertama yang saya edit itu berjumlah 6 halaman. Kemudian saya cek naskah kedua ternyata isinya cerpen dan lebih panjang lagi karena berjumlah 10 halaman WOW dan yang ketiga saya membuka naskah ternyata isinya hanya 4 halaman namun isinya berupa tafsir ayat suci Al-Quran. Asli kalau yang begini, saya udah pasti nyerah. Maksudnya nyerah untuk gak edit 3 naskah itu? Bukan... saya gak nyerah ngedit 3 naskah itu tapi saya nyerah ngedit naskah-naskah berikutnya. Makanya cuma bisa ngedit maksimal 5 naskah kalau mengalami hal semacam ini. Akhirnya gak sesuai target kan, dan cuma bisa bergumam dalam hati.. "pasrah deh mau digaji berapa nih akhir bulan?" Heuheu..

Udah gitu.. dukanya lagi jadi editor, asli ini mah saya jujur aja. Ada beberapa penulis yang tetiba mengajak saya berteman di dunia maya atau menghubungi saya via email, cuma gegara minta diedit kembali naskah yang sudah saya publish ke media lantaran ada yang perlu diperbaiki atau ada yang perlu ditambahkan. Nah.. ini yang membuat saya makin tambah stress. Karena ketika saya sudah tutup laptop dan mengakhiri jam kerja saya, lantas membaca email atau pesan FB di Hp minta diedit tulisan mereka yang telah dipublish, maka mohon maaf saya keluarkan kalimat "lain kali, tolong diperiksa dulu tulisannya sebelum dikirim ke email redaksi ya". Bukan apa-apa, gak mungkin saya buka laptop lagi, nunggu terkoneksi lagi dan belum lagi baru mau ngedit ehh anakku udah rewel minta ditemenin main kuda-kudaan. Alhasil permintaan mereka para penulis baru bisa saya kabulkan keesokan harinya. Maaf ya... Tolong ngertiin saya juga.

Ya begitulah... keluhan saya malam ini. Pada intinya sih, saya berharap untuk bisa bertahan dengan pekerjaan ini. Karena mendapat pekerjaan seperti ini gak mudah. Saya termasuk yang beruntung bisa bekerja hanya dari rumah. Tapi, namanya mau dapat sesuatu, maka harus ada yang dikorbankan. Ya, ngorbanin waktu-waktu kebersamaan dengan si kecil tentunya. Kami memang selalu bersama, tapi jika duduk bersebelahan dan saya sibuk di depan laptop sementara anak saya sibuk nonton film kartun, usai itu saya merasa amat menyesal mengapa saya tidak bisa mendampinginya dan mengajaknya mengobrol ketika ia sedang menonton film kartun. Padahal banyak pelajaran yang bisa saya sampaikan ke anak saya ketika menonton film kartun tersebut. Maafkan ya nak..

Oleh karena itu, balas dendam saya atas waktu yang berkurang dalam mendampingi anak saya adalah ketika weekend sabtu-minggu. Saya selalu mengusahakan untuk bisa kami berpergian bersama, dan mengajak anak saya bermain di arena bermain atau sekadar mengajaknya berlarian di lapangan. Bagi saya, semoga itu bisa menebus waktu kebersamaan efektif kami di rumah sekalipun kami selalu bersama.

Pada akhirnya, semoga ALLAH memudahkan saya menjadi editor yang baik dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas. Semoga Allah juga memberikan kekuatan fisik, pikiran serta ruhani untuk terus menjalani peran sebagi istri, ibu dan membantu suami dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga kami. Semoga (lagi) Allah jadikan saya IRT yang tangguh dengan tidak lupa juga dalam pemenuhan hak-hak tubuh diri sendiri. Bismillah.. semoga kerja keras saya semuanya berkah. Insya Allah :)