"Tidak ada yang sempurna di dunia.. Jika begitu adanya, mengapa masih mengharap berlebih dari apa yang sudah diberi oleh-Nya? Sekalipun masalah yang menyapa, ia bukan masalah yang tak ada jalan keluarnya. Karena pada-Nya saja, kita mengharap dan meminta.."

Postingan Populer

Pengikut

Malam ini, saya menangis sejadi-jadinya. Saya sangat merasa bersalah terhadap anak sendiri, Rayyan. Saya baru menyadari kesalahan saya ketika rayyan menjelang mau tidurnya, ia tidak rewel dan tidak meminta saya tuk ngelonin dia. Ketika dia amat cuek, saya pun berkata "ehh, Rayyan kok mau bobok ga bilang sama ummi. Tapi jangan bobok dulu nak, sebentar lagi abi pulang bawa roti bakar lho. Katanya tadi Rayyan laper?" Namun sepertinya usahaku sia-sia. Rayyan mulai membalikkan badan dan memeluk guling lantas memejamkan mata. Sampailah pada akhirnya saya baru menyadari, apakah ini sebuah kebahagiaan karena Rayyan berhasil tidur tanpa melakukan ritual seperti biasanya ataukah ini sebuah kesalahan karena saya kurang mengajaknya bermain sehingga tau-tau ia sudah mau tidur saja? Entahlah...

Tapi yang pasti, setelah Rayyan tertidur.. Tetiba saja air mata mengalir begitu derasnya. Ya! Karena saya amat menyesal. Bayangan-bayangan aktivitas saya dan Rayyan sebelum tidur kembali muncul. Ya, Rayyan yang sedari tadi mengajak saya bermain kuda-kudaan, kemudian Rayyan mengajak saya untuk memangku dirinya kemudian berguling-guling di atas kasur dan mencium-cium saya sementara saya asik memegang HP, ya karena saya sedang ada diskusi di grup WA bersama para ibu rumah tangga sehingga beberapa kali saya mengabaikan Rayyan yang berusaha mengajak saya bermain dan bercanda tawa. Sungguh, saya baru menyadari bahwa quality time antara kami malam ini GAGAL. Saya yang bersalah, karena pendeknya malam ini dilalui begitu saja dengan Rayyan yang nonton video Thomas di laptop saya kemudian ia berguling-guling di kasur dan menidih tubuh saya namun semuanya itu tanpa saya dampingi. Memang saya saat itu berada di sebelahnya juga, namun keberadan saya nampaknya tak berarti apa-apa karena toh Rayyan tetap asyik main sendiri. Dari sini saya sangat paham, bahwa ini sebuah teguran... sepele tapi membuat saya sedih. Karena Allah gerakkan rayyan untuk tidak minta dikelonin saat mau tidur, ia pun tidak berusaha mengajak saya untuk tidur yaa mungkin itu, karena ia sudah mencoba mengajak bermain umminya dan tidak diperdulikan maka ia juga kapok untuk mengajak saya tidur bersamanya.


Wallahi, air mata saya masih saja mengalir sampai saat saya menuliskan ini semua. Sungguh saya sangat menyesal. Dan saya berusaha untuk mengiqob diri. Pasca Rayyan tertidur, saya tidak mau melanjutkan memegang HP. Saya letakkan HP dalam keadaan off di atas meja kemudian saya dekati Rayyan dan membaringkan tubuh di sebelahnya sambil memeluk tubuh mungilnya sambil berbisik di teliganya "Maafkan ummi, nak! Malam ini ummi kurang memperhatikanmu. Ummi janji esok dan seterusnya insya Allah akan lebih mementingkan kamu ketimbang yang lainnya." Maka, setelah saya menuliskan ini semua, saya ikut bersama Rayyan tertidur, berharap mendapat mimpi yang indah bersama Rayyan. Aamiin

One Response so far.

  1. maesaroh says:

    aamiiin, semoga semakin banyak ibu yang sadar bahwa anak lebih penting dari gadget :) saya juga membaca diskusi setelah Kinan tidur, berusaha menjauhkan ponsel selama Kinan beraktivitas bersama saya :) semangat Kak Rayyan ^_^