Seringkali
kita sebagai makhlukNya bertanya-tanya; "mengapa rezekiku hanya
segini?" "mengapa rezekiku seakan sempit?" "mengapa rezekiku belum turun
dari langit?" dan pertanyaan lainnya yang mencerminkan rasa
ketidaksyukuran. Termasuk aku, jujur saja terkadang aku sering berkata;
"aku lagi gak punya uang". Padahal setiap cek dompetku, masih ada tuh
lembaran uang meski hanya beberapa, ini berarti mengindikasikan aku
masih punya uang khan? Astaghfirullah... malunya aku terhadap Allah,
merasa selalu saja kurang, kurang dan kurang. Lantas, akhirnya pun kita
berkata, "sepertinya ini takdirku memiliki rezeki yang segini-gini
aja". Padahal kehendak Allah perihal rezeki seseorang bukanlah takdir!
Ini bukti kuat dalilnya dalam ayat-ayat cintaNya;
~SURAH AL BAQARAH AYAT 245 :
"... Dan Allah menyempitkan dan melapangkan ( rezeki ) dan kepadanyalah kamu dikembalikan."
~SURAH AR RA’D AYAT 26 :
"Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang dikehendaki..."
~SURAH AL ISRAA’ AYAT 30 :
"Sesungguhnya tuhanmu melapangkan rezeki kepada siapa yang dikehendakinya dan menyempitkannya..."
~SURAH AL ’ANKABUUT AYAT 62 :
"Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendakinya di antara
hamba-hambanya dan Dia ( pula ) yang memyempitkan baginya..."
~SURAH AR RUUM AYAT 37 :
"Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah
melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendakinya dan dia ( pula ) yang
menyempitkan ( rezeki itu )..."
~SURAH SABA’ AYAT 36 :
Katakanlah: “Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang
dikehendakinya dan menyempitkan ( bagi siapa yang dikehendakinya )..."
~SURAH SABA’ AYAT 39 :
Katakanlah: “Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang
dikehendakinya diantara hamba-hambanya dan menyempitkan bagi ( siapa
yang dikehendakinya )”.
~SURAH AZ ZUMAR AYAT 52 :
"Dan tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah melapangkan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang dikehendakinya?..."
~SURAH ASY SYUURA AYAT 12 :
"Kepunyaannyalah perbendaharaan langit dan bumi; dia melapangkan rezeki
bagi siapa yang dikehendakinya dan menyempitkan(nya)..."
Banyak
orang mengira bahwa ayat-ayat di atas merupakan penegasan bahwa rezeki
tiap orang sudah ditetapkan Allah. Yang kaya memang takdirnya kaya dan
yang miskin memang takdirnya miskin. Padahal frasa “yang Dia Kehendaki”
adalah variabel yang siapapun boleh menggantikan variabel tersebut
sehingga dia sendiri menjadi orang yang dikehendaki Allah itu.
Tuhan melapangkan rizki kepada (orang orang tertentu) yang Dia Kehendak. Lantas, Siapakah
orang orang tertentu yang dikehendaki tersebut? Ternyata Quran juga
merinci sifat-sifat orang yang dikehendaki tersebut. Misalnya orang
orang yang dikehendaki Allah diluaskan rezekinya adalah orang-orang yang
memiliki sifat a, b, c, dan d, maka siapapun orang yang mau melatih dirinya untuk memiliki sifat tersebut pasti menjadi orang yang dikehendaki Allah untuk diluaskan rizkinya.
Oleh karena itu, ayat di atas merupakan semacam ketentuan bersyarat yang apabila
seseorang memenuhi syarat tersebut maka ketentuan itu berlaku bagi
dirinya.
Jadi... kalimat “Allah melapangkan (yabsuthu) rezeki bagi siapa yang dikehendakiNya serta menyempitkan (yaqdir) bagi siapa yang dikehendakiNya” bermakna melapangkan dan menentukan kadarnya (bukan menyempitkan)
Nah, yang perlu kita pahami disini bahwa Allah memiliki dua kebijakan mengenai rezeki yaitu:
1. Pertama menentukan proporsi tiap orang sesuai kebutuhan masing masing untuk bertahan hidup
2. Kedua meluaskan bagi orang-orang tertentu
(yang mau mengembangkan sifat dan amal-amal tertentu yang merupakan
ciri orang yang dikehendaki Allah untuk diluaskan rezekinya)
Tenang...
Setiap
kita masih punya kesempatan kok untuk berlatih hingga memiliki sifat-sifat
positif tertentu yang merupakan kriteria orang yang dikehendaki Allah
untuk diluaskan rezekinya
So... semoga kita adalah bagian dari golongan orang yang dikehendakiNya untuk dilapangkan dan dimudahkan rezekinya. Says "Alhamdulillah"
Posting Komentar