- Home »
- Cinta , Kehidupan Rumah Tangga , Motivasi , Wanita »
- Terima Kasih Tuhan
Terharu
membaca kisah ini… Yuk simak kisah ini…
Di
suatu masa, ada seorang ibu muda yang menapakkan kakinya di jalan kehidupan.
"Jauhkah perjalanannya?" tanyanya. Dan terdapat seorang pembimbing
yang menjawab, "Ya, jalurnya berat. Dan kau akan menjadi tua sebelum
mencapai akhir perjalanan. Tapi akhir perjalanan akan lebih baik dari awalnya."
Mendengar
perkataan pembimbing tersebut, Ibu muda itu tampak berbahagia, tapi dia tidak
begitu percaya kalau segala sesuatunya bisa lebih baik dari masa-masa yang
sudah dilewatinya. Ibu itu pun bermain-main dengan anak-anaknya, mengumpulkan
bunga-bunga bagi mereka di sepanjang perjalanan, memandikan mereka di sungai
yang jernih. Mereka bermandikan sinar matahari yang hangat. Ibu muda itu
bersuara kencang, "Tidak ada yang lebih indah dari semua ini, terima kasih
Tuhan."
Ketika
malam tiba, terjadi badai yang membuat jalanan menjadi gelap. Anak-anak
bergetar ketakutan dan kedinginan. Sang ibu mendekap anak-anak dan menyelimuti
mereka dengan mantelnya. Anak-anak itu pun berkata, "Ibu, kami tidak takut
karena engkau ada di dekat kami. Karena ada ibu, kami yakin tidak akan terluka."
Esok
paginya, ibu dan anak-anaknya mendaki sebuah bukit. Lama-kelamaan mereka
menjadi lelah. Namun, sang ibu selalu berkata pada anak-anaknya, "Sabarlah
sedikit lagi, kita pasti akan sampai." Kata-kata itu cukup membuat
anak-anak bersemangat kembali untuk melanjutkan pendakian mereka. Dan ketika
akhirnya tiba di atas bukit, anak-anak itu berkata, "Ibu, kami tidak akan
bisa sampai di sini tanpamu."
Dan
ketika berbaring di malam hari, sang ibu memandangi bintang-bintang dan
mengucap syukur, "Hari ini lebih baik dari hari sebelumnya, karena
anak-anak saya belajar bersikap tabah dalam menghadapi kesusahan. Kemarin, saya
memberi mereka keberanian. Hari ini, saya memberi mereka kekuatan, terima kasih
Tuhan."
Dan
keesokan harinya, datang awan tebal yang menggelapkan bumi, awan peperangan,
kebencian dan kejahatan. Membuat anak-anak itu tersandung dan terjatuh, tapi
sang ibu berusaha menguatkan mereka, "Lihatlah ke arah cahaya kemuliaan
itu." Anak-anak itu pun menuruti. Di atas awan terlihat cahaya yang bersinar
sangat terang, dan cahaya itulah yang membimbing mereka melewati kegelapan itu.
Malam itu berkatalah sang ibu, "Inilah hari yang terbaik. Karena saya
sudah menunjukkan Tuhan pada anak-anak saya, ohh terima kasih Tuhan."
Hari
pun berlalu dengan cepat, lalu berganti dengan minggu, bulan, dan tahun. Sang
ibu pun mulai menua dan tubuhnya menjadi membungkuk. Sementara, anak-anaknya
bertumbuh besar dan kuat, serta berjalan dengan langkah berani. Ketika jalan
yang mereka lalui terasa berat, anak-anak itu akan mengangkat ibu mereka. Pada
akhirnya sampailah mereka di sebuah bukit. Di atas sana, mereka bisa melihat
sebuah jalan yang bercahaya dan gerbang emas dengan pintu terbuka lebar. Sang
ibu berkata, "Saya sudah mencapai akhir perjalanan. Dan sekarang baru saya
tahu akhir perjalanan ini memang lebih baik daripada awalnya karena anak-anak
saya bisa berjalan sendiri, dan begitupun cucu-cucu saya, terima kasih
Tuhan."
Dan
anak-anaknya berkata, "Ibu akan selalu menyertai kami, sekalipun Ibu sudah
pergi melewati gerbang itu." Dan anak-anak itu melihat ibu mereka berjalan
sendiri, lalu gerbang itu tertutup di belakangnya. Anak-anak itu berkata lagi,
"Kami memang tidak melihatnya lagi, tapi Ibu tetap ada bersama kami.
Seorang ibu seperti Ibu kami lebih dari sekadar memori. Dia selalu hidup di
hati kami. Terima kasih Tuhan"
Yakinlah…melalui
cerita di atas, terdapat sebuah hikmah bahwa Ibu kita pun selalu bersama kita
sekalipun ia telah tiada. Dia bagai suara desiran dedaunan saat kita berjalan
menyusuri jalan. Ibu kita hadir di tengah canda tawa kita. Dia mengkristal di
setiap air mata kita. Dialah tempat kita berasal, rumah kesayangan kita; dan
dialah peta yang mengarahkan langkah yang kita ambil. Dialah cinta kita, dan
tidak ada satu pun hal yang bisa memisahkan kita dengan ibu kita. Tidak juga
waktu, atau tempat....ataupun kematian. Ya, Karena Ibu akan selalu beserta
kita. Terima kasih Tuhan.
kunjungan gan,bagi - bagi motivasi
Hal mudah akan terasa sulit jika yg pertama dipikirkan adalah kata SULIT. Yakinlah bahwa kita memiliki kemampuan dan kekuatan.
ditunggu kunjungan baliknya yaa :)
jd galau baca critanya, sedih :'(