"Tidak ada yang sempurna di dunia.. Jika begitu adanya, mengapa masih mengharap berlebih dari apa yang sudah diberi oleh-Nya? Sekalipun masalah yang menyapa, ia bukan masalah yang tak ada jalan keluarnya. Karena pada-Nya saja, kita mengharap dan meminta.."

Postingan Populer

Pengikut

Habis sudah ku berkata-kata... Mengingat tentangnya, tentang dunia yang cepat berputar menggilas masa. Tentang keimanan yang harus terus dijaga. Tentang rasa malu yang harus senantiasa ada.

Ini tentang kisah masa lalu. Dengan keprihatinan yang terus menderu-deru. Ini tentangmu kawan... yang membuat maluku hilang terhadapmu.

Kau ingat... saat dulu kau jadikan benteng keimananmu setinggi menara? Mungkin kau pikir takkan pernah roboh jadinya... Kau selalu yakin bisa menahannya, dari setiap godaan yang menerpa.

Kau perbaiki kualitas ibadahmu dihadapanNya... Kau simpan rasamu yang menggebu dalam mencintainya. Rasa takut yang terus membingkaimu jadi bentengnya. Sungguh kini aku hanya mampu menimbulkan tanda tanya.

Aku tahu rasa sakit hatimu yang kian mendera... Saat wanita menjadi penyebabnya. Telah lama kau pendam cinta, demi gadis yang kau cintai semata. Tak ingin kau menodainya, atau membuat luka hati terdalamnya. Namun siapa yang mengira, ini justru berbalik padamu dan akhirnya kecewa.

Sudah lama kau mencintai dan ingin menikahinya... Namun masalah biaya dan pekerjaan yang masih sementara membuatmu urung seketika. Kau takut tak bisa menjamin kehidupanmu nantinya. Kau takut bahagia tak bisa didekap oleh yang dicintainya. Lantas... kau mundur saat itu juga. Dan terpaksa rela melepaskan pada lelaki lainnya.

Saat itu aku tahu kesedihan telah merasuk ke dalam rongga dada. Kau kecewa bahkan teramat menderita. Sebab ini bukan pertama kalinya, ini justru ketiga kalinya akibat permainan cinta. Tanpa kau sadari, cinta membuatmu buta... Ia melepaskan keimananmu dengan segera. Hanya karena wanita, kau rela mencopot atribut ke'ikhwan'anmu dan lepas dari belenggu prinsip yang tertanam sejak muda belia.

Astaghfirullah... Hingga kini kulihat kau bukan seperti dulu adanya. Bahkan kau jengah terhadap wanita berjilbab besar dan rapi menutup auratnya. Kini kau kembali bermain cinta, dengan wanita yang tak pantas masuk ke surga.


Kau pasang raut tanpa malumu dimana-mana... Kau umbar kemesraanmu yang teramat hina. Kau berlagak lelaki yang paling bahagia karena telah mendapatkan gadis idaman setiap penjuru mata. Kau tak larang auratnya nampak di muka, kau tak malu saat tanganmu menyentuh dadanya, kau tak segan saat mengecupnya di hadapan setiap mata. Apalagi yang ingin kau tunjukkan pada dunia?

Ternyata nyalimu ciut seketika.. Lagi-lagi karena wanita kau kecewa, kau sudah bosan dengan yang rapi dan terjaga. Kau khianati Alloh dan rasulNya, dan kau lari cepat menjauh dariNya. Seketika kini kau malah jauh menderita... dan terperosok dalam lingkaran api murka.

Apa kini kau sudah bahagia?

Kembalilah pada jalanmu kawan! Karena rasa ibaku padamu masih ada. Aku tetap mencintaimu seperti DIA yang selalu cinta dengan tak ada rasa habisnya. Maka, berpalinglah dari jalan yang salah dan penuh dosa. Lucutilah segala rasa kecewa pada wanita, kembalikan kesedihanmu hanya padaNya. Karena cuma DIA yang bisa membuatmu jauh lebih bahagia.