Siang
tadi, HP berbunyi... ternyata ada pesan whatsapp yang masuk. Dan ketika
saya baca.. ternyata ada tulisan seperti ini dari seseorang yang tidak
ingin diketahui identitasnya. Semoga bisa jadi pembelajaran buat para
suami ya..
***
Aku di rumah, setiap hari yg kulihat itu-itu
melulu. Pekerjaan rumah yg tak pernah berganti itu-itu saja, yg diurusi
itu-itu saja, dapur, kamar, kamrr mandi, anak-anak...semuanya hanya
sekitar rumah.
Yang kudengar tiap hari hanya jerit anak-anak menangis,
berteriak, mengoceh...
Yang kutemui juga bukan lain bukan tidak,
hanya piring kotor, makanan & mainan yang tercecer di mana-mana,
tumpahan air & anak-anak yang sering protes ketika mulai bosan,
ngantuk atau kepanasan, serta popok kotor yang mulai tercium baunya.
Aku juga ingin dihargai. Pekerjaanku, lelahku, keringatku,
tangisku...apakah itu tak berarti apa-apa buatmu? Kuurus rumahmu,
anak-anakmu...
Aku hati-hati & was-was belanjakan hartamu yang kau amanahkan padaku yang tak lebih banyak dari upahku mengajar dulu...
Tenagaku butuh di-recharge, pikiranku butuh di-refresh, ilmuku butuh
di-upgrade...bajuku, make-upku dan semua keperluanku yang dulu bisa
kupenuhi sendiri sedang sekarang harus menunggu persetujuan & izinmu
untuk dapat memenuhinya dengan harta yg akan kau beri jika ada sisa
dari pemenuhan kebutuhan biaya-biaya lain, pun harus kau pikirkan...
Bukankah itu hak-hak seorang istri dari suaminya? Yaitu terpenuhi kebutuhannya, yaitu sandang pangan dan papannya.
Mustahil aku menuntut lebih banyak darimu. Hakku atas dirimu pun tak
mampu kau beri. Waktu yg kau beri untukku pun hanya sisa setelah letih
& penatmu di kantor. Bahkan untuk bercanda denganku pun kau urung,
karena aku tidak lebih menarik dari tab canggihmu yg sudah available
dengan segala konten apapun yg kau maui...hiburan, guyonan, nyanyian,
bacaan...semua ada di situ di genggamanmu.
Lantas untuk apa lagi
kau tengok istri yg lusuh ini, yg setiap harinya hanya berkostum daster
yg sudah mulai pudar warnanya karena sering dicuci dan sudah terlalu
banyak noda makanan dari masakan yang diolah untukmu & anak-anakmu.
Kau juga malas sekadar mencium keningku setiba dari kerja atau
menjelang tidur. Aku berpikir, aku terlalu bau...aroma badanku adalah
aroma keringat yang bercampur dengan bau masakan...bukan wangi kasturi.
Sedang rambutku...semakin lepek dan kusut, tak sempat aku menyentuhnya
untuk sekadar menyisirnya dengan rapi. Lantas kau akan mendiamkanku
dalam lelap tidurmu...karena mungkin mimpimu lebih indah untuk
diingat-ingat ketimbang mengingat-ingat wajah istrimu yg hampir tak
pernah tersenyum di hadapanmu...atau ketika menyambutmu.
Kau tahu, aku tak meminta mobil mewah atau perhiasan mahal darimu.
Aku hanya ingin kau tahu, senyumku hilang terbasuh letihku...sementara yg kuharap tak kunjung kudapati...
Kau terlalu acuh...
Kau terlalu abai...
Kau tak peduli tentang apa yg kulakukan, tentang bagaimana hari ini kulalui...tentang bagaimana perasaanku...
Bahkan kau tak peduli hal-hal yang menurutmu sepele tapi teramat penting menurutku...
Tapi aku tak bisa memaksamu berubah. Aku terlalu lusuh karena aku
hampir tak punya waktu untuk diriku sendiri...tapi kau tak pernah mau
tahu.
Aku hanya ingin kau tahu semua itu...ingin kau pahami
perasaanku agar kau dapat mengerti yg kurasa... Aku tak butuh
penghargaan, tapi dihargai...sebagai istri yang juga butuh
perhatian...bukan sebagai budak yg kau bayar semampumu...kau sapa
seperlunya... Aku juga tak perlu ucapan terima kasihmu...karena tak
pantas untuk pamrih.
Kau, suamiku...belajarlah untuk mengerti
aku...hargai ketulusanku mengabdi padamu...dengan hangatnya
perhatianmu... sebelum aku semakin merasa lelah dalam lemahku...
~djuin
***
Subhanallah, masya Allah... lagi-lagi seorang ibu harus memiliki hati
lapang seluas samudera. Semoga ibu-ibu di manapun berada senantiasa
dikuatkan oleh Allah. Saya yang baca ini sambil dengerin lirik Berhati
cinta (Istri)... jadi gerimiss air mata :'(
π’π’π’
Apalagi ketika suami pergi dan pulang sesuka hatinya tanpa mngabari istri yg sllu menunggunya dirumah, suami yg lebih snang mnghabiskan waktu brsama teman dbandingkan anak istrinya, suami yg mngambil keputusan tanpa mengikutsertakan istri ddlm nya
Subhanallah,, aku mnjdi semakin lemah dan lelah
Sedih..saat suami sdh sukses perempuan lain yg menuai hasilnya... Saat susah seorang istri yg hanya bisa mnrima..saat inilah yg saya alami... Hanya Allah yg memberi saya kekutaan krna sampai detik ini saya bisa bertahan dengan suami walaupun suami sdh tak menghargai kehadiran saya.. yg lusuh karena mngurus anak... Semoga surga yg engkau siakan untuk ku ya Allah
Sangat lelah dan pasti sangat sakit,,,ketika sang suami TDK pernah menghargai istri nya...bahkan saat sakit pun ia tak pedulikan ...... seorang istri ttp bangkit dari rasa sakit hx untuk mengerjakan kewajiban nya sebagai ibu rumah tangga.... melihat anak menangis ,,, memanggil ibu AQ lapar mengapa sang ayah TDK mengerti deadaan istri nya yg sedang sakit .......
Semoga diberi kesabaran hati seluas samudera. Hanya hati yg sabar.. ujian sebesar gunung atau seberat tronton.. tetap bisa masuk dan muat di dadamya. Berhraplah hamya pd Allah DALAM DOA YG DALAM. Tangis letih dan kedukaan pasti akan terbayar manis tanpa mengecewakan. Pada wktu yg tepat. Yakinlah. PD-lah bahwa suami suatu saat akan menyadari betapa tidak ada wanita yg lebih baik dr anda yg diberikan Allah baginya. Tambahkan taqwa dan tetap lakukan kewajiban.. dan biarkan Allah "menampar" suami anda dg pelajaran di kemudian hari.
semoga Allah memberi afiat dan rezeki lewat tangan anda sendiri. Amien
Membaca Kisah bunda membuat sy tak bisa menahan air mata krn itulah yg kurasakan saat ini. Sakit sungguh sakit.
Abis membaca kisah di atass sungguh hati merasa teriris - iris karena itulah yang aku rasakan sekarang�� subhanallah walhamdulillah Allahhuakbar��
Abis membaca kisah di atass sungguh hati merasa teriris - iris karena itulah yang aku rasakan sekarang�� subhanallah walhamdulillah Allahhuakbar��
Abis membaca kisah di atass sungguh hati merasa teriris - iris karena itulah yang aku rasakan sekarang�� subhanallah walhamdulillah Allahhuakbar��
Entahlah, mungkin aq hanya lelah,. Lelah selelah lelahnya,.
Apalagi istri dari kalangan tidak berpunya seperti aku ini..suami yang hidup bersama ibunya dan 2 kakak nya..serta dari lingkungan yang semua ada hubungan keluarga..dan aku hidup sendiri yang ku punya hanya anak..walaupun semua usaha keringat yang ku keluarkan gak ada arti nilai rupiah nya...tetap dianngap numpang..
Saya membaca merasa prihatin..sangat.yang kadang melihat ibu yang di rumah lebih enak menurutku.karena aku wanita karir yg juga harus berbagi dengan tugas rumah.Luruskan niat dan salurkan hobi agar hidup tidak sumpeg.walop kadang rasa lelah pasti ada.Mintalah pada Tuhan kekuatan .
Sedih , berderai air mata baca nya aku banget aku menikah sudah 17thn, sudah punya 3anakππππ
Bener" sangat menyentuh kata demi kata....seakan " diriku sendiri yg sedang menulis kisahku di buku diare...ππ ternyata di luaran byk juga yg mengalami hal yg sama seperti sya...subhanallah...kita harus jadi istri yg kuat demi ank" kita ..walaupun kita tak ada harga nya di mata suami tapi kita harus sabar...sabar...dan sabar yg tiada batasnya...
Persis yg kualami saat ini... Ketika tak di hargai oleh suami.. Q hanya bisa pasrah..
Kisah,y seperti yg aku rasakan saat ini,,air mata pun tak berhenti menetes
Rasa,y lelah dg semua ini tp harus bersabar demi anak² ku
Kisah pernikahan ku yang teramat pahit membuat aku menyesal menikah,di pernikahan kedua ku (pernikahan pertama gagal tanpa anak) suami ku berpendapat uang nya hanya untuk anak nya di pernikahan pertama nya ( karena istri ( istri nya meninggal ) aku tak berhak apa apa atas uang nya( 6 tahun perkawinan ku dg suami kedua ku , aku tak punya anak ) bahkan ketika aku sakit aku pun harus mencari uang sendiri untuk pengobatan ku,beli bedak dan baju aku pun harus cari sendiri , sementara suami ku bergoya foya dengan uang nya , aku hanya lah di ber makan di rumah dyngan dan pekerjaan yg menumpuk dirumah , terkadang ingin bercerai tapi malu karena sudah 2 kai gagal dalam pernikahan πππ
Berderai air mata ini..
seperti yg aku rasakan, dimana suami mengenggam kendali atas hidupku dan diriku..
tapi aku tak punya kendali atas dirinya, sesuka dia mau melakukan apa saja, sesuka dia memutuskan apapun, tidak ada berunding untuk memutuskan apapun..
aku seorang yg tak punya, yg ku punya hanya kamu (suami) dan si calon buah hati
tapi apa pernah kamu memperhatikan anak yg ada di dalam perut ini?
Kamu sibuk dengan dunia mu sendiri, dengan keputusan keputusan mu akan sesuatu tanpa menghadirkan aku (istri)..
kuat kan aku untuk dede, yaAllah :'(
Bener2 kehidupan eke sehari2
Yg eke lalui ya mirip seperti ini
Nangis eke bacanya����
Saya membaca ini dengan berlinang air mata..
Mba maaf saya baca komen mba dan saya baca ada kalimat (di pernikahan pertama kandas karna prinsip suami mba uang hanya untuk anaknya karna istri pertamanya meninggal)apakah mba menikah dengan duda berarti saat itu?maaf sebelumnya saya bertanya seperti ini karna kurang lebih saya mengalami hal seperti ini juga m π
ππππ