"Tidak ada yang sempurna di dunia.. Jika begitu adanya, mengapa masih mengharap berlebih dari apa yang sudah diberi oleh-Nya? Sekalipun masalah yang menyapa, ia bukan masalah yang tak ada jalan keluarnya. Karena pada-Nya saja, kita mengharap dan meminta.."

Postingan Populer

Pengikut

Tiap hari selalu ada episode cinta untukku... Dengan segala tumpukan setrikaan, atau cucian yang segunung, atau dengan kamar yang berantakan gak karuan, saat itu yang kupikir hanya satu; ya, ini adalah episode cinta untukku.

Menjalani aktivitas rumah tangga tidaklah semudah yang dibayangkan. Pernikahan tak seindah yang didengung-dengungkan... Selalu ada dinamika di dalamnya. Galau dan dilema bercampur menjelma... Seperti itulah, apalagi bagi yang tak terbiasa. Pasti akan menyerah dibuatnya.

Dulu, sebelum aku memutuskan untuk menikah dini... Ibuku sudah mewanti-wanti; "Mbak, apa yang sudah kamu bisa? Masak, nyetrika, nyuci, nyapu, ngepel, lalu???" Segudang pertanyaan berderet diajukan. Aku hanya tersenyum sambil berkata; "Tenang saja, nanti kalau sudah menikah juga aku akan mampu beradaptasi. Ini kan hanya soal waktu" Begitu tenang aku menjawab sambil berlalu pergi dari ibuku. Dan terlihat kini, apa yang dikatakan ibuku sangatlah berarti. Aku kini mengalaminya, seperti kalimat yang diajukan oleh ibuku dulu.

Ini waktuku beradaptasi, dengan episode cinta di dalamnya...


Keputusanku menikah adalah karena ada cinta, cinta untuk segera menyempurnakan separuh agamaku. Lantas... berpisah dari ibuku dan hidup mandiri juga berlandaskan cinta. Ya, karena cinta pada kehidupan baruku sehingga aku harus mengawalinya dengan usaha sendiri, meski harus mati-matian sekalipun. Tapi, tetap aku bersyukur, karena aku menjalaninya bersama cintaku; suamiku.

Kini, di hadapanku... Ada tumpukan cucian, setrikaan dan kamar yang masih berantakan. Maka, aku hanya mencoba tersenyum sambil menguatkan diri bahwa aku mampu melaksanakan tugasku sebagai ibu rumah tangga. Di tengah kesibukanku sambil kuliah dan menyelesaikan skripsi kemudian mengajar privat dan mengurusi usaha bisnis bimbel di rumah, nyatanya aku harus bisa membagi waktu agar seimbang menjalani semuanya dan terus menjaga kondisi kesehatanku agar tak ambruk seketika. Aku pun selalu berdoa pada Alloh agar DIA selalu memberi kesehatan paripurna untukku dalam berbakti pada suamiku.

Ya... aku harus segera bergerak... Bukan hanya memandangi cucian, setrikaan dan kamar yang berantakan. Tentu tidak akan berubah bentuk itu semua jika tak ada upayaku untuk membenahinya. Selepas suamiku berangkat mengajar, aku harus bersemangat mengerjakan itu semua, menunaikannya dengan tulus ikhlas, ya karena ada episode cinta di sini,, yang membuatku ringan dalam mengerjakan itu semua.

Aku cinta suamiku, maka aku mencoba memakluminya dengan segala kecerobohannya dan sifat ngeberantakinnya... Dan karena ada rasa cinta itu aku tulus ikhlas membereskan satu per satu kemudian menatanya kembali dengan rapi. Aku cinta kehidupan baruku sebagai seorang istri, maka aku mencoba memaklumi bahwa kerjaan sebagai ibu rumah tangga itu banyak... Karena ada rasa cinta itulah, terasa enteng dikerjakan dan bila niatannya ikhlas mengharap ridhaNya.

Aku tahu kerja kerasnya suamiku dalam menafkahi kehidupan kami berdua... Ini baru berdua, maka pantaskah aku mengeluh? Lalu bagaimana dengan ibu muda lainnya yang telah dikaruniai anak, apalagi bila jumlah anaknya banyak? Hm.. rasanya tak pantas aku mengeluhkan semua itu. Karena aku masih jauh lebih beruntung dari yang dialami ibu rumah tangga lainnya. Lalu, suamiku yang terlihat tak pernah mengeluh di hadapanku begitu tegar berjuang, meski pengeluaran kami banyak sehingga ia harus bekerja jauh lebih keras lagi... Namun ia juga selalu menyempatkan diri untuk menyenangkan hati seorang istrinya dengan keberadaannya di sisiku.


Aku tahu inilah episode cinta kami... Saling melengkapi. Aku memang belum sempurna menjadi seorang istri, tapi ada suami yang selalu menyempurnakannya. Dan ada banyak kekurangan serta kecerobohan dari suamiku, namun kehadiranku ternyata bisa menutupinya dan mengatasi segala yang menjadi sumber masalah. Ya, suami istri memang harus saling mencintai, melengkapi dan menerima kekurangan atau keburukan dari pasangan diri.

Maka episode cintaku bersamanya takkan habis... terus ada dan selalu menjadi sebuah pembelajaran bahwa karena cinta, kita mampu mengatasi segalanya.

Ini ceritaku, apa ceritamu??? :)

2 Responses so far.

  1. Anonim says:

    salut deh buat dlt. dibanyak aktivitasnya msh bisa mengurus pekerjaan rmh.

  2. shafira says:

    Wow,,... seseorang sangat luar biasa,,... Keep spirit