Rio:
salam
Rio:
silakan dijelaskan..
Rini:
salam alaik
Rio...
aku minta maaf sebelumnya...
Rio:
aneh kalau ada laki-laki dan perempuan janjian di suatu tempat,
dan mereka bukan mahram
Rini:
maaf...
gak gitu kok, aku gak janjian berdua..
Rio:
dan mereka juga tidak punya akad apapun
Rini:
kamu mau nyimak penjelasanku dari awal sampai akhir?
Rio:
silakan..
Rini:
jangan marah dulu ya, sayang. akan aku jelasin kronologisnya...
Rio:
kamu jelaskan dan aku simak.
Rini pun menjelaskan panjang lebar mengenai ketidaksengajaan pertemuan dengan salah seorang temannya yang membuat cemburu suaminya...
Rio:
hasbiyallah wa ni'mal wakiil
Rio:
aku tidak biasa membagi cinta dengan orang lain
dan aku pun tidak terbiasa dibagi dengan orang lain..
aku heran..
Rini:
iya ya, aku salah.. salah, salah... dan terus salah.
Rio:
heran dengan sikapmu dari dulu yang suka menganggap orang lain saudara kamu,
bahkan memperlakukan seperti saudara sendiri. sedangkan dia kan bukan mahram kamu.
Rini:
aku gak memperlakukannya seperti antara aku misal dengan kakakku, sayang...
tentu gak seperti itu...
ketika aku ketemu dia langsung pun, aku cuma menerima pemberiannya
terus udah... dan itu juga ada hijab diantara kami
Rio:
astaghfirullahal'adzim
sayang...
aku gak marah sama kamu..
aku cuma ingin klarifikasi, apa yang terjadi dengan kamu.
aku juga gak menyalahkan kamu.
aku cuma mempertanyakan sikap kamu, yang menurutku tidak baik
Rio:
sayangku..
aku coba menyelesaikan masalah ini dengan kepala dingin
tolong kamu juga sikapi ini dengan kepala dingin
jangan ada emosi dalam pembicaraan ini
Rini:
gak ada emosi... justru aku ingin membuktikan,
kalau aku gak seburuk yang mungkin kamu kira, sayang...
aku pengen kamu percaya sama aku...
karena itu komitmen kita saat menikah kan?
makanya kalau apa yg kamu inginkan, sampaikan dengan terbuka... aku lebih suka.
Rio:
sayang... jadi begini..
dalam kaidah ushul ada ungkapan yang mengatakan nahkum bidzawaahir
kita hukumi sesuatu itu dengan yang nampak
maksudnya adalah jangan berprasangka
dari tadi aku tidak pernah bilang kamu gak baik
cuma sikap kamu aja yang menurutku tidak baik
tapi, setelah mendengar penjelasan darimu
aku jadi mengenal siapa istriku ini
dan sekali lagi..
butuh proses untuk memahamimu
aku tidak bermaksud mematikan karaktermu
juga tidak bermaksud memaksakan kehendakku kepadamu
aku sangat menghargai proses itu
maka kenapa selama ini aku tidak pernah mengungkapkan secara langsung
apalagi yang bersifat paksaan
karena aku tidak suka
aku lebih suka seseorang yang bergerak dari kesadarannya
aku hanya ingin yang terbaik untukmu, istriku
aku tidak marah, aku tidak anggap kamu jelek, kamu masih istriku yang kukenal dari dulu
apa adanya kamu.. aku terima kamu apa adanya
karena kan aku sudah berkomitmen padamu
karena itu, aku ingin kamu baik
agar kelak generasi kita menjadi generasi emas
tarbiyah itu berawal dari proses pernikahan
posisikan diri kita sebagai gelas yang tetap terbuka
aku pun demikian
kalau kamu lihat sesuatu yang tidak baik padaku, silakan jangan sungkan tegur aku..
kalau perlu marahi aku
kalau perlu marahi aku
aku sangat menghargai itu
aku anggap masalah ini selesai..
Rini:
insya Allah aku akan berusaha... melakukan segala perubahan karena Allah...
melalui kamu yang setia mengingatkanku.
terima kasih banyak sayang
Rio
Maafin sayang, kalau tadi aku mendiamkanmu
tapi gak bermaksud mendiamkan kamu..
tapi gak bermaksud mendiamkan kamu..
aku hanya mencari saat yang pas..
saat dimana aku tidak sedang emosi
saat dimana kamu pun tidak sedang dalam kondisi down..
saat itulah aku sampaikan apa yang perlu disampaikan..
bukannya tidak terbuka
tapi aku akan mencoba terbuka pada waktunya..
seperti kupu-kupu, yang terbuka dan keluar dari kepompong pada waktunya indah..
dan hasilnya pun akan menjadi indah..
Rini:
iya...
aku mengerti...
aku pahami...
semua yang kamu jelaskan
Rio:
Makasih sayang... Aku sangat mencintaimu.
Posting Komentar