Pertemuan yang tanpa dikira-kira... Semua terasa mengalir begitu saja. Pembicaraan pun dibuka dengan perkenalan kedua orang tua Aya dengan sang lelaki bersama pamannya. Dari hal-hal kecil didiskusikan dengan sangat renyah pembicaraannya tersebut. Seperti sudah terasa akrab tampaknya.
Aya, berada dibalik kamarnya hanya bisa sedikit menyimak apa yang dibicarakan sang lelaki bersama kedua orang tuanya tersebut. Dengan rasa was-was, ia berharap semoga tak ada pembicaraan yang tidak diharapkannya terjadi.
Sampai pada tahap pembicaraan yang mulai serius...
"Bagaimana nanti setelah berumah tangga? Apakah Aya akan ikut tinggal bersamamu di tempat tinggalmu sekarang atau kalian akan tinggal mengontrak rumah dekat tempat Aya kuliah dan bekerja?" tanya Ayah Aya cukup serius.
"Insya Alloh, akan diusahakan untuk bisa mengontrak di daerah dekat tempat Aya kuliah dan bekerja, Pak. Biar Aya dekat kalau mau beraktivitas." jawab sang lelaki tersebut dengan ringan.
"Lalu, mengenai pekerjaanmu gimana? Kamu tidak mungkin dong, kerja di tempat lama karena harus mengontrak jauh dari tenpat kerjamu? timpal Ibunya Aya mencoba mencari tahu jawabnya.
"Insya Alloh, saya sedang berusaha mencari pekerjaan baru yang bisa menyesuaikan dengan kondisi kami nantinya, Bu! Saya akan berusaha sekuat mungkin untuk berikhtiar demi masa depan kami berdua. Saya janji untuk bisa menjalaninya bersama Aya dengan baik dan tidak akan membuat khawatir Bapak serta Ibu" jawab sang lelaki dengan tegas dan lugas.
Alhamdulillah, batin Aya mengucap. Ia semakin yakin dengan sang lelaki ini, atas niatan seriusnya untuk segera mempersuntingnya tahun ini. Semua kini telah dalam persiapan... Aya semakin bersemangat kuliah dan bekerja demi mengumpulkan pundi-pundi uang untuk bekal pernikahan serta masa depannya kelak. "Ohh Tuhan, seperti kumbang yang mengisap madu... Aku berharap, akan dimiliki oleh orang yang terbaik dalam hidupku kelak" lirih doa Aya dalam hati. (Bersambung)
Posting Komentar