"Tidak ada yang sempurna di dunia.. Jika begitu adanya, mengapa masih mengharap berlebih dari apa yang sudah diberi oleh-Nya? Sekalipun masalah yang menyapa, ia bukan masalah yang tak ada jalan keluarnya. Karena pada-Nya saja, kita mengharap dan meminta.."

Postingan Populer

Pengikut

Subhanalloh, hati ini cukup terenyuh tatkala kulihat di FB, ada sebuah notes dari salah seorang saudariku disana yang sama sekali belum pernah menjumpainya. Seperti ini isinya;
Ka Deas apa kabar?? Lama tak ada kabar. Apa kau baik- baik saja??? Ku harap kau baik- baik saja ka. 

Perkenalan kita cukup singkat dan baru beberapa lama ini tapi, kau menganggapku sebagai adikmu walau pun kita berkenalan hanya lewat sms dan dunia maya saja. Kita tak pernah untuk bertatap muka sekali saja. Jarak yang memisahkan kita. Aku tinggal di pelosok desa di ujung kota Bandung yang bernama Cipatat. Sementara, kau tinggal di Bekasi.

Perkenalan kita di mulai pada bulan Juli atau Agustus. Entah tanggal berapa aku lupa lagi. Itu pun aku dikenalkan oleh ka Ahmad. Saat itu membutuhkan artikel untuk majalahku. Waktu terus berlalu namun, artikelmu tak kunjung bisa diterbitkan. Aku tak tahu alasan yang sebenarnya apa. Di majalah pun aku hanya bisa mengetik dan mengetik saja. Hanya dijanjikan akan terbit setiap harinya. Hingga sampai orangtuaku menanyakan tentang gaji. “Neng, bagaimana dengan gajimu di majalah?? Apakah sudah terbit???”. Aku hanya berkata, “belum” sambil menggelengkan kepalaku. Hingga pada suatu hari aku memutuskan untuk keluar dari majalah itu.  Majalah tersebut bernama ******** terletak di pelosok desa juga. Hingga kini di taun 2011 majalah tersebut tak ada kabar telah terbit di edisi duanya.

Waktu terus berlalu, aku masih tidak bisa ungkapan kata maaf dari mulutku. Aku hanya bisa bungkam dan engkau tetap saja menganggapku sebagai seorang adik. Kau masih saja tetap mengirimkan kata- kata mutiara ke nomer handphoneku. Aku yang sedang terjatuh, aku yang sedang meratapi dunia yang tak berada digenggaman sedikit demi sedikit mulai bangkit mengingat kata- kata yang setiap harinya kau kirimkan kepadaku. Bukan hanya melalui sms saja tapi, melalui facebook kau tetap mengirimkan sesuatu yang bermakna melalui catatanmu. Kau juga mengirimkan event-event kepenulisan kepada facebookku. Aku juga sering kali berkonsultasi tentang bagaimana menulis atau pun cara-caranya. Rasanya kau tahu dengan apa yang aku alami, kau merasakan apa yang menjadi masalahku tanpa harus ku berkata. Kau menjadi pahlawanku. Mengembalikan semangat hidupku.

“Ka Deas, terima kasih atas apa yang telah kau lakukan kepadaku. Menjadi temanmu adalah hal yang terindah bagiku”
Satu lagi harus kusampaikan kepadamu, yaitu maaf. Maaf atas artikelmu yang tak kunjung terbit. Aku tak bisa mengucap langsung kata maaf kepadamu. Mungkin melalui tulisan ini aku sampaikan maaf kepadamu. “Ka Deas maaf atas artikelmu yang tak kunjung terbit di majalahku”.

“Sukses ya ka dengan buku-bukunya. Apalagi saat ini kau telah menerbitkan sebuah buku dan kuharap kau tetap menganggapku sabagai adikmu, ka Deasy Lyna Tsuraya”

Bulir air mata tak terasa mengalir... Rindu rasanya ingin bertemu denganmu, duhai adikku Nurdiani Latifah yang kujumpai dalam dunia maya. Semoga Alloh pertemukan kita kelak, dalam sebuah kesempatan yang indah. Aku mencintaimu karenaNya :)