"Tidak ada yang sempurna di dunia.. Jika begitu adanya, mengapa masih mengharap berlebih dari apa yang sudah diberi oleh-Nya? Sekalipun masalah yang menyapa, ia bukan masalah yang tak ada jalan keluarnya. Karena pada-Nya saja, kita mengharap dan meminta.."

Postingan Populer

Pengikut

Aya menerima balasan surat yang dikirimkannya pada sang lelaki tersebut. Bergetar ia sambil membacanya, mengucap lafadz hamdalah, ia selesaikan bacaan surat emailnya tersebut.
Bercampur aduk serta merta apa yang dirasakannya kini. Bagaimana tidak, disatu sisi ia cukup bahagia dan satu sisi lain, ternyata was-was yang ditiupkan setan dalam dirinya makin menjadi-jadi. Ohh, kerisauan pun menyergap dirinya. Balasan surat email tersebut mengatakan bahwa sang lelaki tersebut (insya Alloh) jika tidak ada kendala bulan April atau Mei akan bertandang ke rumah Aya, untuk segera memulai prosesnya. Secepat itukah? Pikir Aya dalam hati.

Disatu sisi, Aya cukup senang dengan keberanian sang lelaki tersebut mengambil sikap jelas mengenai hubungan mereka. Aya pun kini jauh lebih memperbaiki diri, ia tak henti-hentinya meminta pada Alloh untuk diberikan yang terbaik... Jika memang sang lelaki tersebut adalah yang terbaik untuk menjadi pendampingnya.

Sementara, seiring berjalannya waktu. Aya semakin memantapkan diri, untuk bisa memulai 'sebuah proses' dengan sang lelaki tersebut. Ia pun mulai membenahi diri, belajar untuk mempersiapkan segala suatunya baik itu persiapan menuju pernikahan atau ketika nanti pun akan menjadi seorang istri maupun seorang ibu. Perlahan semuanya dipelajari sedari sekarang. Ahh, betapa aku salut terhadap saudariku yang satu ini. Keberaniannya tak bisa ditandingi, bahkan ia siap merelakan masa mudanya untuk diisi dengan kegiatan baru kelak ketika menjadi seorang istri atau ibu.

Sampai pada akhirnya... Aya dipertemukan kembali dengan sang lelaki setelah cukup sekitar satu bulan tak bertemu. Ia cukup gugup ketika berhadapan dengan sang lelaki itu. Namun, Aya bukanlah seorang gadis yang mudah ge-er atau lebay dalam bersikap. Ia berusaha tenang dan tetap mengulurkan senyum manisnya terhadap sang lelaki tersebut.

Pertemuan yang singkat... Diisi oleh mereka dengan obrolan-obrolan ringan menuju keseriusan.
"Kamu sudah semester berapa?" tanya sang lelaki tersebut pada Aya.
"Alhamdulillah sudah semester 6" jawab Aya.
"Wah, alhamdulilalh sebentar lagi kalau begitu ya. Hehe" ucap sang lelaki sambil tertawa renyah.
"Yaaa, gitu deh. Hehe" Aya pun menimpali.
"Hmm.. Gimana mengenai kita? Apa bisa tahun ini? Sepertinya bagus kalau 111111, Sebentar aku lihat tanggalan dulu" tanya sang lelaki dengan serius sambil mengeluarkan HP dalam saku celananya.
"Aihh ternyata hari jumat. Hmm, kirain hari Sabtu atau Minggu" ungkap sang lelaki dengan nada sedikit kecewa.
"Hmm.. apa memang harus seperti itu ya?" ucap Aya dengan datar.
"Gak juga sih. Hehe" balas sang lelaki dengan ringan.

Hingga pertemuan berakhir saat itu, Aya dan sang lelaki mulai menapaki jalan keseriusan. Kini ia memang sedang benar-benar menjalani 'sebuah proses' hingga semuanya terasa dimudahkan oleh Alloh secara perlahan. Keyakinan bahwa menikah bukanlah menjadi penghambat bagi mereka berdua, nampaknya akan segera diwujudkan dalam waktu dekat. (Bersambung)