Kembali menulis...
Saat seharian ini mengurus perpanjangan KTP di kelurahan, lumayan mesti bolak-balik karena ada aja yang ketinggalan. Hadeh, masih muda tapi udah gampang lupaan. Tanya kenapa??? :D
Baiklah... Jadi diawali dengan kehadiran adikku yang baru pulang sekolah. Dengan wajah letih, lesu, lunglainya ia membanting tas nya ke lantai. Dengan bobot isi tas nya yang cukup berat. Karena setiap buku berisikan ratusan halaman lalu setiap mata pelajaran wajib memiliki dua buku dan ditambah pula dengan satu hari ada 5 pelajaran. Wuaahhh, aku butuh kalkulator untuk menghitung betapa berat buku-buku yang dibawa adikku sekolah. Padahal khan belum tentu masuk semua ilmu yang ada di dalam buku tersebut. Hehe...
Kemudian setelah membanting tas itu, dia langsung memanggilku, "Mbaaaaak, kesini deh". Karena mendengar teriakannya yang cukup nyaring disebabkan oleh belum makan siang, aku bergegas menghampirinya karena takut akan terjadi pertumpahan darah bila aku tak segera menyambut panggilannya. Heuheu, lebay... :D
Lalu setelah menemuinya di kamar, ternyata ia tumpah ruahkan semua yang mungkin menjadi unek-unek dalam pikirannya. Intinya sih dia curhat bahwa telah terpilih menjadi ketua Rohis SMPN 1 Bekasi... Tapi yang kutangkap setelah dia curhat habis-habisan..... Dia cukup mengalami rasa takut dalam menerima amanah tersebut. Karena justru dia ingin menjadi bagian dari kepengurusan OSIS namun apa mau dikata, takdir Alloh memang membuatnya harus bisa menerima bahwa kini ia menjadi seorang mas'ul di sekolahnya.
Ahh, mengenang masa-masa SMP dan SMA, rasanya ketika mendengar kabar bahwa adikku ini menjadi ketua Rohis tidak ada yang perlu dianggap 'aneh' sebab alhamdulillah, sejak SMP dan SMA kakakku serta aku pun memang sudah ditempatkan dalam bagian organisasi keislaman seperti itu. Jadi, cukup mengharukan ketika adikku bisa mengikuti jejakku dan kakakku juga. Waw..... padahal adikku ini tipe orang yang cukup keras dan agak sulit diatur. Pribadinya pun cukup beda dengan kakak-kakaknya yang lain. Bayangkan saja, hobinya adalah main game online, berenang, kemudian mendengarkan musik luar negeri yang suka bikin pecah kepala dan sebagainya yang bisa dikatakan olehku "nggak gue banget gitu loh". Ehh, ternyata Alloh Maha Baik ya... DIA masih menjaga adikku sehingga dengan adanya amanah sebagai ketua Rohis bisa memberi 'penjagaan' terhadap dirinya. Terlebih, dia kini sudah putus sama pacarnya... Jadi khan, dengan adanya kesibukan berorganisasi bisa mengalihkan dia dari keinginan-keinginannya seperti remaja lain pada umumnya. Alhamdulillah...
Ohhya, balik lagi ke adikku. Lalu setelah dia mencurahkan isi hatinya, dari awal proses pemilihan ketua Rohis, hingga disahkannya lalu kini ia kebingungan bagaimana langkah awal menjadi ketua Rohis. Dia bertanya padaku, "Mbak, gimana sih rasanya jadi ketua Rohis, Apa aja sih tugasnya, Perlu ada uang kas gak sih dalam Rohis itu???" Dan pertanyaan lainnya yang cukup membuatku tersenyum simpul mendengarnya.
Setelah menjelaskan beberapa hal yang aku ketahui... Dia nampaknya semakin yakin untuk bisa menjalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya. Kemudian setelah pertanyaannya cukup terpuaskan dengan jawabanku, dia langsung tersenyum bahagia dan mengatakan, "Ya, aku siap sekarang menjadi ketua Rohis. Aku pasti bisa!". Seusai diskusi kita saat itu, hampir setiap kesempatan adikku mulai sedikit bangga dengan amanah tersebut. Ahh, namanya juga anak-anak yang masih baru mengenal kata 'amanah'. Lalu serta merta aku ingatkan padanya, "Dek, amanah itu bukanlah suatu hal yang membanggakan. Boleh saja kamu bangga saat ini karena teman-teman mempercayaimu untuk menjadikanmu pemimpin bagi mereka. Tapi ini baru langkah awal, didepan sana akan berat perjuangan seorang ketua Rohis itu... Kamu menanggung beban moral dan menjadi sorotan umum. Kalau kamu melakukan kesalahan sedikit saja, bisa-bisa temanmu tidak akan mempercayaimu lagi dalam memegang amanah ini. Jadilah teladan bagi teman-temanmu..... Jalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya. Kamu gak sendiri, kalau butuh apa-apa ada mbak disampingmu dan Alloh ada selalu menemanimu. Semangat!."
Aku mencoba menguatkan dia, sosok yang selama ini aku menganggapnya sebagai anak kecil selalu yang tak bisa apa-apa dan masih belum mengerti mengenai tanggung jawab. Namun, kini aku semakin yakin.... Bahwa adikku telah tumbuh dewasa, ia kini sedang meneruskan estafet perjuangan kakak-kakaknya dahulu. Dan aku yakin, dia bisa menjalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya. Insya Alloh...
*Selamat berjuang adikku. Alloh bersamamu... Selalu ^_*
Posting Komentar