Percayalah... Bahwa semua akan baik-baik saja. Tak perlu dihiraukan apa yang menjadi beban pikiran. Tak perlu diresahkan perjalanan kita sampai detik ini. Berjalanlah sesuai koridornya niscaya bahagia itu kan menyapa. Jangan paksakan bila ada rasa tak suka, jangan dibuang bila masih terselip cinta. Tanamlah benih itu terus di jiwa... Biarkan terluapkan segalanya. Seperti tak ada batas waktu yang menyegera.
Aku cukup melihatmu bahagia disana... Dengan seulas senyum yang kau hadirkan selalu. Dengan rekaman memori yang begitu tajam di dalam pikiranmu mengenai kisah awal pertemuan hingga sebuah jalinan persahabatan. Dan kini, kau merisaukan apa yang sedang berjalan... Kau sebutkan dari awal hingga akhir setiap apa yang kita lakukan bersama. Apakah salah???
Tidak sahabat... Ini bukan salahmu. Bukan pula salah kita. Sebab semua sudah menjadi skenario indah dariNya yang mempertemukan kita. Dan menyatukan kita hingga persahabatan selama ini berjalan indah sekali.
Jangan kau tanyakan mengapa ada riak-riak yang mengotori qolbu kita saat ini. Sebab bukan ukhuwah namanya jika tidak ada kerinduan di dalamnya. Dan kini, aku rindu dengan sikap hangatmu yang dulu... Dengan keceriaanmu wajah dan seulas senyum indahmu. Mengapa itu semua tak nampak kini??? Mengapa sekarang 'pelit' sekali kau berikan itu padaku?
Ada apa dengan kita??? Ada apa dengan kau yang kini, selalu merasa rendah dan menyalahkan diri sendiri. Bahkan kini sikapmu berubah hampir 180 derajat. Kau malu dengan sikapmu yang sekarang ini. Kau simpan semua masalah seorang diri. Semua rapat-rapat kau tutupi dariku. Ohh, ada apa???
"Aku bukan orang baik", itulah kata-kata yang kini sering terlontar dari lisanmu. Padahal aku tahu bahwa kau adalah seorang yang cukup baik dimataku. Tapi tetap saja... Rasa takutmu itu hampir membunuhmu. Entah mengapa kau berubah kini. Kau tidak sesemangat dulu...
Aihh, setelah aku mencari tahu... Ternyata, kau masih menyimpan dengan indah kenangan masa lalumu. Kau simpan sendiri memorimu dengannya, dengan seseorang yang telah menggoreskan luka di hatimu. Ya, itulah penyebabnya kini, mengapa sikapmu begitu berubah..... Sebab namanya masih bersarang dalam jiwamu.
Aku coba memberi penguatan padamu... Memberi begitu banyak semangat agar bersarang dalam dirimu. Untuk bisa membuatmu berubah dan berhenti memikirkannya. Namun, malah aku terkejut dibuatmu... Sebuah pernyataan kau ucapkan padaku, "Aku suka ....." (Bersambung)
Posting Komentar