"Tidak ada yang sempurna di dunia.. Jika begitu adanya, mengapa masih mengharap berlebih dari apa yang sudah diberi oleh-Nya? Sekalipun masalah yang menyapa, ia bukan masalah yang tak ada jalan keluarnya. Karena pada-Nya saja, kita mengharap dan meminta.."

Postingan Populer

Pengikut

Setelah sekian episode yang kita rajut bersama... Masih membuatmu bergeming apakah akan melanjutkan pada sesi terakhir dari kisah kita ataukah hanya akan dihempaskan segala yang pernah terjadi begitu saja?

Ya... Saat kuterima teleponmu... Mendengar kisah kasihmu pada sang ibu yang ingin bisa membahagiakannya. Terlebih diusiamu yang cukup matang untuk bisa melangkah ke jenjang pernikahan. Tak habis pikir, kau kebingungan dalam mencerna apa yang menjadi keinginan ibumu. Padahal cukup mudah... Kau hanya perlu meyakinkan diri bahwa seseorang yang berada diujung teleponmu sana tengah menanti dalam ketidakpastian.

Perjalananmu kembali kau ceritakan, saat kau dikirim untuk dinas ke kota lain yang semakin jauh dari perkiraanku. Bahkan tak cukup waktu sebentar untuk menjalani pekerjaanmu tersebut.

Kekhawatiran semakin menjadi-jadi.....
Saat aku tak bisa lagi menghubungimu. Jalur akses kita kian terbatas, tak ada lagi cerita yang diperdengarkan kepadaku. Hingga aku bertanya-tanya, mengapa sampai sesakit ini merasa kehilangannya? Kuyakinkan diri, bahwa semuanya akan baik-baik saja. Kurenungi kembali apa yang menjadi alasanku memiliki perasaan yang cukup dalam padamu. Tak ada. Nihil. Aku tak menemukan jawaban itu... Entah kenapa aku bisa mencintaimu tanpa alasan dan tak mampu didefinisikan.

Sekarang... setelah lambat laun aku mencoba meyakini bahwa kau adalah yang terbaik..... Alloh takdirkanku berpisah jauh darimu. Tanpa sepatah kata, kau menghilang tanpa kabar. Mungkin untuk serius bekerja di luar kota sana, dan aku mencoba mengerti akan hal itu. Kembali kusibukkan diri dengan beragam aktivitas untuk bisa membuatku perlahan tak terlalu memikirkanmu. Ya... namun sama saja tak ada ubahnya, bayanganmu selalu menari-nari dibenakku.

Baiklah... aku mencoba untuk tetap jaga pikiran, jaga hati dan jaga apapun yang bisa terbersit dalam hati. Tak ada yang boleh mengacaukan segala aktivitasku, segala apa yang aku pikirkan hanya karena tak mendapat kabar dari seorang 'dia' yang telah mengisi hari-hariku.....

Lambat laun, rasa penasaranku mulai hilang akan keberadaan dirimu. Tak seperti dua bulan yang lalu, kerisauan menghinggapi hari-hariku. Semuanya perlahan kucoba mengerti apa dibalik semua yang terjadi ini.

Tiba-tiba... Tepatnya dipenghujung bulan Agustus, kau kabarkan aku lewat jejaring sosial FB... Betapa terkejutnya aku..... Sedih, gundah, sakit yang terdalam semuanya bercampur aduk saat itu. Aku berjanji saat itu, kenangan selama ini mungkin tak akan kuingat-ingat kembali.

Kau undang aku untuk menyaksikan janji suci yang akan diikrarkan. Harusnya aku bahagia karena salah seorang saudaraku akan menyempurnakan agamanya, tapi saat itu tidak. Hanya sebuah pertanyaan yang menghinggapi... Mengapa kau mesti bersanding dengan wanita lain? Mengapa pula bukan aku yang berada disampingmu saat ikrar itu telah disahkan oleh agama?

Segalanya seperti terlihat tak berarti lagi.. BagaImana tidak? Kau hadiahkan aku dengan janji-janji yang indah dilantunkan. Kemudian kau pergi menghilang dan ternyata kau kini kembali dengan membawa kisah suka dan duka... Kisah suka karena akhirnya aku menjadi tahu bahwa kau bukanlah yang terbaik bagiku... Dan kisah duka adalah ketika kutahu bahwa betapa sakitnya rasa penantian dalam kesia-siaan.

Namun, semua kujadikan pelajaran... Bahwa life must go on. Apapun yang terjadi dalam hidupku, selalu memberi pelajaran untuk bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan terutama lebih 'terjaga'. Mungkin kau takkan pernah tau betapa menderita dalamnya luka, aku ini... Mungkin kau takkan pernah tahu bahwa aku selalu mendoakan yang terbaik bagimu beserta keluargamu dan putra kecil hasil buah cinta kalian. Semoga kalian terus berbahagia... Meski aku menderita dalamnya luka. (Selesai)