"Tidak ada yang sempurna di dunia.. Jika begitu adanya, mengapa masih mengharap berlebih dari apa yang sudah diberi oleh-Nya? Sekalipun masalah yang menyapa, ia bukan masalah yang tak ada jalan keluarnya. Karena pada-Nya saja, kita mengharap dan meminta.."

Postingan Populer

Pengikut

Masih ingatkah engkau? Saat menyapaku dengan sebuah purnama yang menggelayut di atas langit rumahku. Kau katakan bahwa kita adalah sepasang bulan dan bintang yang saling beriringan. Menggenggam kerinduan untuk bertemu denganmu rasanya tak akan pernah tersampaikan.

Setiap malam, kau bercerita tentang kebahagiaan... Dari seulas kisah nyata perjuangan menaklukkan dunia dalam genggaman tanganmu. Kau kisahkan semua dengan alunan nasyid yang menyentuh qalbu. Ada saatnya aku ikut tenggelam dalam duniamu yang penuh dengan kerasnya perjuangan.

Kemudian... Kau sisakan sebuah luka kini. Entah dengan apa aku mengatakannya. Yang pasti... Aku mencoba untuk bisa mengerti keadaanmu. Kau takkan pernah bisa menjadi seperti dulu, sebab kini kau bukanlah seperti yang dulu.
Kulepaskan segala bayang tentangmu... Tentang semua kisah kita yang terpisah oleh ruang dan waktu. Hingga kau pernah berkata, bahwa dimanapun kita berada bila saatnya dipersatukan, apapun bisa terjadi... Seperti bintang yang akan selalu mendampingi bulan dimanapun berada.

Aihh, indahnya kata-katamu itu. Tapi, aku bukanlah wanita yang mudah dirayu dengan syair-syair indah seperti itu... Aku bukanlah pula wanita perasa yang kehilangan rasional akalnya. Aku mencoba untuk tetap menjaga rasaku... Hingga tiba saatnya kita bertemu, kau ikat aku dengan tali suci dalam rahim sebuah pernikahan.

Tapi... Tak habis pikir aku. Segalanya seperti tak memungkinkan, membuatku ragu.. Akan kesejatian cintamu yang ditambatkan padaku. Dalamnya luka tak terperi, saat semuanya terulang kembali. Disakiti untuk kesekian kali... Bukan karena aku tak pandai menjaga hati, namun karena aku terlalu mudah untuk dicintai. Hingga semua kesempatan kuberikan tanpa berpikir panjang lagi. Dan akhirnya pun, akulah yang menanggungnya dengan luka yang tak terperi. Saat aku mulai serius menapaki. (Bersambung)