"Aku suka ....." Ahh lagi-lagi kata itu tertahan untukku. Meski sudah bisa kutebak apa makna dari balik percakapannya saat itu. Semua seakan menjadi misteri... Tak terungkap sama sekali.
Tiba-tiba, kau kirimkan surat elektronik... Kau katakan bahwa ada yang perlu dijelaskan mengenai sikapmu sejak kemarin-kemarin. Bergegas aku membuka emailku dan membaca surat tersebut. Degg... Ada apa ini? Mengapa setelah pernah kau utarakan kalimat yang tersendat-sendat itu, kini kau berikan pengakuan bahwa kau lemah dan meminta maaf padaku. Padahal, salah apa yang telah kau perbuat? Aku sama sekali tak habis pikir...
Sementara, sikapmu kini benar-benar berubah. Ohh, apa karena pernyataanmu saat itu telah membuat dirimu kini berubah? Apa kau malu mengungkapkannya padaku?
Kau diam. Tak sepatah kata meluncur dari lisanmu. Aku pun terpaku dan merenungi..... Apa yang salah dari persahabatan kita saat ini? Mengapa setelah kau menyatakan, "Aku suka ...." lalu kini semuanya seakan berputar 180 derajat? Aku sama sekali tak mengerti...
Lagi-lagi kau diam, tanpa kata. Tak seperti biasanya... hanya bisa berurai mata. Ketika kata-kataku kehilangan makna karenanya.... Aku hanya bisa berdoa, semoga kau baik-baik saja. Dan senantiasa berbahagia dengan semua rasa yang tersimpan rapat tanpa cela. Meski aku tahu, bahwa seandainya kau katakan yang sesungguhnya dan tak merasa sedang menyimpah salah... Aku akan menerimamu apa adanya. Tanpa syarat. Karena "Aku suka ....." . (Selesai).
Posting Komentar