"Tidak ada yang sempurna di dunia.. Jika begitu adanya, mengapa masih mengharap berlebih dari apa yang sudah diberi oleh-Nya? Sekalipun masalah yang menyapa, ia bukan masalah yang tak ada jalan keluarnya. Karena pada-Nya saja, kita mengharap dan meminta.."

Postingan Populer

Pengikut

Well, hari ini berbicara mengenai ruang lingkup dakwah kita. Menjadi pemerhati kembali, bahwa apa saja yang sudah kita persembahkan bagai khalayak terlebih di lingkungan sekitar rumah???

Berhubung aku bukan anak kost, maka tidak ada alasan untuk tidak kembali memakmurkan mesjid rumahku. Berat lho... Secara gitu, akhwat di komplek rumah itu udah pada menghilang entah kemana. Maka miris ketika mesjid sudah dibangun sedemikian megah namun isinya kosong melompong, dalam artian kurangnya partisipasi remaja muslim dalam memakmurkannya. Hufh...

Padahal, perkembangan dakwah itu khususnya dikalangan pemuda dan remaja sekitar era 90-an telah mengalami peningkatan yang cukup pesat lho. Lihat deh, hingga hari ini, kegiatan keislaman di berbagai lembaga pendidikan masih aktif digerakkan oleh badan rohani Islam dan lembaga dakwah kampus.

Di sisi lain, kita cermati yuk. Ternyata remaja masjid perkotaan sebagai salah satu sarana dakwah, tidak menikmati pertumbuhan yang signifikan seperti yang dialami dakwah remaja dan pemuda dalam institusi pendidikan. Kegiatannya pun cenderung hadir dengan monoton, terpaku pada penyelenggaraan hari-hari besar Islam  saja dan berbagai kegiatan lain yang nampak terlihat 'begitu-begitu saja', tanpa ada inovasi terbaru.

Ahh, kini... Saatnya back to mesjid! Para remaja muslim yang tentu disekitarnya terdapat sebuah mesjid atau bahkan lebih... Yuk, kita mulai makmurkan kembali. Sebab, bila mesjid ramai dipenuhi orang-orang tua, adalah sesuatu yang sangat biasa. Sudah sewajarnya orang-tua lebih mendekatkan diri kepada Alloh. Karena yakin sudah bakal pulang kembali kepada Alloh. Namun, lebih baik lagi kalau mesjid dipenuhi oleh remaja, mahasiswa yang penuh semangat membangun Aqidah yang kuat, penuh energi memakmurkan mesjid, dengan kegiatan yang bermanfaat untuk dunia jembatan kebahagiaan di akhirat. Sepakat khan??


So, merancang kembali nih niatanku untuk kembali aktif di mesjid setelah sekian lama vakum dari dakwah lingkungan rumah. Setidaknya diawali dengan rajin menghadiri majelis ilmu, (Majelis Taklim Tentang Aqidah) atau menjadi panitia majelis taklim (Dalam membantu ustadz/ah atau penceramah) juga bisa menjadi guru TPA. Karena dengan menjadi guru TPA berarti sudah berlatih berceramah, dengan mengajar di depan anak-anak Taman Pendidikan Al-Quran (TPA). Hehe, karena pada dasarnya memang basicku mengajar anak usia SD. Dan tentulah, pahala menjadi guru TPA sangat besar dan akan terus mengalir menjadi pahala amal Jariah (Aamiin) bila ikhlas mengajar karena Alloh. Kemudian ada nantinya dari sekian persen murid TPA yang berhasil mengajarkan ilmu yang bermanfaat kepada anak cucunya, maka pahalanya  akan terus mengalir menjadi modal investasi menuju surga., tanpa harus ceramah di depan mimbar tho? Insya Alloh.

Jikalau memang waktunya tak memungkinkan untuk mengajar TPA. Setidaknya hobi menulisku bisa dipakai dalam mengurus majalah dinding mesjid rumahku. Khan anak muda biasanya lebih kreatif, penuh ide baru dan segar. Maka, dengan membuat majalah dinding yang secara teratur, rapi dan indah tentu akan meningkatkan minat IQRO / Baca anggota jamaah mesjid. Sepakat???

So, ini saatnya kembali beraksi. Back to mesjid, yuk! Jikalau niat sudah tertancap kuat... Tak ada yang bisa menghalangi kita untuk bisa berbahagia, termasuk menghalangiku untuk terjun kembali ke dunia dakwah lingkungan rumah. Karena dakwah di lingkungan rumah ini harus bisa menjadikan rasa bahagia itu muncul. Alloh yang akan memudahkan segalanya, jikalau memang semata-mata karena Alloh ta'ala saja. Insya Alloh ^_^