"Tidak ada yang sempurna di dunia.. Jika begitu adanya, mengapa masih mengharap berlebih dari apa yang sudah diberi oleh-Nya? Sekalipun masalah yang menyapa, ia bukan masalah yang tak ada jalan keluarnya. Karena pada-Nya saja, kita mengharap dan meminta.."

Postingan Populer

Pengikut

Hari ini bicara usaha... Sudah bukan jamannya lagi bicarain hasil terus. Misalkan, setiap ada yang mau berlatih nulis, selalu berkata, "Ahh, aku gak bisa.. pasti hasil tulisanku jelek" atau "Susah banget, ini bukan bidangku sepertinya" de el el...

Lintasan pikiran seperti itu... Sangat disayangkan sekali. Padahal, Alloh itu hanya melihat kerja keras kita, mengenai hasilnya yaa serahkan pada Alloh semata. Karena Dialah yang memiliki hak prerogatif terhadap hal itu.

Bayangkan saja, kebanyakan dari kita... Tiap kali akan melakukan sesuatu, sering kali kita langsung memperkirakan hasil. Dan sering kali juga yang terlintas ialah kegagalan terlebih dahulu daripada keberhasilannya. Padahal kita belum melakukannya, kan???

Ya! Tugas kita hanya bekerja (melakukannya). Tanpa melakukannya mana bisa kita menghakimi hasil yang akan kita peroleh kelak?!

Meski tugas yang kita lakukan tidak seratus persen, ya memang tabiatnya di dunia ini tiada yang sempurna.Tidak ada kesempurnaan yang bisa kita lakukan, namun selalu ada kesempurnaan penilaian dimata Alloh saja. Karena semua yang kita lakukan, bahkan hanya sekedar membuang duri yang ada di jalanan, sudah Alloh catat sebagai pahala bagi kita. Indah bukan?

 “Ajruki’ala qadri nashabiki” Ganjaranmu tergantung kadar lelahmu. (HR.Muslim).

Bercermin pada hadist di atas, kita memang harus bekerja hingga batas tertentu agar ganjaran yang akan kita terima pun setimpal. Bekerja, sama halnya dengan berikhtiar.

Sebab dengan berikhtiarlah, menjadi pintu kita untuk menggapai sesuatu, bersungguh-sungguh pada proses ini kemudian menyandarkan rasa tawakkal setelahnya dan berharap dengan doa yang tulus ikhlas.

Tugas kita hanya bekerja. Sekali lagi.... Hanya berusaha, bekerja, berikhtiar. Melakukan apapun yang kita bisa. Karena, “Tidaklah seorang muslim yang bercocok tanam, kemudian ada burung, manusia atau binatang yang memakannya, kecuali itu akan menjadi sedekah baginya.”

Ketahuilah...
Tidak seperti hewan yang digemukkan dengan memberi makanan, ternyata iman dan amal shalih kita digemukkan dengan pengorbanan. Semakin sedikit tubuh mendapatkan respon bagi kenikmatan syahwatnya maka semakin besar ruh kita mengajak berkorban, berjuang, berusaha, bekerja maupun berikhtiar... Apapun itu namanya, tetaplah selalu fokus pada proses, bukan pada hasilnya kelak.


**Semangat mendulang pahala... Meski terkadang diri ini pun lelah dengan semuanya. Jasadiyah ini letih menghadapinya, Ruhiyah ini kering dalam menjamahnya. Tapi, tetaplah tanam kebaikan, dimanapun dan kapanpun berada. Termasuk..... Saling menyemangati, dan memotivasi antara setiap muslim. Begitu sederhana ya? Ya... Sederhananya Cinta... (ehh, sekalian promosi bukuku yang akan segera terbit, jangan lupa dibeli ya. hehe).

*Ditengah flu tingkat tinggi yang menyerang, semoga tetap membuahkan karya ^_^