"Tidak ada yang sempurna di dunia.. Jika begitu adanya, mengapa masih mengharap berlebih dari apa yang sudah diberi oleh-Nya? Sekalipun masalah yang menyapa, ia bukan masalah yang tak ada jalan keluarnya. Karena pada-Nya saja, kita mengharap dan meminta.."

Postingan Populer

Pengikut

Bismillah...
Teman-teman yang dirahmati Alloh Swt... Betapa besar memiliki niatan untuk bisa menerbitkan buku perdana hasil tulisan sendiri. Tak mudah memang, tapi Alloh Maha Tahu khan niatan dan besarnya ikhtiar kita?

Sedang berikhtiar, seperti penulis-penulis lainnya yang telah merampungkan berbagai macam buku. Ada kekuatan azzam yang begitu besar mendorong menjadi seperti penulis-penulis itu. Meskipun entah kapan benar terwujud, tapi semoga harapan ini selalu ada dan tak pernah mati.

Bahkan aku hanya bisa berharap... Bahwa paling tidak aku sudah bisa menerbitkan buku sendiri, sekali seumur hidup. Itulah azzamku.

Sudah beberapa halaman telah rampung, butuh banyak waktu dan sebuah kesungguhan untuk bisa menyelesaikan naskah ini. Nah, ada sedikit cuplikan naskah yang telah aku buat nih... Dengan harapan teman-teman bisa memberikan masukan atau koreksian terhadap tulisanku ini. Terlebih sih, aku berharap teman-teman bisa ikut berbagi pengalaman atau cerita yang pernah dialami yang bisa kujadikan sebuah rujukan atau referensi.

Cekidot ^_^

Intinya...
Buku yang ingin kelak kuterbitkan, berbicara mengenai Cinta yang sederhana, atau kesederhanaan cinta.

***

Di alam jiwa, sayap cinta itu sesungguhnya tak pernah patah. Kasih selalu sampai disana. "Apabila ada cinta di hati yang satu, pastilah ada cinta di hati yang lain," kata Rumi, "Sebab tangan yang satu takkan bisa bertepuk tanpa tangan yang lain." Mungkin Rumi bercerita tentang apa yang seharusnya. Sementara kita menyaksikan fakta lain.

Kalau cinta berawal dan berakhir pada Allah, maka cinta pada yang lain hanya upaya untuk menunjukkan cinta padaNya, pengejawantahan ibadah hati yang paling hakiki: selamanya memberi yang bisa kita berikan, selamanya membahagiakan orang-orang yang kita cintai. Dalam makna memberi itu posisi kita sangat kuat, kita tak perlu kecewa atau terhina dengan penolakan, atau lemah dan melankolik saat kasih kandas karena takdirNya. Sebab disini kita justru sedang melakukan sebuah "pekerjaan jiwa" yang besar dan agung : Mencintai. Itu kata ustad Anis Matta.

Menurut Ibnul Qoyyim dalam Taman Para Pecinta, "Semua gerak di alam raya ini, di langit dan bumi adalah gerak yang lahir dari kehendak cinta." Dengan dan untuk itulah alam ini bergerak. Kehendak dan cintalah alasan pergerakan dan perhentiannya. Bahkan dengan dan untuk kehendak cinta jugalah alam ini diciptakan. Maka tak satupun mahkluk di alam ini yang bergerak kecuali bahwa kehendak dan cintalah motif dan tujuannya. Sesungguhnya hakikat cinta adalah gerakan jiwa sang pecinta kepada yang dicintainya. Maka cinta adalah gerak tanpa henti. Dan inilah makna kebenaran ketika Allah mengatakan, "Dan tiadalah Kami menciptakan langit dan bumi serta semua yang ada di antaranya kecuali dengan kebenaran." (QS. Al Hijr : 85).

Jangan pernah mendahului sesuatu yang belum terjadi! Apakah kita mau mengeluarkan kandungan sebelum waktunya dilahirkan, atau memetik buah-buahan sebelum masak? Hari esok adalah sesuatu yang belum nyata dan dapat diraba, belum berwujud, dan tidak memiliki rasa dan warna. Sepakat khan?

Jangan terlalu merumitkannya. Cinta itu sederhana…

Jika demikian, mengapa kita masih saja menyibukkan diri dengan hari esok, mencemaskan kesialan-kesialan yang mungkin akan terjadi padanya, memikirkan kejadian-kejadian yang akan menimpanya, dan meramalkan bencana-bencana yang bakal ada di dalamnya disebabkan oleh cinta? Bukankah kita juga tidak tahu apakah kita akan bertemu dengannya atau tidak, dan apakah hari esok kita itu akan berwujud kesenangan atau kesedihan?

***


Sederhana, hanya ingin kutuliskan... Bahwa cinta itu sederhana. Namun tak sesederhana dalam menuliskannya.

Lucu sekali, tatkala tetanggaku menikah dengan tetangga sebelah rumahnya. Awal yang tak pernah terencana, namun berakhir dengan bahagia. Ada lagi, ketika temanku menikah dengan teman satu organisasi yang awalnya musuhan.. Ehh sekarang jadi demenan. Lalu, saudaraku yang jauh-jauh merantau dari kota ke kota, sambil mencari kerja katanya berharap juga dapat pendamping orang daerah ehh nyatanya ia menikah dengan teman SMA nya sendiri. Ada juga teman dari seorang temanku yang keukeuh banget masuk Kedokteran UI, meski gagal berkali-kali dalam mengikuti ujian SNMPTN namun nyatanya Allah tetap tak menghendakinya namun di kehendakinya ia mendapat seorang istri dokter, subhanallah.

Ternyata rencana Allah itu jauh lebih indah dari rencana-rencana kita. Tak usah takut dan khawatir dengan ketentuan Allah, sebab kita akan bisa mendapatkan banyak hikmah dari ketentuanNya. Ahh, lagi-lagi cinta itu teramat sederhana… Apa yang sudah Allah kehendaki pasti akan terjadi. Mengapa masih juga kita merumitkannya?

Begitulah, sedikit tulisanku yang bisa dibagi... Berharap banyak masukan atau apalah yang bisa disumbangsihkan padaku sebagai penulis yang baru merintis untuk bisa menerbitkan buku perdanaku hasil tulisan sendiri.

Btw, semoga bermanfaat setoreh tulisan ini. Dan komentar dari teman-teman semua semoga banyak memberi perubahan untukku menjadi lebih baik dan lebih bersemangat kembali dalam menyelesaikan naskah ini.

Dan yang terakhir... Dukung aku yaaaaaa?! Hehe ^_^