"Tidak ada yang sempurna di dunia.. Jika begitu adanya, mengapa masih mengharap berlebih dari apa yang sudah diberi oleh-Nya? Sekalipun masalah yang menyapa, ia bukan masalah yang tak ada jalan keluarnya. Karena pada-Nya saja, kita mengharap dan meminta.."

Postingan Populer

Pengikut

Rizal, seorang mahasiswa semester lima  jurusan IT, telah begitu lama memendam kenangan pahit tentang  Lyna, teman masa kecilnya yang pergi begitu saja saat ia mulai merasakan getar-getar cinta. Ia begitu terpuruk dalam lembah kehilangan ketika tangkai-tangkai yang mulai menguncup dihatinya itu harus tanggal tanpa sempat mekar.

Telah bertahun-tahun Ia menunggu, tapi tak sebersit pun kabar tentang teman kecilnya itu terdengar. Ia pun mulai dihinggapi rasa  putus asa dan perlahan mengunci rapat-rapat hatinya. Hingga suatu ketika matanya tersihir oleh seorang gadis berjilbab yang menjadi moderator dalam sebuah acara training motivasi di kampusnya.

Gadis berjilbab biru itu tiba-tiba saja menghantui malam-malamnya. Ada sesuatu  yang membuatnya tak mampu menolak bayangan gadis itu. Cara Ia tersenyum. Senyum dengan  setoreh  lesung pipi. Senyum yang hanya ia temukan dari seorang  Lyna.

Kegelisahan  itu membenihkan perasaan aneh dalam diri Rizal. Perasaan yang mendorongya untuk selalu mencuri-curi kesempatan agar bisa dekat dengan gadis itu. Dengan bantuan Rhino teman satu kost Rizal,  ia mendapatkan banyak info tentang gadis berjilbab biru yang ternyata bernama Aisha. Mahasiswi semester lima jurusan Sastra.

Hari-hari Rizal berubah menjadi semakin menggairahkan.  Ia nampak lebih rajin berangkat kuliah. Menyambangi perpustakaan, bahkan berkunjung ke mushola kampus. Bukan apa-apa melainkan untuk membuntuti segala macam rutinitas yang dilakukan Aisha.

Suatu sore di depan kampus, seorang anak kecil yang tengah bermain dipinggir jalan disrempet lari sebuah motor, lalu seorang wanita yang sedari tadi diikutinya berlari ke arah anak tersebut dan berusaha memberikan pertolongan. Ia masih berdiri terpaku di tempatnya, ragu untuk turut membantu. Tapi akhirnya ia pun menghampiri mereka dan membawa anak tersebut  ke rumah sakit bersama Aisha.

Setelah kejadian itu, Rizal mulai akrab dengan Aisha. Dan ia semakin mengagumi gadis tersebut, perlahan bayang-bayang Lyna pun mulai memudar. Tapi ada  hal yang membuatnya resah, ada seseoarang yang terlihat begitu akrab dengan Aisha. Ihsan, teman sewaktu SMA Aisya yang sekarang juga satu  jurusan dengannya. Pemuda yang waktu itu tanpa sengaja pernah ia tabrak saat mengendap-endap memperhatikan Aisha di perpustakaan.  Ia begitu khawatir kalau-kalau diantara mereka  berdua ada hubungan istimewa.

Suatu ketika, tiba-tiba saja wujud Aisha menghilang dari kampus. Sudah satu minggu Rizal mencoba mencari tahu keberadaanya tapi  tak ada kabar. trauma cinta masa silam mulai membayang. Cakar cakar kekecewaan telah siap mencabik hatinya. Batinnya terus dirajam tanya; Apakah ini karma cinta yang harus selalu ia pikul.

Akhirnya Rizal memberanikan diri untuk menanyakan keberadaan Aisha kepada Ihsan. Saat bertemu  Ihsan, ia telihat sedang sibuk membagi-bagikan undangan pernikahan. Ia pun mendapat sepotong undangan. Betapa terkejutnya Rizal saat ia tahu ada nama Aisha tertulis di undangan tersebut. Ternyata kekhatirannya selama ini benar. Dan Aisha akan menikah dengan Ihsan. Pupus sudah harapanya.

Saat ia merasa mendapat uluran tangan untuk bangkit. Dan nyaris  berhasil,  tiba-tiba saja tangan itu mendorongnya ke jurang yang lebih dalam. Kini ia terperangkap dalam jurang tersebut. Batinya teriiris-iris setiap kali bayangan mahluk  yang bernama  wanita hadir di kepalanya. Dan ia semakin yakin, baginya cinta adalah kutukan.

Waktu pernikahan pun tiba.  Dengan hati berdarah-darah Rizal menghadiri undangan pernikahan Aisha. Matanya merunduk sepanjang akad nikah. Ia tak sanggup melihat sesosok mempelai yang duduk dipelaminan. sampai….  Ia mendengar seorang wanita  membuka acara walimah. Suara itu tak asing di telinganya.

Perlahan Rizal mengangkat kepalanya. Ia tak percaya kalau pembawa acara yang berdiri di depan sana adalah Aisha. Berulang kali ia mengucek matanya, tapi wujud wanita itu tak juga berubah. Apalagi jilbab biru yang ia kenakan membuatnya semakin yakin. Rizal menoleh ke arah pelaminan dan benar, wanita yang mendampingi Ihsan itu bukanlah Aisha yang selama ini ia kenal. Ahh… kenapa ia tidak berpikir kalau ada berjuta-juta nama Aisha di muka bumi ini.

Sekejap luka dalam hatinya terobati. Bunga-bunga yang sempat layu mekar kembali, bahkan sekarang semakin harum saja baunya. Selepas walimah Rizal mengucapkan selamat kepada Ihsan. Dan ia pun mencuri kesempatan untuk bertemu Aisha. Ada senyum kebahagiaan yang merekah di bibirnya, lalu senyum itu perlahan mengurai sebuah janji dalam hatinya. Ya, ia berjanji takkan membiarkan bidadari itu pergi. Apalagi dicuri.


*Naskah lengkapnya, kami ikut sertakan dalam lomba kolaborasi cinta grup Untuk Sahabat: http://www.facebook.com/#!/note.php?note_id=442387012882&id=100000080081552

Biodata Penulis:

 -Deasy Lyna Tsuraya, yang akrab disapa ~DLT,  berstatus sebagai mahasiswi di Universitas Negeri Jakarta. Baginya, menulis sebuah tulisan adalah metode dakwah tersendiri yang jauh lebih efisien dibandingkan bila dakwah disampaikan lewat lisan. Untuk menghubunginya bisa melalui email: deas_lyna@yahoo.com, webblog: http://deasukata.blogspot.com/ atau di facebook: Deasy Lyna Tsuraya.
-Ikal Hidayat, yang bisa disapa DLT (muhammaD ikaL hidayaT) juga berstatus sebagai mahasiswa program bahasa di Universitas El Imam Ibnu Saud, Jakarta. Sedang belajar untuk menjadi seorang penulis yang bermanfaat. Untuk menghubungi penulis bisa melalui email: ikal_hidayat12@yahoo.co.id atau facebook: Ikal Hidayat Noor.


~> Pelangi Nurani adalah nama pena gabungan dari Ikal Hidayat dan Deasy Lyna Tsuraya. Sama-sama sedang menimba ilmu kepenulisan di FLP DKI Jakarta. Semoga cerita  yang mereka tulis mampu membuat jalinan persahabatan mereka kian erat dan mampu menjadi pelangi bagi nurani pembaca. Amiin...