"Tidak ada yang sempurna di dunia.. Jika begitu adanya, mengapa masih mengharap berlebih dari apa yang sudah diberi oleh-Nya? Sekalipun masalah yang menyapa, ia bukan masalah yang tak ada jalan keluarnya. Karena pada-Nya saja, kita mengharap dan meminta.."

Postingan Populer

Pengikut

Aku sedang belajar membuat Flash Fiction, yang sebenarnya aku juga belum faham bangettt. Soalnya ini bukan 'aku' banget. But, seorang penulis itu harus bisa menulis apapun (katanya). Dengan genre apapun, aku mencoba mengeluarkan ide yang berkecamuk di dalam pikiranku dan akhirnya jadilah seperti di bawah ini. Monggo, silakan beri komentarnya ya ^_^
 ***
Tak seorang pun yang dapat mengatur hidupku! Seperti ketika aku sedang belajar mencintai seseorang. Aku berusaha meluangkan ruang hatiku untuk menempatkannya di lubuk terdalam jiwaku. Meski tak pernah aku bisa memilikinya. Tak mengapa…
Cukup aku bisa melihat senyumannya, ketika dia menyapaku saat perkenalan pertama kali. “Assalamu’alaikum” begitu ucapnya. Lalu ku balas pula salamnya dengan senyuman indah.

Semua terasa sudah berlalu. Hal itu justru membuatku ingin melupakannya. Melupakan semua kisah yang pernah terjadi diantara kita. Entahlah… Aku hanya ingin sendiri. Barangkali semuanya mudah ku lewati dengan pikiran yang jernih.

Sisi keegoisanku muncul. Aku menyadari, betapa ingin aku memilikinya. Dan tak ada seorang pun yang boleh memilikinya sama sekali… Jahat! Memang aku jahat, bahkan aku bisa melakukan segala cara untuk mendapatkannya. Ya. Karena sungguh aku cinta mati padanya.

Dia meminta maaf karena tak bisa membuatku untuk memilikinya. “Aku ingin kita berteman saja, tak lebih.” Kata-kata itu yang selalu di ucapkannya. Sedangkan aku melihatnya selalu berhubungan dekat dengan yang lain, padahal dia tak pernah mengizinkanku untuk berdekatan dengannya.

Arrgggh, aku geram! Sangat marah dan kecewa. Mengapa sulit untuk bisa memilikinya. Apa aku tak pantas untuknya? Apa aku terlalu hina untuk bersanding dengan dirinya?? Mengapa ohh mengapa?

Cukup, aku hanya ingin sendiri. Menikmati detik hidupku yang tak berarti lagi. Biarlah aku belajar memahami, ruang dalam diri ini yang sulit dimengerti…

Ya… hanya ingin sendiri. []

One Response so far.