"Tidak ada yang sempurna di dunia.. Jika begitu adanya, mengapa masih mengharap berlebih dari apa yang sudah diberi oleh-Nya? Sekalipun masalah yang menyapa, ia bukan masalah yang tak ada jalan keluarnya. Karena pada-Nya saja, kita mengharap dan meminta.."

Postingan Populer

Pengikut

Rasanya sudah sering kita mendengar kata sukses atau sebuah kesuksesan, bahkan kadang-kadang hal ini sudah membuat kita takut. Karena sepertinya makna dari sukses atau kesuksesan tadi sangat mendalam sehingga banyak orang takut bergerak ke jalan kesuksesan tersebut.

Banyak orang yang salah mengartikan sebuah kesuksesan. Memiliki rumah sepuluh buah, punya sepuluh mobil dalam garasi rumah kita.. Hm, mari kita teliti lagi! Ternyata coba perhatikan, orang yang punya sepuluh rumah, perusahaan serta mobil, tidak pernah terjamin mendapatkan sebuah kedamaian dan kebahagiaan dalam hidupnya.

Teringat isi sms yang masuk ke hp-ku dari seorang sahabat, “Biar dunia begitu mempesona, cukuplah ambil sedikit darinya untuk menguatkan langkah kesana.. berpegang teguh pada Al-Quran dan Sunnah jadi kuncinya.” Subhannallah, indah nian nasihat ini.. mengingatkan kita bahwa dunia hanyalah bagian kecil dimana hanya menjadi tempat sementara dalam menggapai kesuksesan yang hakiki, yakni kesuksesan yang akan membawa kita menuju tempat perjumpaan abadi dengan Rabb Semesta Alam.

Siapa yang tidak ingin bahagia? Setiap manusia tentu menginginkan hidup bahagia, tenteram, dan damai. Itu sudah fitrah manusia. Semua cara dan usaha ditempuh untuk mendapatkan keinginan tersebut. Ketika manusia menganggap kekayaan yang banyak akan mendatangkan kebahagian, maka segala usaha untuk mendapatkan kekayaan itu akan ditempuh. la bekerja keras, belajar manajemen bisnis, membuka usaha di mana-mana, pergi pagi pulang malam dan sebagainya. Tak jarang, berbagai hambatan yang menghadang akan dilabrak tanpa menghiraukan halal serta haramnya.

Semua sampel di atas merupakan bagian dari realita kehidupan manusia dalam mencapai kebahagiaan dengan pandangan yang beraneka ragam. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah: apa benar orang yang memiliki banyak harta, menduduki jabatan dan memiliki gelar kesarjanaan akan mendapatkan kebahagiaan? Kalau itu 'benar’, betapa ruginya hamba-hamba Tuhan yang tidak kaya, tidak menduduki jabatan atau tidak bergelar sarjana! Tapi siapa yang dapat menjamin bahwa seorang yang hidupnya sederhana, atau pegawai biasa, atau bukan sarjana pasti tidak bahagia?

Ya! Ternyata ukuran dari kesuksesan itu diraih ketika kita berhasil mendapatkan sesuatu. Jadi, orang yang paling sukses adalah orang yang paling banyak mendapatkan sesuatu. Sedangkan bahagia itu diraih ketika kita bisa memberikan sesuatu. Dan orang yang paling bahagia adalah orang yang paling banyak memberikan sesuatu.

Maka untuk apa kita menjadi sukses dengan segala yang ada dan kita miliki, jika kita tidak bisa membagi kesuksesan itu pada yang lain. Jika saja kita mampu membagi segala yang berlebih ada pada diri kita, niscaya kebahagiaanlah yang akan kita rasakan. Sudah sukses, bahagia pula. Nikmat khan??

Kalau kata seorang teman, “Sukses itu bagaimana selalu bersyukur pada setiap tingkatan dalam hidup sehingga membuatnya merasa Bahagia."

So, jangan takut untuk menjadi orang sukses... Tapi jangan lupa juga bahwa kesuksesan yang kita miliki, harus dibagi dengan orang lain sehingga kesuksesan akan membawa kita pada kebahagiaan. Insya Allah.