"Tidak ada yang sempurna di dunia.. Jika begitu adanya, mengapa masih mengharap berlebih dari apa yang sudah diberi oleh-Nya? Sekalipun masalah yang menyapa, ia bukan masalah yang tak ada jalan keluarnya. Karena pada-Nya saja, kita mengharap dan meminta.."

Postingan Populer

Pengikut

Tadi malam, setelah sholat tarawih di masjid, adikku pulang dalam keadaan riang sekali. Kemudian satu hal yang menjadi perhatianku saat itu adalah, HP-nya selalu berada di genggamannya bahkan ketika ingin kupinjam untuk menelpon temanku, tak diberi pinjam olehnya. Benar-benar mencurigakan pikirku.

Dan kulihat ia sudah terlelap di kamarnya, entah mengapa ada bisikan yang mengarahkanku untuk mengambil HP-nya kemudian mencari tahu mengapa akhir-akhir ini ia selalu membawa HP-nya itu kemana-mana padahal sebelumnya ia paling malas kalau disuruh bawa HP oleh ibuku.

Kecurigaanku terbukti...
HP-nya kini berada dalam genggamanku, untungnya ia sudah terlelap tidur maka tak menyadari kalau HP-nya sedang di otak-atik isinya sama mbaknya ini, hehehe...

Jreng...
What??? Sejak kapan adikku begitu puitis -persis seperti mbaknya??? Mataku terbelalak ketika membuka inbox di HP adik satu-satunya kesayanganku itu. Ada 256 sms yang rata-rata kiriman dari seorang yang bernama sama.

Dan lebih terkejutnya lagi, seseorang itu adalah perempuan bernama Putri. Haduh... Ini zaman memang penuh globalisasi. Sejurus kemudian adikku sudah terbawa oleh arus pergaulan. Untung saja aku belum terlambat mengetahui semuanya bahwa adikku sedang lagi kasmaran.

Fiuhh... Di umurku yang segitu dulu tuh gak pernah lho aku melakukan hal seperti apa yang dilakukan adikku itu. Bayangkan, isi smsnya tentang sayang-sayangan... Dia menyebut dirinya 'kakak' di dalam pembicaraan dengan seorang anak perempuan itu, dan memanggil Putri dengan sapaan 'dik'. Luaarr biasa, padahal mas dan mbaknya tak pernah mengajarkan hal ini, namun ternyata lingkungan benar-benar sungguh telah mempengaruhi pola pikir dan sikapnya.

Sebenarnya aku tersenyum-senyum sendiri ketika membaca semua sms adikku dengan anak perempuan bernama Putri itu. Sejauh ini dari hasil smsnya memang tidak ada yang kelewat batas, sebatas candaan anak ABG berupa ledek-ledekan kalau belum mandi lah.. atau saling menanyakan sedang berkegiatan apa saat itu.

Ku baca lagi smsnya yang lebih terdahulu. Dan.... Wow, adikku menyatakan perasaannya pada Putri yang kalau bahasa gaulnya tuh 'nembak'. Isi smsnya adalah "Dik, kakak sayang sama adik, adik mau kan selalu berada di sisi kakak?? Adik sayang juga kan sama kakak?"

Gubrakk...
Seketika aku beristighfar. Adik lakil-laki ku itu memang telah memberi sebuah pelajaran baru untukku, betapa aku terlalu sibuk dengan urusanku sendiri sehingga kurang memperhatikan psikologi perkembangan pada dirinya. Yaa Robb, di satu sisi aku bangga bahwa ternyata adikku sudah beranjak remaja dan terlihat hasil positifnya juga manakala ia sering mengingatkan Putri untuk rajin sholat, rajin mengaji dan menutup aurat. Adikku ini juga rajin mengirimkan sms tausyah -persis seperti mbaknya- ke Putri. Dan aku pun melihat perubahan pada adikku itu, ia sekarang lebih rajin sholat berjama'ah di masjid, mengaji pun jadi hal yang rutin ia kerjakan. Subhanalloh seorang Putri ternyata bisa membuatnya berubah.

Namun di balik kebanggaan tersebut, ada juga kekhawatiran yang dirasakan. Karena benar-benar dari sejak zaman kakakku, maupun aku sendiri tak pernah merasakan pergaulan yang seperti sekarang ini adikku rasakan. Sungguh jauh berbeda. Aku dan kakakku sejak SMP dan SMA tak pernah disibukkan dengan hal-hal yang berbau percintaan. Maksudnya, tak sampai sebegitunya seperti adikku ini.

Aku pun menjadi bingung, apa yang harus aku lakukan terhadap adikku ini? Hal apa yang perlu disampaikan pada seorang anak ABG yang sedang dilanda kasmaran??

Dan tadi pagi, tepatnya ketika sahur... Aku melakukan perbincangan dengan adikku.

"Dek, kamu kok sekarang jadi keliatan megang HP terus sih? Sms-an terus ya?? Hayoo, sama siapa tuh??" tanyaku.

"He.. he.. mbak mau tau aja" katanya singkat.

"Lho, bukan mau tau... tapi memang wajib tau tho dek. Siapa Putri itu??" tanyaku lagi.

"Wah.. mbak buka dan baca smsku ya. Kenapa sih penasaran aja?" tanyanya.

"Putri berjilbab, dek?" tanyaku kembali.

"Iya kok, pake jilbab. Dia itu teman sekelasnya Fani yang masih 1 SMP, jadi dia masih adik kelasku mbak." ucapnya.

"Ya, boleh-boleh aja kalau kamu menyukai seseorang dek. Tapi mbak berpesan, jangan berlebihan dan keluar batas ya. Kamu kan tau, mbak dan mas mu ini gak pernah keluar batasan dan gak pernah 'macem-macem' jadi tolong ya dek, ketika kamu sms-an pun harus bisa berisikan nasihat. Dan jangan memainkan perasaan Putri ya. Sekarang kan kamu masih SMP, masa depan masih jauh. Rajin belajar dulu aja dan berteman dulu dengan siapapun. Nanti kalau kamu pinter dan udah sukses juga bakalan banyak kok perempuan-perempuan yang akan suka sama kamu." jelasku panjang lebar.

"Iya mbak, aku tau kok. Aku juga gak ngapa-ngapain paling cuma sms-an aja dan aku juga gak bakal keluar dari batas yang ada." katanya meyakinkanku.

Pembicaraan selesai.
Ada kelegaan dalam hati ini, minimal ketika ia bisa meyakinkanku bahwa ia tidak akan melakukan hal yang di luar batas. Dan tentu aku akan memegang janjinya dan selalu akan memantau perkembangan selanjutnya antara ia dan Putri.

Robb, jagalah keluargaku. Aku tak ingin sholeh sendiri, aku ingin mengajak keluargaku bersama menuju keluarga yang SAMARA. Keluarga yang dilindungi dari panasnya siksa api neraka dan berharap perjumpaan kembali di surga-Nya kelak. Maka izinkanlah aku untuk mengajak keluargaku dalam bingkai keimanan serta dalam hal kebaikan yang Engkau ridhoi. Kabulkanlah yaa Robb... Amiin.