"Tidak ada yang sempurna di dunia.. Jika begitu adanya, mengapa masih mengharap berlebih dari apa yang sudah diberi oleh-Nya? Sekalipun masalah yang menyapa, ia bukan masalah yang tak ada jalan keluarnya. Karena pada-Nya saja, kita mengharap dan meminta.."

Postingan Populer

Pengikut


Dia adalah seorang akhwat yg terlahir dari keluarga yg sederhana. Masa kecilnya merupakan masa-masa paling indah jika berada di lingkungan keluarga namun tidak ketika di lingkungan sekolahnya..

Memiliki teman-teman yg bisa dikatakan hanya segelintir. Sejak duduk dibangku Sekolah Dasar, memang dia tak menampakkan kesan pandai bergaul. Bahkan malah cibiran yg hadir dari teman-temannya semasa itu. Hm.. mungkin karena berdasarkan penampilan fisik saat itu yg bisa dikatakan kurang terawat hehe.. maklum masih SD.

Ketika SMP pun, saat masuk ke SMP favorit di sebuah kota... tak ada rasa kebahagiaan yg muncul. Yg ada malah kegelisahan melihat kondisi pergaulan di SMP tersebut yg masya Alloh. Mungkin karena lagi puber-pubernya sehingga masa-masa SMP itu masa imitasi yg mudah terbawa meniru apa yg dilakukan oleh teman sebaya lainnya. Dan jadilah dia terbawa oleh lingkungan pergaulan di sekolahnya itu. Dari mulai segi penampilan yg menjadi senang berdandan hehe.. sampai pada pola atau gaya hidupnya.

Ternyata kasih sayang Alloh masih tercurah padanya, belum sempat lama berkutat dengan pergaulan yg seperti saat itu, dia diberi hidayah dengan berkenalan dengan salah seorang ukhti-fis musholla di SMP tersebut. Ukhti itulah yg banyak memberi pengaruh dalam kehidupan dia. Semakin lama semakin besarlah keinginan dia untuk berhijab... tentu pada saat itu bukanlah semata-mata berhijab karena Alloh atau karena ukhti tersebut. Tapi karena seseorang yg pada saat itu... memberi teladan baginya. Sosok yg dewasa dan sholeh, insya Alloh.

Mm... mencoba beradaptasi dengan lingkungan baru tentu membuat dia harus terbiasa lepas dari pergaulannya yg dulu. Pergaulan yg saat itu sedang menjadi sebuah trend di SMP tersebut.. bergaul dengan para remaja yg sedang puber-pubernya (tentu taulah seperti apa?!)

Dan dia selalu nampak hadir di kegiatan-kegiatan islami di sekolah tersebut... apalagi ketika dia ditempatkan untuk menjadi sekretaris II di organisasi musholla sekolah. Hampir dia tak pernah lepas dari bergaul dengan teman-teman musholla lainnya. Kesibukan hariannya dihabiskan di musholla, dari mulai sholat dhuha sampai kajian dan lomba saat moment Perayaan Hari Besar Islam, tak pernah luput tuk dia ikuti.

Kemudian berakhirlah masa-masa SMP itu, masa yg pertama kali mengenalkan dia pada beragam karakteristik teman-temannya serta pergaulan yg notabene biasa dialami seorang remaja. Ada kesedihan menyelinap manakala terjadi perpisahan dengan teman-teman sesama aktifis musholla. Takdir Alloh berkata lain... dia tidak bisa lagi satu sekolah dengan teman-teman aktifis lainnya yg rata-rata masuk ke SMA favorit di kota tersebut.

Sempat terpukul sekali... ketika dia harus terbiasa bergaul di lingkungan yg bisa dikatakan saat itu kurang islami, meskipun sekolah yg dia tempati itu merupakan sekolah Islam. Namun, sekali lagi. Ternyata Alloh masih menyayanginya, dia bangkit dan mulai merintis jalan dakwah di SMA-nya. Dengan bekal ilmu organisasi semasa SMP, dia berani melangkah maju tuk mensyiarkan Islam di SMA-nya.

Memang tak mudah, bahkan dia harus terjatuh berkali-kali. Pun ketika dia menyadari bahwa perjuangannya hanya seorang diri pada saat itu. Sesekali dia mencoba menguatkan diri, bahwa Alloh-lah yg selalu menemaninya. Sampai pada akhirnya, ketika keyakinannya kuat untuk tetap bertahan dan memiliki generasi penerus di SMA tersebut.

Alloh-lah yg Maha Mengabulkan.. dan perjuangannya tak sia-sia. Dia berhasil melahirkan generasi penerus yg telah mengenal dunia tarbiyah. Sungguh ini semua semata-mata karena pertolongan Alloh. Dan dia harus tetap menjaga serta melestarikan generasi penerus ini.. sebab yg paling sulit bukanlah menanam suatu bibit namun menyiraminya dan menjaganya agar tetap tumbuh dan lestari.

Perjuangan semasa SMA ditinggalkan dan kini dia tengah berjuang di masa-masa bangku kuliah. Sempat merasa letih akan sebuah perjuangan... niatannya ingin istirahat sejenak dari berjuang. Tapi ternyata tak semudah itu... nyatanya dia kini mencoba tetap menjaga eksistensi dari sebuah perjuangannya yg telah ditanamkan sejak masa SMP.


Dia memang bukan siapa-siapa. Dia adalah seorang yg faqir diri. Penuh banyak kelemahan dan kekurangan. Banyak anggapan bahwa dia ini adalah seseorang yg lebih dewasa dari umurnya, dan dia seringkali merenungi apakah benar dia sudah dapat dikatakan dewasa?? Ternyata tidak juga... sikap dewasanya terpancar karena proses perjalanan hidup yg telah dilaluinya. Dia juga kadang bisa diajak bercanda, namun memang paling sering dia bersikap serius. Pengalaman yg mengajarkan padanya bahwa kesendirian dalam berjuang bukanlah akhir dari segalanya. Sebab, toh masih ada Alloh sebagai tempat sandaran ketika sebuah pengharapan pada manusia tak bisa didapatkan.

Dia adalah seseorang yg paling mudah melakukan kesalahan berulang kali, namun dia juga mudah meminta maaf atau memohon ampun berulang kali. Tak ada yg bisa dibanggakan darinya, sebab dia belum bisa memberikan sesuatu yg berharga pada orang-orang yg dicintainya. Tahukah?? Orang-orang yg paling dicintainya adalah keluarganya. Sebab dari didikan keluarganyalah tercipta sebuah madrasah tarbiyah di rumahnya. Dan keluarganyalah yg teramat berarti dalam hidupnya, ketika dia berada di titik terlemah, keluarganyalah yg mampu membuat dia bangkit kembali. Dan sebuah janji telah tertanam di dalam jiwanya, bahwa dia akan selalu memberi apapun yg terbaik bagi keluarganya.

Itulah kisah sederhana, tentang dia..
Tentang seorang anak manusia..
Yg yakin bahwa perjalanan hidupnya..
Akan membawanya pada sebuah pembelajaran yg nyata.

Hidup ini harus terus berjalan..
Pikirkanlah apa yg terbaik bagi masa depan..
Jadikan Al-quran sebagai penuntun jalan..
Dan Alloh sebagai satu sandaran..

Dia-lah.........
~DLT