"Tidak ada yang sempurna di dunia.. Jika begitu adanya, mengapa masih mengharap berlebih dari apa yang sudah diberi oleh-Nya? Sekalipun masalah yang menyapa, ia bukan masalah yang tak ada jalan keluarnya. Karena pada-Nya saja, kita mengharap dan meminta.."

Postingan Populer

Pengikut


اللِّهُمَّ إنِّي عَبْدُك ،
ابْنُ عَبْدِكَ ، ابْنُ أَمَتِكَ ، نَاصِيَتِي بِيَدِكَ ، مَاضِ فِيَّ حُكْمُكَ ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ ، أَوْ أنْزَلْتَهُ فِي كِتَاَبِكَ ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ ، أنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيعَ قَلْبِي ، وَ نُورَ صَدْرِي ، وَ جَلاءَ حُزْنِي ، وَ ذَهَابَ هَمِّي

Allohumma inni ‘abduka, ibnu ‘abdika, ibnu amatika, naasiyati biyadika, maadhin fiyya hukmuka, ‘adhlun fiyya qadha’uka asaluka bi kulli ismin huwa laka, sammaita bihi nafsaka, aw an-zaltahu fi kitabika, aw’allamtahu ahadan min khalqika, awista’tharta bihi fi ‘ilmil-ghaibi ‘indaka, an taj’alal-Qur’ana Rabbi’a qolbi, wa nura sadri, wa jalaa’a huzni, wa dhahaba hammi.

Artinya: “Ya Alloh Sesungguhnya aku ini adalah hamba, anak dari hamba-Mu laki-laki, anak dari hamba-Mu perempuan. Ubun-Ubunku berada di tangan-Mu, mengikuti keputusan takdir-Mu dan berjalan sesuai dengan ketetapan-Mu. Aku memohon kepada-Mu dengan setiap nama yang menjadi milik-Mu, Nama yang Engkau lekatkan sendiri untuk diri-Mu, atau Engkau sebutkan dalam kitab-Mu, atau Engkau ajarkan kepada salah seorang di antara hamba-Mu (Nabi), atau Engkau sembunyikan di alam keghaiban-Mu, hendaknya Engkau menjadikan al Qur’an ini sebagai penyejuk hatiku, cahaya dalam dadaku, penghilang kesedihanku dan penolak rasa gundahku.” (HR. Ahmad, Ibn Hibban)