"Tidak ada yang sempurna di dunia.. Jika begitu adanya, mengapa masih mengharap berlebih dari apa yang sudah diberi oleh-Nya? Sekalipun masalah yang menyapa, ia bukan masalah yang tak ada jalan keluarnya. Karena pada-Nya saja, kita mengharap dan meminta.."

Postingan Populer

  • Surat Cinta Untuk Murobbiyahku
    Kepada Ykh (Yang Ku Hormati) Murobbiyah-ku Di Tempat Assalamu’alaykum Wr.Wb Teriring pujian syukurku kepada Alloh Swt, Robb semesta Al...
  • Belajar Dari Film ‘Sang Pencerah’ yang Mencerahkan
    Hanya berniat sedikit berbagi sih… Mengenai resensi film ‘Sang Pencerah’ beserta hikmah yang terkandung di dalamnya. *Ceritanya tuh aku l...
  • Kematian Mengajarkan Cinta
    Hatiku teriris tatkala melihat semuanya. Sepi, hening... Hanya air mata yang mengalir penuh deras. Mungkin aku tak bisa merasakan seperti di...
  • Masih Tersedia, Buku "SEDERHANANYA CINTA" ^_^
    Selama ini, banyak sekali yang masih meributkan hal-hal sepele… Semua terasa rumit manakala kita sendiri yang merumitkannya. Padahal hidup ...
  • Hanya Menuju Pada Kecintaan Tuhan
    Jika saja semua indah terasa... tak perlu mencari hakikat bahagia di ujung sana. Dalam penantian yang tak sejalan upaya... Saat air mata sel...
  • Ketika Pelakor Merajalela
    Pelakor memang sekarang lagi bahagia tapi bahagianya gak akan pernah awet. Ia akan dihantui kegelisahan karena telah berbuat kesalahan. ...
  • Wa Kafaa Billahi Syahidaa
    Perhatikanlah hari ini... Apa yang dapat kita syukuri? Ternyata masih ada hembusan nafas mengalir dalam diri. Masih ada jiwa yang tertanam d...

Pengikut

Rasa Puas Diri




Harus kuakui, sesak itu masih ada disini. Ketika melihat kebersamaan saat wisuda teman seangkatanku. Dulu, kami yang satu kelas, satu perjuangan dan kini terpaksa aku harus mundur selangkah dari mereka. Kami tak lagi bisa beriringan seperti dulu.

Aku selalu meyakini bahwa takdirNya begitu indah. Disaat jiwaku tersedak dengan senyum bahagia para wisudawan-wisudawati, aku masih diingatkan oleh Allah bahwa ada kebahagiaan lain di sisi. Memiliki suami dan seorang putra bukankah itu sebuah kebahagiaan? Disaat aku harus merelakan satu kesempatan untuk bahagia, ternyata Allah memberikan aku kesempatan memiliki 2x lipat kebahagiaan. Ya Rabb, betapa diri ini sungguh tak pernah puas, tapi betapa diri ini juga seakan kecil dimata orang lain. Ketika menelan pil pahit melihat kebahagiaan orang lain tidak semestinya aku iri. Aku hampir sempurna memiliki segalanya, meski kesempurnaan takkan pernah kudapati karena sejatinya hanya milik Allah saja.
Aku harus bisa menemukan sisi kebahagiaanku, bukan malah iri dan tersentak melihat kebahagiaan yang orang lain miliki. Setiap makhlukNya telah DIA takdirkan dengan sebaik-baik garis kehidupan. Sebenarnya, kebahagiaan itu luas dan kita temui setiap hari namun terkadang sifat manusia lah yang tak kunjung puas dengan apa yang dimiliki saat ini.

Aku harus lebih banyak belajar... untuk bisa puas terhadap apa yang Allah takdirkan, menerima segalanya dengan setulus hati, dan menjalani apa yang ada saat ini dengan kesungguhan karena apa yang diusahakan saat ini pasti Allah berikan hasilnya yang terbaik kelak.
Gelar sarjana belum bisa aku miliki di penghujung tahun 2012, tapi setidaknya harapan dan impianku yang lain yang pernah kutambatkan dalam ingatan, telah terwujud. Tahun 2011 adalah tahun impianku menikah, dan nyatanya Allah kabulkan hal itu, bahkan selang setahun... aku sudah memiliki buah hati yang lucu dan menggemaskan. Masih banyak impian dan harapan... semoga kelak terwujudkan, dan diri terpuaskan dengan apa yang telah diperjuangkan. Wisuda 2013, insya Allah kan menyapa :)