- Home »
- Cinta , Kehidupan Rumah Tangga , Motivasi »
- Ya... Beginilah Cinta
Entah bagaimana caranya hingga membuat pasangan ini setia hidup bersama. Karakter yang berbeda ditambah lagi komunikasi yang sulit antara keduanya nyatanya bisa dipupuskan atas nama cinta.
Sang wanita semasa muda adalah seorang biduan yang menjadi idola banyak kaum lelaki. Sementara sang lelaki adalah seorang pembelajar yang giat menuntut ilmu dan pantang menyerah. Dari sini saja sudah terbaca bedanya. Ya… bagaimana bisa seorang akademiker bisa mencintai seorang non akademiker apalagi yang bisa dikatakan “orang tak berpendidikan tinggi”? Tapi sekali lagi.. beginilah cinta.
Mereka dipertemukan saat dimana Tuhan menemukan mereka disaat yang tepat, jangan tanyakan cerita bertemunya bagaimana karena aku tak tahu kronologisnya. Tapi yang pasti, akhirnya terjadilah ikrar suci tersebut… atas nama Islam, dengan mahar seadanya dan segala macam yang seadanya mereka ingin mengabadikan cinta.
Perjalanan kehidupan pun dilalui… Sang lelaki terus mengejar tingkat pendidikan yang tinggi hingga ia rela pindah dari kota satu menuju kota lainnya demi mengejar ilmu. Sementara sang wanita rela mengikuti sang lelaki kemanapun pergi, tanpa meneruskan pendidikannya yang hanya sampai pada tingkat SMA.
Hingga pada akhirnya… terjadilah percekcokan dalam kehidupan rumah tangganya. Mungkin karena sang lelaki yang berambisi meraih cita-cita setinggi langit maka hampir dari pagi hingga malam kesibukannya hanya belajar dan terus belajar (seperti menulis, membaca buku dan mengikuti seminar). Sementara sang wanita kerepotan mengurus rumah dan 3 orang anak hasil buah cinta mereka. Sudah sewajarnya tugas seorang wanita mengurus rumah tangganya di rumah dengan tekun dan telaten; mulai dari mencuci, menyetrika, memasak dan membersihkan rumah. Tapi siapa sangka, wanita itu pun yang mengurusi jikalau genteng rumah bocor, lampu bohlam padam, gas habis, mencuci mobil, membetulkan antena TV dan lain sebagainya. Lantas, dimana tugas sang lelaki?
Ternyata sang lelaki asyik berdiam diri di kamar sambil terus membaca bertumpuk-tumpuk buku yang tak ada habis-habisnya. Sambil ditemani biskuit dan secangkir teh, ia asyik menikmati ambisi demi meraih pendidikan tertingginya.
Tak sia-sia memang… sampai akhirnya ia menjadi guru besar di sebuah kampus ternama. Sang wanita pun ikut senang tapi jauh di dalam lubuk hatinya ia ingin agar sang lelaki tak hanya tersohor di luar rumah namun ikut pula membantu mengurus rumah tangga yang mereka bangun berdua. Karena semenjak kesibukannya menjadi padat, sang lelaki jarang berada di dalam rumah bahkan hampir tak ada komunikasi interaksi yang baik dengan sang anak. Hal inilah yang memicu perselisihan antara ia dengan sang wanita karena dianggap tak peduli dengan keluarga.
Lantas… apa kehidupan mereka bahagia???
Nyatanya… di usia mereka kini yang menginjak 70 tahunan, mereka tetap merenda rumah tangga bersama. Berselisih paham seringkali terjadi namun cinta mereka sangat kuat hingga sang wanita terbisaa memiliki peran sebagai seorang istri, ibu dan kepala rumah tangga juga. Hampir semua pekerjaan yang seharusnya menjadi tugas seorang lelaki mampu diembannya. Dengan tulus ikhlas menjalani segala suatunya… bahkan tetap menerima sisi apapun dari pendampingnya. Sekalipun sang lelaki tak romantis, susah diajak berkomunikasi, berbeda aliran pemikiran dan lain-lain namun hanya satu kata yang mampu membuatnya bertahan dengan kehidupan rumah tangganya hingga kini telah memiliki beberapa cucu. Ya.. itu semua karena.. CINTA.
Posting Komentar