- Home »
- Cerpen , Cinta , Kehidupan Rumah Tangga , Serba-serbi ~DLT »
- Romantisnya Dirimu, Suamiku :)
Berbicara romantis… Pasangan mana yang tak kenal kata tersebut? Hampir setiap pasangan menginginkan hal-hal romantis diberikan oleh pasangannya. Betul khan? Termasuk aku, dan mungkin hampir setiap wanita ingin pasangannya bersikap romantis kepadanya. Ya… Berbicara romantis memang takkan ada habisnya. Biasanya hal romantis itu ketika bagaimana suatu hubungan dimulai, kita mengharapkan pasangan kita mengirimkan kartu ucapan, memberi bunga, berbagi perhatian dan kasih sayang, tahap pembujukan dan lain-lain. Tetapi terkadang romantisme bisa pudar dengan cepat, hal ini terjadi begitu sering yang nampak biasa saja dan alamiah…
Perbincangan dengan suamiku… Ketika ditanya apakah dia sudah romantis atau belum, aku menjawab sekenanya; “Ahh, kamu kurang romantis”. Lantas dia bingung, hal apa lahgi yang harus dia beri agar bisa dianggap romantis oleh istri tercintanya. Aku sempat berpikir, hal romantis apa ya yang ingin kudapatkan dari sang suami. Apakah pemberian bunga, surprise dan lain-lainnya? Namun aku keburu tersadar… bahwa aku menemukan sisi romantis suamiku dari sikap dan perhatiannya. Bahkan rasanya ingin kumenangis jikalau mengingat segala kebaikannya yang ternyata “romantis”.
Hal tersebut dibuktikan ketika setiap waktu makan, ia menanyakan; “Kamu mau makan apa sekarang? Biar aa yang beli”. Kemudian saat dia dengan setia mengantar jemputku PPL dari Jakarta Timur ke Jakarta Selatan. Terkadang kulihat keletihan wajahnya dan badannya yang sudah mulai pegal-pegal pertanda ia letih karena bermotor-motoran. Dan dengan setianya juga setiap akhir pekan ia mengantar sekaligus menemaniku menginap di rumah ibuku. Kemudian mungkin hal yang kurang kusadari sisi romantisnya ketika ia selalu mengecup, membelai dan membawakan bingkisan makanan ketika ia menghadiri sebuah acara atau bahkan ia mengajakku kemana-mana ketika ia harus mengisi sebuah acara.
Ya… bagiku semua hal itu romantis. Dan aku masih saja menagih sisi romantis dalam dirinya. Mungkin aku terlalu terpaku pada sisi romantis yang biasanya orang lain dengungkan; memberi seikat bunga, sekotak coklat, sebuah boneka atau sebentuk perhiasan. Bukan… ternyata bukan itu. Yang kutahu, suamiku itu romantis… sangat romantis. Karena ia bertanggung jawab dengan keluarganya, mencari nafkah, rela memeras otak dan pikiran demi membahagiakan sang istri dan calon buah hati kami kelak.
Ya… ternyata romantisme merupakan suatu cara menghormati, menghargai dan mencintai dengan caranya masing-masing. Romantis itu saat kita memberdayakan sebuah cinta dan kasih sayang yang kita miliki dengan suasana hati yang bersih, pikiran yang jernih… Romantis adalah ketika kita mampu memberikan segala yang terbaik yang bisa kita berikan untuk orang-orang yang kita cintai.. Romantis adalah ketika kita mau menerima segala kekurangan dan kelebihan yang dimiliki orang yang kita sayangi. Romantis adalah saat kita dengan penuh tulus hati menyerahkan apa yang kita miliki tanpa pamrih.. Romantis adalah saat kita menyuarakan dan mengekspresikan cinta kita tanpa kita harus meninggalkan pemikiran yang rasional. Romantis adalah saat kita harus membuktikan diri kita akan sebuah kedewasaan cinta yang bisa saling membangun dan memotivasi hidup kita menjadi lebih baik dari kemarin..
Dan bahkan seringnya… ternyata aku bisa merasakan saat-saat yang sangat romantis, hanya dengan sebuah pertukaran senyuman dengan sang suami, dan hati yang menyatakan kejujuran dan ketulusan melalui mata sebagai jendela hati. Dan romantis adalah saat aku menikmati sebuah aura kebahagiaan saat berdekatan dengan orang yang sangat aku sayangi, aura penyatuan dua buah hati tanpa berkata-kata. Romantis adalah saat aku memperhatikan suamiku yang tertidur nyenyak, merasakan keletihan yang tak terucap di sela nafasnya yang teratur, saat aku memperhatikan ia sedang tilawah, dan asik mendengarkannya di tempat tidurnya sampai aku jatuh tertidur. Terakhir, romantis bagiku saat aku pergi bersamanya dan merasakan ikatan cinta yang semakin mengikat kita karena sama-sama kecintaan kita padaNya. Subhanallah.
Posting Komentar