"Tidak ada yang sempurna di dunia.. Jika begitu adanya, mengapa masih mengharap berlebih dari apa yang sudah diberi oleh-Nya? Sekalipun masalah yang menyapa, ia bukan masalah yang tak ada jalan keluarnya. Karena pada-Nya saja, kita mengharap dan meminta.."

Postingan Populer

Pengikut

Bergidik, saat membaca apa yang tertuliskan oleh Ust Anis Matta. Beliau berpesan untuk bisa melupakan cinta jiwa yang tidak akan sampai di pelaminan. Sebab katanya, tidak ada cinta jiwa tanpa sentuhan fisik. Semua cinta dari jenis yang tidak berujung dengan penyatuan fisik hanya akan mewariskan penderitaan bagi jiwa itu sendiri.

Sampai pada ia bercerita tentang Nasr bin Hajjaj di masa Umar bin Khattab. Ia merupakan pemuda paling ganteng yang ada di Madinah. Sholeh dan kalem pula. Banyak gadis Madinah yang mengidolakannya secara diam-diam. Sampai suatu saat Umar mendengar seorang perempuan menyebut namanya dalam bait-bait puisi yang dilantunkan di malam hari. Umar pun segera mencari Nasr. Begitu melihatnya, Umar terpana dan mengatakan, ketampanannya telah menjadi fitnah bagi gadis-gadis Madinah. Akhirnya Umar pun mengambil keputusan untuk mengirimnya ke Basra.

Di Basra, Nasr bermukim pada sebuah keluarga yang hidup bahagia. Dan sayangnya, Nasr justru jatuh cinta pada istri tuan rumah. Dan parahnya juga wanita itu pun membalas cintanya. Hingga suatu saat mereka duduk bertiga bersama sang suami. Nasr menulis sesuatu dengan tangannya di atas tanah yang lalu dijawab oleh seorang istri. Karena buta huruf, suami yang sudah curiga itu pun memanggil sahabatnya untuk membaca tulisan itu. Hasilnya sang suami membaca tulisan "aku cinta padamu!" Nasr tentu saja malu kerena ketahuan. Akhirnya ia meninggalkan keluarga itu dan hidup sendiri. Tapi ketahuilah bahwa cintanya tak hilang. Dan ia justru menderita karenanya. Sampai Nasr jatuh sakit dan badannya kurus kering. Mengetahui kondisi Nasr seperti itu, suami wanita itu pun kasihan dan menyuruh istrinya untuk mengobati Nasr. Betapa gembiranya Nasr ketika wanita itu datang, wanita yang dicintainya. Tapi baginya, cinta tak akan mungkin tersambung ke pelaminan. Mereka tidak melakukan dosa, memang. Tapi mereka menderita. Dan Nasr meninggal setelah itu.

Well, betapa mengharu biru ya. Itulah derita panjang dari sebuah cinta yang tumbuh di lahan yang salah. Tragis bukan? Tapi ia tak kuasa menahan cintanya. Dan ia membayarnya dengan penderitaan hingga akhir hayat. Pastilah cinta yang begitu akan menjadi penyakit, percaya tidak? Nah.. Cinta yang ini justru menemukan kekuatannya dengan sentuhan fisik. Makin intens sentuhan fisiknya, makin kuat dua jiwa saling tersambung. Maka bisa dikatakan, ketika sentuhan fisik jadi mustahil, cinta yang ini hanya akan berkembang jadi penyakit.



Begitulah caranya Islam memudahkan. Yakni, jalan untuk menuju pelaminan. Semua diatur sesederhana mungkin. Mulai dari proses perkenalan, lamaran, hingga mahar dan pesta pernikahan. Perlu diingat, jangan ada tradisi yang menghalangi cinta dari jenis yang ini untuk sampai ke pelaminan lho. Meski ada juga halangan lain yang bisa terjadi karena cinta yang tertolak atau tidak cukup memiliki alasan kuat untuk melanjutkan sebuah hubungan jangka panjang yang kokoh.

Apapun alasan serta situasinya, begitu peluang menuju pelaminan tertutup, semua cinta yang ini harus diakhiri. Betul memang kata Ust Anis Matta. Hanya di sana cinta yang ini absah untuk tumbuh bersemi, dimanakah tempat itu? Yakni di singgasana pelaminan.

So, tunggu apalagi... Biarkan cintamu bersemi di pelaminan. Jangan menunggu lama dengan pacaran :)

One Response so far.