"Tidak ada yang sempurna di dunia.. Jika begitu adanya, mengapa masih mengharap berlebih dari apa yang sudah diberi oleh-Nya? Sekalipun masalah yang menyapa, ia bukan masalah yang tak ada jalan keluarnya. Karena pada-Nya saja, kita mengharap dan meminta.."

Postingan Populer

  • Hidup Masih Bisa Berubah
    "Jreng.. jrengg....." Terdengar bunyi gitar yang sedang dimainkan. Aku sudah dapat mengiranya, tak asing lagi... Suara itu pasti b...
  • Kita lah yg Menyebabkan Ujian Hadir
    Ketika kita dihadapkan dengan berbagai macam ujian, seringkali kita bertanya, “Mengapa semua ini terjadi? Apa salahku?!” Sejatinya ujian i...
  • Menderita Dalamnya Luka [Part III]
    Semenjak keberadaanmu di tempat yang baru, selalu ada hal yang bisa membuatmu tak lupa bahwa aku adalah yang selalu menemanimu. Mendengar ce...
  • Bersama yang Ku Sayang
    Ini foto bersama bundaku... Bunda yang telah memberi banyak warna dalam kehidupanku. Bunda yang senantiasa mengirim doa untukku. Dan dia l...
  • Mengenal Non-Fiksi
    Saat menyebut kata ‘non-fiksi’ yang tergambar dalam benakku adalah sebuah tulisan yang isinya bukan sebuah kisah rekaan atau karangan bohong...
  • Bila Orangtua Perhitungan
    Sebagai orangtua.. Saya dan suami bekerja keras untuk siapa? Ya untuk kebutuhan kami dan tentu untuk keperluan anak2 kami nantinya. Maka ...
  • Jeritan Hati Seorang Istri...
    Siang tadi, HP berbunyi... ternyata ada pesan whatsapp yang masuk. Dan ketika saya baca.. ternyata ada tulisan seperti ini dari seseoran...

Pengikut

Yang Terbuang, Yang Malang

Yang terbuang, yang malang..
Saat lembaran tak lagi perlu dikenang..
Tak usah lagi terbayang..
Hanya akan membuat pikiran mengawang..
Jasad pun ikut jadi meriang.....

Yang mengalun dikandung berderai kisah pilu..
Bercermin bayang depan yang membayangiku..
Saat bau tercium dibatang hidungku..
Akan dulu yang melekat bersama waktu...
Dan kini hanya tinggal satu deru...

Mungkin lebih baik sendiri...
Mengilhami dari apa yang terjadi..
Walau teringat batu-batu kasih yang diberi..
Membayang terus dilubuk hati..

Biarlah berukir dibenak masing-masing ranting
Dan waktu terus saja berdenting...
Menertawakan kita dalam hening...

Biarlah waktu yang memilih arah...
Pada larian angin yang membawa gairah..
Dan mengukir kembali kisah...

Biarkan saja kita pandang pucuk mentari..
Dan lembut angin bersisa wangi..
Yang selalu terselimuti...
Manis berkalbu, yang tertinggal dan sepi.. 
Sampai nanti aku kembali.....
Bersama terwujudnya mimpi.

Yang terbuang, yang malang...
Dan sejenak aku kan menghilang.