Pagi yang cerah. Matahari pun mulai memancarkan sinarnya dengan pekat... Membuat orang yang tak biasa terkena sinar matahari akan panik dibuatnya. Takut kulit menjadi hitam, gosong dan sebagainya. Padahal kan sinar matahari pagi itu menyehatkan. Memang kekhawatiran yang berlebihan -red Lebay :D
Sementara disebuah rumah... Ada percakapan yang terjadi antara seorang anak perempuan dengan ibunya. Nampak jelas sang ibu yang sudah menjadi teman bermain putri semata wayangnya tersebut minta diantarkan pergi berbelanja. Kemudian putrinya sedikit menolak, dengan alasan nanti sore saja perginya. Ibunya sedikit kecewa lantaran sang putri enggan menemaninya pergi berbelanja saat itu... Kemudian ibunya melanjutkan masak yang sedari tadi dilakukannya.
Selang beberapa jam, sang putri menghampiri ibunya... "Bu, yuk aku anterin belanja. Urusanku sudah selesai nih" ujar sang putri. Ibunya masih terlihat diam, tak berkomentar apa-apa sampai akhirnya sang putri meminta maaf atas keengganannya tadi dalam menemani ibunya berbelanja. "Bu, maafin ya tadi aku lagi ngerjain tugas kuliahku dulu. Mumpung hari libur jadinya dicicil biar satu persatu urusanku selesai. Maafin aku bu, maaf bangetttt" pintanya mengiba.
Sang ibu yang tadinya diam dan kelu mulai angkat bicara. "Masihkah akan begini, nak? Sementara kau nanti akan sulit membantu ibumu lagi. Tak bisakah kau lebih mementingkan ibumu ini dibandingkan dengan yang lain sebelum saat itu tiba?" ucap sang ibu. Dengan menitikkan air mata, kepala sang putri tertunduk lesu... Merasa bersalah dan sedih mendengarkan apa yang diutarakan ibunya tersebut. Sudah berkali-kali sang ibu mengatakan hal sama dan mengingatkan pula bahwa sang putri tak lama lagi akan berpisah dari ibunya.
"Maafkan bu. Aku janji tidak akan seperti ini lagi... Aku akan berusaha meluangkan waktu demi mengantarkan kemanapun ibu pergi dan setia menemani ibu dalam keadaan apapun" ujar sang putri dengan sedikit tersedu-sedu. Kemudian ibunya menghampiri dan mendekap putrinya dengan erat sambil berkata, "Nak, ibu belum siap kehilanganmu. Ingatkah saat kita jalan-jalan berdua, makan bakso berdua, pergi berbelanja baju berdua, minum es duren berdua, ke salon berdua, sampai saat sakit berdua juga??? Ketahuilah sayang, ibu takut... Masihkah akan bisa begitu? Sementara sebentar lagi rasanya kau akan jauh dari ibu dan akan memiliki teman baru yang akan menemani kau pergi. Lalu ibu akan pergi dengan siapa? Pada siapa ibu harus meminta tolong menemani ke pasar, berobat ke dokter, ke salon dan lain-lain?". Tak terasa banjir air mata saat itu... Keduanya saling menyayangi dan mencintai, hingga berat rasanya dipisahkan antara ibu dengan putrinya tersebut.
Sang putri mencerna perkataan ibunya dengan baik, kemudian berujar dalam hati, Ibu, aku berjanji... Bila sudah menikah nanti, aku akan berusaha meluangkan waktuku demi ibu... Takkan kubiarkan ibu kesepian dan tak ada yang menemani. Insya Alloh bu... semampuku.
Setiap ibu tak akan pernah siap berpisah dengan anak yang dilahirkannya. karena perasaan kehilangan lebih dari sekedar cinta atau persahabatan yang kita temui ditengah jalan-jalan kenyataan.
Ya betul... oleh karena itu, berusaha membahagiakan sang ibu sebelum mengalami perpisahan pun termasuk ketika sudah menikah nanti sebisa mungkin membagi waktu untuk orang tua :')