"Tidak ada yang sempurna di dunia.. Jika begitu adanya, mengapa masih mengharap berlebih dari apa yang sudah diberi oleh-Nya? Sekalipun masalah yang menyapa, ia bukan masalah yang tak ada jalan keluarnya. Karena pada-Nya saja, kita mengharap dan meminta.."

Postingan Populer

Pengikut

"Jreng.. jrengg....."
Terdengar bunyi gitar yang sedang dimainkan. Aku sudah dapat mengiranya, tak asing lagi... Suara itu pasti bersumber dari tukang ngamen yang biasa menyambangi rumahku hampir tiap sore hari. OMG, kalau bukan karena rasa iba-ku padanya, mungkin sudah tak pernah kuterima lagi kehadirannya mengamen di depan rumahku. Genjrengannya itu lho, gak karuan banget bunyinya.

Kusambangi ia di depan pintu pagar. Sambil terus bernyanyi; "Hidup masih bisa berubaaahh, hoo.. hooo". Lalu kukatakan padanya, "Lagunya itu mulu bang, ganti ngapa?!" ehh malah dijawab sama dia, "Wah, kagak bisa itu mbak... Lagu ini daleeeeem banget maknanya buat gua, bayangin aja dari sejak kecil ampe gua dah sebesar ini hidup gua tuh gak berubah-berubah... Makanya gua nyanyiin lagu ini sebagai pelipur lara gua kali aja nasib gua bisa berubah!". Gleekk, sambil geleng-geleng kepala. Capek dah! Gimana hidupnya mau berubah kalau kerjaannya cuma nyanyi gak karuan dan minta dibayar dengan segelas aqua aja. Fiuhh...

Percaya gak sih, hidup itu masih bisa berubah? Aku kurang sepakat dengan apa yang dilakukan oleh pengamen itu, dia mengatakan bahwa hidup masih bisa berubah tapi nyatanya dia sendiri gak mau berusaha mengubahnya. Kerjaannya cuma ngamen, ngerokok dan nongkrong-nongkrong di depan rumah. Padahal, kalau mau ditinjau lagi. Seharusnya lagu yang dinyanyikannya itu bisa memotivasi dia untuk bangkit mengubah hidupnya, percaya dan yakin bahwa nasib hidupnya memang masih bisa berubah. Seandainya dia mau berusaha melamar kerja atau lebih memanfaatkan harinya dengan kegiatan berguna tentulah ia sendiri tidak akan mengalami kerisauan dalam menjalani hidupnya.


Ya, karena di dalam hidup ada sebuah dinding tipis antara ’nasib kita untuk gagal’, dengan ’nasib kita untuk berhasil’. Memang, selama ini kita sudah bekerja keras, termasuk pengamen itu yang katanya sudah berusaha sekuat tenaga untuk jadi orang 'bener'. Kita pun mungkin sudah berusaha semaksimal mungkin untuk meraih ’nasib berhasil’ itu. Namun, mengapa kita selalu dihadapkan kepada ’nasib gagal’ ya? Lantas kita seringkali berkata; ”Tuhan, sudah aku lakukan semua yang bisa kulakukan. Tapi, mengapa nasib hidupku masih seperti ini juga?”


Mungkin, inilah sebenarnya inti pelajaran dari seorang temanku yang mengatakan bahwa ada ayat Al-Quran yang isinya tentang mengubah nasib. Beliau bilang, Alloh berfirman: ”Sesungguhnya Aku tidak akan mengubah nasib suatu kaum, hingga mereka mengubah dengan dirinya sendiri.”

Selama ini kita pahami janji Alloh untuk membantu mengubah nasib, kalau kita bersedia untuk berusaha. Namun, ada maksud lain. Mungkin saja yang dimaksudkan Alloh bukanlah sekedar bersedia melakukannya sendiri. Melainkan bersedia ’mengubah diri sendiri’. Karena, ketika kita bersedia mengubah diri, maka kita akan mampu menyesuaikan diri. Dan ketika kita mampu menyesuaikan diri, maka kita mempunyai peluang yang lebih besar untuk berhasil. So, logis dong kalau Alloh menginginkan kita untuk mengubah diri sendiri. Setelah itu, barulah Dia berkenan untuk mengubah nasib kita, menjadi lebih baik.


Pecaya dan yakinlah bahwa hidup kita pasti bisa jauh lebih berhasil dengan ikhtiar maksimal mengubah diri diiringi keuletan, ketekunan dan kerja konsisten serta jangan lupa berdoa juga yaaa :)