"Tidak ada yang sempurna di dunia.. Jika begitu adanya, mengapa masih mengharap berlebih dari apa yang sudah diberi oleh-Nya? Sekalipun masalah yang menyapa, ia bukan masalah yang tak ada jalan keluarnya. Karena pada-Nya saja, kita mengharap dan meminta.."

Postingan Populer

Pengikut

Sejatinya, hidup itu kadang kala diluar dari rencana-rencana yang telah kita susun… Mengapa saya katakan seperti itu? Sebab ada banyak alasan yang membuat saya berpikir seperti itu.

Sedari kecil, saya sudah diajarkan untuk memiliki impian dan mengejar apapun yang menjadi cita-cita. Terlahir dari sebuah keluarga yang sederhana namun penuh dengan visi misi serta ambisi mendorong saya untuk bisa mencurahkan segenap tenaga dalam mencapai ‘goal’ yang saya inginkan.

Siapapun, termasuk Anda pasti memiliki impian atau cita-cita, dan saya yakin akan hal itu. Namun masalahnya, ternyata tidak semua orang berhasil mewujudkan impiannya tersebut, atau bisa dikatakan tidak berani karena tekadnya kurang dalam mewujudkan impian-impian terindah dalam hidupnya.

Dan setiap individu yang berbeda pasti memiliki impian yang berbeda pula. Jika saja setiap manusia yang ada di bumi ini memiliki impian yang berbeda-beda maka bisa dibayangkan ada milyaran impian yang berterbangan di langit bumi ini khan? Dengan adanya impian yang hendak kita raih itu akan membuat hidup kita punya arah, tujuan dan tantangan sehingga hidup menjadi terasa dinamis dan indah. Sedangkan, bagi orang yang tidak punya impian karena semua yang ada di dunia ini sudah ada di sekitarnya atau karena memang tidak bisa merangkai impian, tentu akan merasa jenuh. Walaupun segala suatu telah dimiliki, tapi tidak ada sesuatu yang membuat hidupnya bergerak, ada dinamika dan nuansa yang berbeda.


Bahwa mewujudkan impian itu memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, tidak juga sesulit menemukan formula yang tepat untuk membuat roket yang bisa mengantarkan manusia sampai ke bulan. Seperti dahulu, saya memiliki impian untuk menjadi penyair terkenal. Kebetulan sekali, sejak masa SMP saya senang membaca karya-karya Kahlil Gibran, seorang penyair yang terkenal. Hingga kemudian saya belajar untuk bisa merangkai kata-kata indah dalam buku harian saya. Prinsip saya saat itu, hanya Talk Less, Do More. Artinya, karena saya sejak dulu sangat tidak bisa menyampaikan apa yang menjadi impian saya, saya pun hanya bisa memotivasi diri saya sendiri bahwa saya bisa meraih impian saya dan akan membuktikannya pada dunia ketika impian itu sudah tercapai. Maka, saya lebih banyak bercerita dengan buku harian, atau blog pribadi saya tentang semua keinginan-keinginan yang tidak saya ceritakan pada orang lain.

Pada akhirnya, perlahan yang saya inginkan tersebut terwujud. Meski diluar rencana. Kini, saya menjadi penulis lepas yang berkecimpung dibidang kepenulisan nonfiksi yaitu ketika ada permintaan untuk membuat artikel, essay, opini atau proyek menulis ensiklopedia, sebisa mungkin semuanya saya coba geluti. Meski saya tak menjadi penyair terkenal, tapi sampai saat ini saya senang menulis dengan merangkai kata-kata indah yang ber-rima.

Mengutip kata Paul Hanna, kuncinya adalah sikap dan keyakinan bahwa You Can Do It! (Anda Pasti Bisa!). Pun ketika saya menyakinkan diri bahwa saya bisa menjadi seperti apa yang saya inginkan. Termasuk ketika saya lepas SMA. Saya sangat ingin bisa masuk perguruan tinggi, Universitas Indonesia yang telah saya idam-idamkan. Saat itu saya tidak terpengaruh oleh teman-teman saya yang masih bingung dengan beragam pilihan perguruan tinggi. Saya sudah yakin serta mantap untuk bisa menjadi mahasiswi UI atau setidaknya menjadi mahasiswi UNJ dan mengambil bidang pendidikan matematika yang sudah saya gemari sejak kecil. Namun, sekali lagi saya tekankan bahwa  “Hidup itu kadang kala di luar dari rencana-rencana yang telah kita susun". Ya, dan pada akhirnya saya bisa menjadi mahasiswi UNJ namun bukan hanya imu tentang pendidikan matematika yang saya dapatkan, melainkan juga pendidikan karakter, pedagogik, sains, sosial, psikologi perkembangan, psikologi pendidikan dan sebagainya. Bagaimana bisa itu semua didapatkan? Ya karena saya kini terjun dalam bidang Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang secara dasar membahas hal itu semua.

Benar ternyata, bahwa hidup itu kadang di luar dari rencana-rencana yang telah kita susun. Sekeras apapun usaha yang kita kerahkan demi mencapai yang kita inginkan, ternyata ada tangan Tuhan yang selalu mendominasi dan Yang Maha Mengetahui atas segala yang terbaik bagi hambaNya.  

Selama kita telah memiliki impian, dan telah memperjuangkannya sekuat tenaga. Jangan khawatir bahwa Dia selalu melihat kerja keras kita dan akan membalas dengan balasan yang terbaik. Memang mewujudkan impian tidaklah mudah, namun bukan berarti tidak mungkin. Yang harus kita ketahui adalah dibalik semua yang kita inginkan pasti butuh pengorbanan. Selalu ada harga yang harus dibayar untuk mendapatkan sesuatu. Dan meskipun suatu saat kita mendapatkan sesuatu secara gratis maka pasti ada jasa atau kebaikan yang pernah kita lakukan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, jangan berharap impian Anda akan menjadi nyata sementara Anda hanya bisa berdiam saja atau seperti mengharap durian runtuh.

Karena terwujudnya sebuah impian tergantung seberapa besar Anda memimpikan impian tersebut dan hingga sejauh mana Anda bisa mengedukasi alam bawah sadar bahwa Anda benar-benar menghendaki impian itu menjadi sebuah kenyataan. Kebanyakan orang mungkin biasa mengedukasi alam bawah sadar dengan cara menceritakan impian-impiannya kepada orang lain; bisa kepada teman dekat, guru atau keluarga. Namun untuk saya pribadi, lebih senang membagi impian saya tersebut pada buku harian atau blog saya sendiri. Dengan usaha seperti itu diharapkan ada flash back ke dalam diri saya (lebih tepatnya ke bagian alam bawah sadar) bahwa saya serius ingin mewujudkan impian itu, meskipun semua pada akhirnya kembali tergantung pada  kehendak Yang Maha Kuasa.

Banyak perngorbanan yang harus saya lakukan ketika sudah menjadi penulis dan guru SD. Pengorbanan yang dimaksud bisa berupa waktu, biaya, tenaga, pikiran, perasaan, dan lain-lain. Seperti saat saya ditawarkan untuk menulis sesuatu dan dengan deadline yang cukup mengkhawatirkan, maka sebisa mungkin saya bersegera menyelesaikan apa yang menjadi tugas dan kewajiban setelah saya menyepakati untuk menerima tawaran tersebut. Ada banyak hal yang saya kesampingkan terlebih dahulu khususnya waktu bermain saya. Bayangkan saja, ketika teman-teman kampus saya sedang menikmati liburannya, saya malah harus berkonsentrasi penuh dengan tugas-tugas saya dan aktivitas lain di luar perkuliahan. Dan itulah yang dinamakan sebuah sikap professional dalam pekerjaan. Lalu ketika pertama kalinya saya mengajar les anak usia SD di buah yayasan. Ternyata tak semudah yang saya bayangkan. Saya kira mengajar itu cukup dengan menyampaikan materi kemudian memberikan soal dan menilai hasil jawaban murid saja. Tapi ternyata tidak seperti itu, saya tidak sekadar mengajar saja melainkan saya juga sedang mendidik anak bangsa yang dipundaknya lah kelak akan terukir warna  penuh kemajuan atau malah kebobrokan. Saya tak hanya bertanggung jawab terhadap akademiknya saja, namun juga pada karakter, moral serta perilakunya  kelak. Dan itu semua butuh curahan pikiran, tenaga, waktu dan bahkan harta sekalipun demi memenuhi semua tanggung jawab tersebut.

Ya. Memang kita harus berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian atau bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.

Tiada hidup yang selalu berlangsung mulus dan penuh senyuman. Karena hidup ini seperti dua sisi mata uang. Adakalanya kita mengalami kemenangan atau kegembiraan, namun adakalanya kita pun pernah mengalami kegagalan atau kepahitan. Tapi jangan khawatir, sadarilah bahwa Pencipta kita senatiasa memberikan kesempatan baru seperti matahari yang  tidak selamanya selalu bersinar sepanjang hari, terkadang  awan mendung pun datang menghalangi sorotan cahaya sang surya. Satu hal yang pasti, sinarnya pasti muncul pada hari berikutnya.

Selagi masih ada waktu, marilah kita terus mencoba. Jangan pernah takut untuk melakukan apapun yang terbaik. Karena apapun yang kita inginkan atau impikan selama itu masih dalam kerangka kebaikan yakinlah bahwa Tuhan akan selalu memberi yang terbaik dengan balasan sempurna terhadap kerja keras kita meski hidup itu kadang kala di luar dari rencana-rencana yang telah kita susun.

Tersenyumlah pada dunia, dan nikmati segalanya…

2 Responses so far.