"Tidak ada yang sempurna di dunia.. Jika begitu adanya, mengapa masih mengharap berlebih dari apa yang sudah diberi oleh-Nya? Sekalipun masalah yang menyapa, ia bukan masalah yang tak ada jalan keluarnya. Karena pada-Nya saja, kita mengharap dan meminta.."

Postingan Populer

Pengikut

Aya mencoba meyakini hatinya, apakah laki-laki yang kini mengisi hidupnya itu adalah laki-laki yang tepat menjadi pendampingnya kah??? Bersikeras ia mencoba mematrikan nama laki-laki tersebut dalam ingatannya untuk menuju 'sebuah proses'. Begitu lama pencarian tersebut, sudah berulang kali aku mengetahui bahwa Aya selalu meminta kejelasan dari sikap para lelaki yang mencoba mendekatinya, namun nihil semuanya tak berani 'maju' kehadapan Aya.

Hingga suatu ketika, Aya merasakan hal yang berbeda dengan seorang lelaki yang sudah dianggap menjadi teman dekatnya tersebut. Pada mulanya kedekatan mereka hanya sebatas kedekatan partner kerja, namun ternyata makin hari Aya pun bingung kenapa tunas cinta itu mulai tumbuh di hatinya? Ia mencoba menepis rasa yang semakin berkecamuk dalam hatinya. Tak mau gusar dengan hal sepele semacam itu, Aya pun hanya menyimpan rasa itu dalam-dalam seorang diri.

Tiba pada saatnya, seorang lelaki itu menyatakan rasa cintanya pada Aya. Terkejutlah Aya, apakah ini sebuah kebetulan ataukah memang ini semua seperti sudah menjadi jalan takdir dari seorang yang bernama Aya? Ya. Aya pun tak henti-hentinya meminta pada Alloh agar diberikan petunjuk yang terbaik dari semua ini. Kembali meyakinkan diri, bahwa tidak ada yang namanya bermain-main perasaan dalam kamus hidup seorang Aya. Tapi mau bagaimana lagi, rasa fitrahnya itu cenderung mendominasi... Tak kuat hati menyimpannya seorang diri, Aya pun menyampaikan apa yang menjadi isi hatinya pada sang lelaki tersebut. Alhasil, gayung bersambut... Ternyata kedua-duanya merasakan cinta yang sama. Karena sang lelaki tersebut adalah tipe lelaki sholeh, maka ia meminta Aya untuk sama-sama menjaga hati agar sampai tiba saatnya dipertemukan, maka akan terikat dalam sebuah tali pernikahan.

Hari pun berlalu...
Komunikasi Aya dengan sang lelaki tersebut sangatlah terjaga, karena aku tahu Aya dan sang lelaki tersebut memang cukup memiliki pondasi agama yang kuat sehingga hal-hal yang diluar kendali bisa terminimalisirkan atas kesepakatan berdua.

Aya tak suka dikatakan bahwa ia sedang berpacaran dengan lelaki tersebut. Aya mencoba menunjukkan sikap yang tenang dan santai dalam menanggapi omongan teman-teman lain tentang hubungan ia dan sang lelaki tersebut. Namun, sesekali Aya pun gerah terhadap pernyataan teman-temannya tersebut dan mencoba menjelaskannya perlahan kronologis hubungannya dengan sang lelaki tersebut. Bukannya ingin menutupi tapi memang semenjak adanya pernyataan antara sang lelaki dan Aya, jelas mengubah interaksi mereka berdua. Tidak saperti sebelumnya, Aya sangat berhati-hati dalam bersikap dan berkata bila dihadapan sang lelaki tersebut.

Kuacungi jempol, melihat sikap Aya yang cukup dewasa dalam bertindak seperti itu. Bahkan semakin mengagumkannya, ketika aku tahu bahwa Aya mengirim surat untuk sang lelaki yang pada intinya minta kejelasan dan kepastian terhadap hubungan mereka. Jadikan putih tetap putih dan yang hitam biar hitam adanya tapi jangan sampai memposisikan mereka di daerah abu-abu tanpa adanya kejelasan. Begitu kata Aya dalam suratnya untuk sang lelaki tersebut.
Menunggu lamanya balasan... Aya tetap memohon yang terbaik pada Alloh jika memang sang lelaki itu yang terbaik, agar bisa disegerakan 'sebuah proses' demi sama-sama menjaga hati diantara mereka dan untuk segera menuju kehalalan. (Bersambung)