"Tidak ada yang sempurna di dunia.. Jika begitu adanya, mengapa masih mengharap berlebih dari apa yang sudah diberi oleh-Nya? Sekalipun masalah yang menyapa, ia bukan masalah yang tak ada jalan keluarnya. Karena pada-Nya saja, kita mengharap dan meminta.."

Postingan Populer

Pengikut

Diskusi yang menarik terkait sikap yang mungkin selama ini kita anggap sepele atau remeh. Sederhana saja, kita menganggap itu sebuah hal yang lumrah dan takkan berakibat apa-apa namun ternyata? Sesungguhnya kekuatan fitnah sangatlah kuat dan bisa menciderai diri kita, meski sudah dibangun dengan pertahanan yang kokoh sekalipun.

Bermanja-manjaan... Itu topik yang akan dibahas kali ini. Dimana, terkesan dengan pernyataan seorang ikhwan yakni, "Ukhuwah itu memang penting. Namun bukan sekedar ukhuwah, melainkan ukhuwah Islamiyah, ukhuwah yang berbingkai nilai-nilai Islam. Dan bukan merupakan kewajaran dalam Islam jikalau ada seorang akhwat yang 'bermanja-manjaan', atau sebaliknya, ikhwan yang 'bermanja-manjaan' dengan seorang akhwat. Kecuali kepada saudara kandung ataupun kepada suaminya jikalau dia sudah menikah." Subhanalloh... Bahkan diri ini teramat malu. Apakah aku termasuk dengan kategori tersebut? Akhwat yang suka 'bermanja-manjaan'? Semoga tidak...

Namun pada kenyataannya, penting sekali membahas ini. Terutama bagi seorang muslimah, yang sudah memiliki pondasi kuat dalam dirinya, telah mengetahui mana sikap yang baik dan mana sikap yang buruk. Sudah menjadi sebuah hal yang biasa, bila kita menganggap seseorang sebagai 'kakak' dimata kita. Padahal bagaimanapun, tidak ada ikatan mahram dengan seseorang yang kita anggap 'kakak' itu. Sehingga tetap perlu ada batasan-batasan interaksi dengannya.

Berkedok sebagai 'kakak-kakakan' mungkin bisa menjerat seseorang terlibat dalam permainan cinta didalamnya. Sebatas kakak, tapi ternyata sikapnya berlebih tak selayaknya kakak, justru semakin terlihat betapa spesial sikap kakak itu terhadap 'adik'nya.

Apakah ada cinta didalamnya? Kalau benar ada cinta, maka dia harus bisa menjaga diri kita dari laranganNya. Tidak akan melempar kita ke neraka dengan mengajaknya bermaksiat kepada Alloh SWT, meski dengan hal sederhana yakni 'bermanja-manjaan'.

Kalau memang benar cinta, pastinya akan meminta petunjuk Alloh kemudian berdoa serta muhasabah kembali perasaan yang hadir di dalam dirinya. Dan bila benar-benar sudah tetap hatinya, lanjutkan dengan lamaran, itulah tanda keseriusan seorang laki-laki.

Laki-laki bila sudah mengenal perempuan –apalagi yang kurang pengetahuan agama- bakal menjadi seorang yang berotak liar. Pengennya mengeksploitasi kaum hawa agar menurut sama keinginannya. Ia merasa ialah laki-laki paling jantan se-Dunia. Untuk perempuan juga lho, kalau sudah sempat sekali saja merasakan nikmatnya ‘syurga dunia’, maka akan sulit berhenti. Semacam kecanduan gitu lah...
 
Ahh perlu kita ketahui ukhti-ukhtiku... Laki-laki itu punya seribu satu cara bila sudah ada maunya sama perempuan. Bisa dengan rayuan gombal seribu puisi. Bisa dengan berpenampilan seolah-olah pria yang datang dari syurga. Bahkan ada yang menggunakan cara kasar juga, seperti ancaman, obat bius, dll. Apalagi zaman sekarang, media pornografi sangat gampang didapat dan dikonsumsi.  Bayangkan saja, menurut data statistik, hampir semua remaja pernah menonton blue film, menyimpan, bahkan menjadi hiburan sehari-hari! Hampir dipastikan, peluang untuk melakukan zina itu sangat besar!! 

Jangan sampai sikap yang menurut kita biasa seperti sikap yang terlalu ramah, menyebabkan kita sendiri yang terperosok dalam jurang penyesalan. Berhati-hati dalam menanggapi sikap laki-laki, meski itu kita sudah anggap sebagai saudara, kakak, om dan lain-lain. Perlu ingatlah, bahwa tak ada ikatan mahrom sama sekali sehingga peluang terjadi hal-hal diluar kendali akan sangat memungkinkan.

Sebuah pembelajaran disini, bahkan ketika disinggung oleh seorang ikhwan dengan pernyataan di atas... Dan sebuah pengakuan juga dari diri seorang ikhwan, "Padahal diri ini memang mengkhawatirkan. Dan aku sangat khawatir terhadap diriku. Dan itulah yang membuatku senantiasa menjaga jarak dengan perempuan. Yang jelas... Aku sangat khawatir dengan posisiku saat ini. Posisi seorang pemuda yang masih bujang."

Aku berhenti sampai disini... Seperti tersedak, dan seakan aku sedang bermimpi terhadap semua yang pernah terjadi. Seperti tak disadari bahwa sikap kita ternyata bisa menjadi tumbal bagi diri kita sendiri. Waspadalah teman... Janganlah sikap 'bermanja-manjaan' terhadap lawan jenis, menjerumuskanmu dalam kemaksiatan yang tak disadari hingga menimbun dosa memenuhi bumi. Na'udzubillah.....