Ibu, aku tau kau tengah mengkhawatirkanku. Terlebih, ketika permintaanku diajukan. Dengan sebuah keraguan kau menjawab, "Apa bisa?"
Ya. Ku akui memang tak mudah... Tapi tak akan menjadi tahu bila tak mengalaminya. Kau selalu menasihatiku, untuk bisa memaksimalkan peranku sebagai seorang wanita... Berada di rumah; memasak, beres-beres ataupun berkumpul dengan keluarga... Itu yang belum ibu lihat dari diriku. Ku akui semua itu dengan sebuah anggukkan dalam hati tatkala kesekian kalinya kau menasihatiku.
Bu... Aku ingin selalu berada dalam bingkai kebaikan. Sedikitpun tak ingin menyikapi segala sesuatu dengan berlebihan. Meskipun selalu itu yang kau khawatirkan... "Bagaimana nasibmu kedepannya?", "Apa kamu sudah siap dengan resiko yang ada?". Ahh..... Dengan cara apa aku bisa meyakinimu.
Naluri seorang ibu tengah berbicara... Jauh dari lubuk terdalam, kau menginginkan yang terbaik bagiku. Sungguh aku bahagia memiliki ibu sepertimu. Namun, sekali lagi... Pengajuanku ternyata kau tolak kembali. Sepertinya kau belum siap untuk kehilanganku...
Ada hati lain yang berbicara, tengah meyakiniku bahwa kau tak ingin kehilangan anak gadismu satu-satunya ini... Aku tahu akan hal itu. Dan aku pun tentu akan sedih menjalaninya. But, percayalah bu... Aku yakin bisa menjalani semuanya. Dan kau pun pastilah bisa!
Ku mohon izinkan aku... Izinkan.
Demi kebahagiaan anakmu ini, bu...
Dalam bingkai yang Alloh ridhoi :')
Posting Komentar