Tetiba saya menerima sms, yang berasal dari ibunya adik kelas saya. Dalam isi sms tersebut, ia bercerita bahwa ia sudah tidak habis pikir dengan ulah anak sulungnya. Ia kecewa karena sudah disekolahkan tinggi-tinggi hingga bangku kuliah namun ternyata saat perkuliahan tingkat akhir, ia memutuskan enggan menuntaskan perkuliahannya. Menurut ibunya, si anak mengalami suatu masalah yang akhirnya menjadi dampak enggan menuntaskan bangku perkuliahannya. Ia meminta tolong pada saya untuk menasihati anak sulungnya tersebut. Saya pun sudah menasihatinya baik-baik namun apa daya.. Jika memang bukan karena kemauan si anak tersebut, bagaimana mau ada perubahan?***Orangtua bahkan rela merendahkan dirinya demi memelas pada anaknya agar mau lanjut kuliah kembali pasca sang anak vakum dari jadwal kuliahnya. Ia rela menangis dan mengemis harap agar sang anak menyelesaikan studinya yang hanya tinggal setahun lagi. Namun.. Namanya seorang anak belum tentu tersentuh melihat harap dari ortunya.. Jangankan melihat tangis dan pinta ortunya.. Ia bahkan terlupa, 3 tahun masa kuliah yang telah ditempuhnya adalah berkat perjuangan kedua ortunya. "Nak.. Kembalilah kuliah.. Tuntaskan akhir studimu, jangan kau jadikan semua hanya kesia-siaan dan menjadikan penyesalan di masa depanmu nantinya." Isak orangtua tersebut.. Yang tak jua mengubah keputusan mutlak dari sang anak..
Posting Komentar