- Home »
- Cerpen , Cinta , Curcol , Kehidupan Rumah Tangga , Serba-serbi ~DLT , Wanita »
- Hanya Butuh Komunikasi
Semua hanya butuh komunikasi... maka terluapkanlah semua isi hati... lega dan suasana kembali berseri, romantis pun harus terus lagi dan lagi.... terima kasih abii :)
Semalam...
sebelum tidur, kupandangi langit kamarku. Bersebelahan dengan sang suami, kami
bersama-sama menikmati.. suasana hening kamar tempat kami beradu. Lantas,
ditengah keheningan, pecahlah sunyi. Abi bertanya padaku, "Ada yang mau
disampaikan, Umi?"
Aku
yang saat itu sedang memikirkan sesuatu tiba-tiba tersentak dan mencoba
mencerna pertanyaan Umi... sejenak kuingat-ingat kembali apa yang sudah lama
ingin kusampaikan padanya. Terlebih momen kebersamaan sunyi dan hangat ini
jarang kami lewati.
Kemudian...
aku awali dengan tumpah ruahnya semua curahan hati. Seolah ingin melepas
belenggu yang mengikat hati, kusampaikan satu per satu, perlahan tapi pasti
hingga terasa ringan semua yang menggerogoti.
Abi...
aku ingin kamu tidak pulang terlalu larut malam, aku ingin kamu bisa lebih
menjaga kesehatan dan kebersihan diri, aku ingin kamu bisa lebih care terhadap
keluarga lagi, aku ingin kamu lebih serius menatap masa depan dengan mencari
nafkah yang halal dan berkah, dan aku ingin lainnya...
Ya.
seperti itulah. Kusampaikan semua unek-unekku. Abi pun coba mencerna semua yang
kusampaikan, sesekali dia menanggapi dan sesekali dia juga menyanggah terhadap
pernyataanku tersebut. Hingga suasana sempat menegang karena ada beberapa point
yang kusampaikan menurutnya tak sesuai dengan kenyataan. Akhirnya aku berbalik
badan, membelakanginya dan tak kuasa kumenitikkan air mata. Namun, aku sangat
tau sifat suamiku... suaranya memang agak meninggi tapi tak bermaksud menyakiti
perasaanku.
Didekapnya
aku, sambil berkata, "Iya.. iya Umi, Abi ngerti.. Yaudah, apalagi yang
ingin disampaikan? Mosok Abinya dibelakangin gitu.." ucapnya merajuk. Aku
pun tidak tega, kubalikkan kembali tubuhku menghadapnya dan mencoba
menyelesaikan kesalahpahaman dari apa yang telah kusampaikan... Aku hanya ingin
terjalin komunikasi yang baik, hanya ingin selalu ada perbaikan dalam membina
keluarga kecil kami.
Setelah
puas menyampaikan semuanya... aku gantian bertanya padanya, "Nah, sekarang
gantian... Abi maunya Umi kayak gimana?" Kemudian dijawabnya, "Ahh, Abi
nggak mau Umi gimana-gimana, biasa ajalah" Aku yang kesal dengan jawaban
sekenanya itu mencoba meyakinkannya kembali bahwa apa yang dia inginkan,
insyAllah aku akan turuti.. Kemudian mengalirlah semua curahan hatinya
terhadapku...
"Abi
pengen Umi terbuka... mengenai apapun itu. Kalau sedih cerita, kalau lagi
seneng juga Abi dibagi bahagianya... Terus Abi pengen Umi bisa lebih serius
menghafal Al-Quran lagi biar anak kita bisa menjadi anak shalih/ah, generasi
pecinta Quran... Malu dong Umi, kalau nanti kalah hafalannya sama anak kita?
Terus Abi minta sama Umi untuk bisa menerima dan ikhlas serta bersabar dalam
berumah tangga sama Abi. Kalau lagi seret gak punya uang, Umi memaklumi dan
jangan terlalu menuntut ini itu... Terakhir, Abi ingin Umi bisa mengelola
keuangan dengan lebih baik lagi, harus bisa banyak nabung biar bisa nyicil
rumah dan mobil. Udah gitu aja koq" jelasnya panjang lebar.
Wow,
betapa kagetnya aku ternyata... dia menyimpan banyak pula keinginan terhadapku.
Maka, kucoba cerna satu-satu apa yang diinginkan terhadapnya. Dan mencoba
berjanji untuk bisa memenuhi permintaannya tersebut.
Maka,
malam tadi adalah malam terindah... Kami mengistirahatkan tubuh sekaligus
pikiran-pikiran yang selama ini mungkin menjadi beban di hati. Memang benar
adanya, kuncinya hanya komunikasi. Segala suatu jika disampaikan dari hati maka
akan sampai ke hati pula. Jazakallah ya Abi, semakin cinta denganmu :)
Posting Komentar